05

1K 60 1
                                    

kenzi bergedik ngeri "lo apaan sih?!! ikut campur urusan orang mulu perasaaan!!" kenzi mengambil beberapa makanan yang arfan beli dan mulai beranjak pergi meninggalkan zovan yang tengah terbakar api cemburu

kenzi berjalan dengan mulutt penuh pentol yang membuat pipi nya menggembung lucu , sesekali ia melirik ke segerombolan anak basket yang sedang duduk dilapangan , badan mereka tampak kekar dan berotot membuat kenzi berdecak kagum

"kenapa melirik mereka ? apa badan saya kurang menarik untuk kamu lirik?" celetuk zovan yang baru saja muncul disamping kenzi

kepala kenzi menoleh ke zovan kemudian kembali menatap anak anak basket yang masih duduk dilapangan , zovan yang merasa kesal dengan lembut menarik dagu kenzi agar menghadap ke arah nya "jangan diliatin terus.. saya gasuka..." tuturnya lembut

semburat merah tercetak di pipi gembil kenzi , zovan terkekeh gemas melihat pipi kenzi yang memerah sempurna hingga ke telinga , sedangkan kenzi langsung mengalihkan pandangan nya agar tidak menghadap langsung ke arah zovan

zovan menyampingkan babyhair kenzi kemudian kembali tersenyum "zizi.. coba madep sini" pinta nya pelan

kenzi menggeleng "ogah!! lagian lo siapa ha??!! nyuruh nyuruh" ia mempercepat langkah nya berjalan agar cepat sampai dikelas

.
.
.
.

bel pulang berbunyi , kenzii keluar dari gerbang dan berjalan lesu.. entah kenapa kenzi sedang tidak ingin langsung pulang , ia berjalan kearah sungai

kenzi duduk dibawah pohon mangga yang berada tepat disamping sungai.. kenzi mengambil bebrapa kerikil dan melemparkan kerikil itu kesungai

pikiran nya selalu tertuju kepada saudara kembarnya yang telah lama hilang.. tangan kenzi membuka resleting tas dan mengeluarkan novel beserta buku diary yang belum habis ia baca, perlahan tangan lentik itu membuka diary nya dan menuliskan keluh kesahnya didiary tersebut..

kenzi terdiam memfokuskan pandangan nya ke diary yang ia pegang dengan pahanya sebagai sandaran tulisan "hari ini.. tidak banyak yang membuat diriku bahagia.. semuanya menyebalkan.. kecuali risaa.. terkadang aku berpikir bahwa kenza masih bisa kutemukan.. tuhan.. aku lelah mencari kenza kesana kemari.. berusaha mendapatkan informasi yang akurat tentang keberadaan kenza.. namun sepertinya takdir tak mau menyatukan ku dengan kembaranku itu.. tidak apa sebenarnya.. tidak apaa... aku masih mempunyai ambu.. untuk kenza.. diamanapun kamu berada.. tunggu aku.. aku akan berusaha menemukan mu" pandangan kenzi menangkap dua ikan kecil yang tengah berenang

ia tersenyum sendu "lihat lah ikan itu.. dulu aku dengan kenza juga sering bersama-sama.. hahaha"

kenzi terdiam.. angin sepoi-sepoi menerpa wajah nya ,alunan air sungai membuat hati kenzi tenang.. beberapa burung juga berkicau merdu

"lagi sedih?" kenzo muncul dan duduk bersila disamping kenzi

kenzi menggeleng "nggak! lagi meratapi nasib gue yang ga pernah bahagia doang" ketusnya tanpa menatap wajah  zovan sedikit pun

zovan menghela nafasnya.. tangan nya mengambil satu batu berukuran sedang sembari menatap arus sungai yang tenang "jangan ngomong gitu.. kamu masih punya ambu kamu kan ? , harusnya kamu bersyukur karena kamu masih diberi kesempatan untuk tinggal bersama ambu.. ambu nenek yang kuat.. pasti ambu juga sumber kebahagiaan kamu kan , zizi ?" ucap zovan kemudian melemparkan batu yang ia bawa ke dalam air sungai hingga membuat suara air yang indah

setan ganteng END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang