Rora masih bermanja dengan Ruka, ralat. Ruka yang sedang bermanja dengan Rora, tangan Rora merangkul pundak Kakaknya, sedangkan Ruka, ia menyenderkan kepalanya pada bahu Rora. Hingga suara Rora tiba-tiba membuat Ruka mengangkat kepalanya. "Kak Ruka..."
"Kenapa Ra?"
"Boleh gak Kak kalau Bunda ada di Rumah, adek jangan nginep dulu? atau hukumannya diganti Kak. Pokoknya jangan sampai adek ketemu Bunda." ucapan Rora membuat Ruka mengerutkan dahinya.
Hari ini memang Bundanya tidak ada di rumah, lagi. Entah sengaja atau memang kebetulan.
"Rora gak suka adek ketemu Bunda?" tanya Ruka dengan halus.
Rora mengangguk pelan, ia tidak bisa menutupi kesedihannya. "Kasian adek." ucapnya pelan.
Ruka mengubah posisinya menjadi berhadapan dengan Rora, kedua tangannya menggenggam tangan adiknya. "Coba bilang sini sama Kakak Ra." ucap Ruka menatap dalam pada Rora.
Rora terdiam, Ia berpikir sejenak. Dirinya tidak bisa memberi tahu pada Ruka mengenai Mina dan Chiquita. Namun sepertinya Ruka akan mengerti tanpa Rora ceritakan lebih rinci.
"Aku cuman gak tega sama Adek. Adek cuman mau perhatian dari Bunda."
Ruka mengangguk mengerti, ia paham betul perasaan Rora, ia juga merasakan hal yang sama.
"Kakak ngerti maksud kamu Ra. Tapi kita juga harus inget, adek udah melakukan hal yang fatal, kamu ingetkan Chiquita jatuh dari motor? itu bahaya loh, adek perlu dikasih peringatan." ucap Ruka, membuat Rora mengangguk.
"Aku ngerti Kak, tapi Kakak bisa aja ganti hukuman Adek." ucap Rora, apapun hukumannya asal jangan biarkan Adiknya bertemu dengan Mina.
Ruka kembali menggelengkan kepalanya. "Kakak yakin ini hukuman yang terbaik buat Adek." ucap Ruka membuat Rora menatap mata Ruka dengan sorot kecewa.
"Ra, Kakak punya alesan. Ini bukan hanya sekedar hukuman buat Adek. Kalian berdua masih kecil, kalian masih butuh banyak kasih sayang. Kami semua disini gak bisa nyamperin kalian kesana, kamu tau kan sebenci apa Bunda kalau tahu Kakak sama yang lain datang ke rumah ayah? hanya ini yang bisa kami lakuin. Walaupun cuma ketemu, makan, dan tidur bareng. Itu bener-bener berarti banget buat kami." jelas Ruka, membuat Rora terdiam.
Memang benar yang diucapkan Ruka, ia dan adiknya sangat butuh kasih sayang. Keduanya merasa tidak mendapatkan itu dari Yesung dan Yuji.
Memang tak bisa dipungkiri bahwa dirinya merasa cukup bahagia berada di Rumah ini. Ruka membawa Rora kedalam pelukannya. "Percayain semuanya sama Kakak, kamu tenang aja."
°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
"Bunda hari ini gak pulang Kak?" tanya Chiquita pada Pharita.
Pharita menggelengkan kepalanya, ia ikut terduduk dikasur miliknya. "Maafin Bunda ya dek, setiap kesini bunda gak ada terus."
Chiquita menangkap rasa sedih dari raut wajah Pharita. Oh ayo lah sekarang bukan waktunyaa bersedih, lagipula ia tidak mengharapkan bundanya.
"Kakak sama Kakak-kakak lain udah sangat cukup buat aku." ucap Chiquita membuat Pharita tersentuh. Tangannya terulur mencubit pipi Adiknya pelan.
"Siapa yang ngajarin sih omongannya manis gini?" tanya Pharita gemas.
Chiquita tersenyum, jika biasanya ia akan kesal saat seseorang mencubit pipinya. Kali ini tidak apa-apa untuk seorang Pharita.
"Gak ada, itu real dari hati." ucapnya lagi membuat Pharita semakin gemas, ah kenapa ia harus berjarak dengan adiknya, Pharita ingin menyaksikan kegemasan ini sepanjang waktu.
"Adek udah makan belum?" tanya Pharita, ia lupa menanyakan hal ini pada Chiquita dan, Rora. Ia baru ingat dirinya belum menemui adiknya satu lagi.
"Udah, tadi disuapin sama Kak Rora." jawab Chiquita.
"Pinter. Kalau Kak Rora udah makan juga?" tanya Pharita lagi.
Chiquita mengangguk. "Udah, tadi kita satu piring berdua."
Pharita kembali mengulum senyumnya. "Ah lucu banget adik-adik Kakak. Tapi kalian makannya banyak kan?"
Chiquita mengangguk semangat. "Banyak dong! lagi puber soalnya."
"Siapa tuh yang lagi puber?"
Sontak, keduanya menoleh pada suara tersebut. Ahyeon. Tiba-tiba masuk begitu saja ke dalam kamar Pharita.
"Kaget tau yeon, ketuk dulu." tegur Pharita pada Ahyeon.
Yang ditegur hanya cengengesan tidak jelas. "Iya maaf ya Kak. Soalnya aku gak sabar banget mau peluk anak yang lagi puber." ucap Ahyeon sambil menatap jail pada Chiquita.
"Kenapa sih? orang bener lagi masa puber." ketus Chiquita.
"Iya-iya tau kok. Sini peluk Kakaknya dong."
Ahyeon berjalan mendekati Chiquita sambil merentangkan tangannya. Dengan malas Chiquita membalas pelukan Kakaknya, Sebenarnya ia juga rindu Kakaknya, tapi karena sudah digoda duluan jadinya malas.
"Adik aku jangan dulu puber dong! Kamu masih bayi tau. Jadi dewasa gak enak loh dek."
"Oh, I know." Chiquita melepas pelukan Kakaknya, ia menatap Ahyeon yang menatapnya kebingungan.
"Takut tambah dewasa takut aku kecewa a- a- a- a."
Sepenggal lagu yang Chiquita nyanyikan, ditambah dengan lirik akhirnya, membuat Ahyeon tertawa keras sambil menepuk kedua tangannya, apalagi ditambah raut wajahnya Chiquita yang terlihat serius menyanyikan lagu itu.
Chiquita hanya terkekeh melihat Kakaknya tertawa, hatinya menghangat. Ia kembali memeluk Kakaknya.
Sedangkan Pharita hanya menggeleng melihat kedua adiknya, ia bangun dari duduknya menatap kedua adiknya yang enggan melepas pelukan. Sepertinya Chiquita sudah tidak kesal, buktinya ia sangat erat memeluk Ahyeon sembari mendusel pada Kakaknya itu.
"Kakak nyamperin yang lain dulu ya, kalau kalian keluar tolong tutup lagi pintunya." ucap Pharita yang dibalas gumaman Ahyeon.
Pharita berjalan menuju ruang tengah, semuanya berkumpul disana, kecuali Chiquita dan Ahyeon tentunya.
"Rora." panggil Pharita.
Rora yang sedang menidurkan kepalanya dipaha Asa, sontak bangun dan langsung memeluk erat Kakaknya.
"Kakak princess Pharita, Princess Aurora kangen banget."
Pharita tersenyum geli mendengar tutur kata adiknya. Kenapa hari ini kedua adik bungsunya sangat menggemaskan ya?
Setelah puas berpelukan, Pharita menangkup kedua pipi Adiknya. "Mau Kakak masakin apa?" ucap Pharita.
Rora tampak berpikir sejenak sebelum ia mengangguk. "Apa aja deh bebas, tapi nanti aga siangan. Aku masih kenyang."
Pharita juga mengangguk, ia tahu Adiknya sudah makan, tadi kan ia tanya pada Chiquita. Namun ia ingin saja menawari adiknya, karena memasak makanan adalah salah satu caranya untuk menunjukkan kasih sayang.
see u besok, soalnya ada yg ulang taun🤜🏻🤛🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
WHERE'S HOME?
Fiksi Penggemar[Selesai] Dua adik terkecil harus berpisah dengan kelima Kakaknya, hidup bersama dengan Ayah dan Ibu tirinya. Dan bagaimana ketujuh saudari itu masih bisa saling berhubungan meski dalam rumah yang berbeda? ; belum direvisi plss, maafin masih beranta...