Sejak pertemuan mereka di kelas tadi membuat lelaki itu jadi tidak tenang. Banyak sekali yang ingin ia bicarakan dan tanya padanya. Ia juga penasaran dengan maksud perasaannya akhir-akhir ini.
Lelaki itu menyusuri sekolah mencari keberadaannya. Mencoba mencari di kemungkinan yang ada.
Hingga ia menemukannya di kantin sekolah.
Ya, harusnya ia memang ke sini sejak tadi. Semua siswa pasti mengisi waktu istirahat dengan makan.
Lelaki itu duduk di sampingnya menopang dagu di atas meja dan menatapnya lekat. Tidak ada yang berubah, ia masih sama.
Ia kemudian menatap ketiganya yang melotot melihatnya tiba-tiba melakukan itu. Ia hanya tersenyum senang karena merasa di sambut. Pesonanya memang selalu membuat orang membeku, ya '?'
"Kenapa cowo brengsek itu ada di sini? Dia udah gila ya?!" Kata Cassandra kesal. Ia membuang muka melihat ke arah lain. Ia muak dan sangat marah melihat wajah lelaki itu.
"Prince?" Gumam Clarissa
"Gua pikir lo pura-pura nggak kenal tadi, waktu di kelas." Lelaki itu tersenyum mendengar Clarissa menyebut namanya. "Gua nggak nyangka kita bakal ketemu lagi." Ucapnya semakin menatap lekat.
"Lo kenal cowo brengsek itu?" Cassandra melotot terkejut ketika Clarissa terdengar akrab dengan Prince.
"Ya, dia yang bantu gua waktu di LA." Clarissa dan Angga saling menatap. Clarissa masih bingung kenapa dia harus merahasiakan soal Prince pada Cassandra tapi sekarang gadis itu sudah tahu, kan. "Kalian saling kenal, ya?" Tanyanya berusaha mencari tahu alasan Angga menyuruhnya tutup mulut waktu itu.
"Nggak!" Kata Cassandra cepat. "Yuk pergi dari sini. Di sini nggak enak ada setan." Cassandra bangkit dari duduknya menatap Prince sinis dengan ujung matanya.
"Gua cuma mau nyapa Clarissa. Lagian dia punya utang balas budi sama gua, kan? Gua yang bantu dia selama di Amerika."
"Jadi lo tinggal di rumah cowo sialan ini?!" Amarah Cassandra tampak hampir meledak saat ini. Ia melotot menatap Clarissa dan Angga bergantian.
Hal seperti ini tidak di ketahui olehnya?
Clarissa harusnya menceritakan ini padanya. Kenapa dia tidak mengatakan kalau yang membantunya adalah Prince.
Baiklah, Cassandra tidak bisa menyalakan Clarissa sepenuhnya. Itu sebagaian juga salahnya karena tidak bertanya siapa pemilik rumah yang Clarissa tempati, atau siapa nama orang yang membantunya.
Terlebih lagi, Clarissa tidak begitu tahu masa lalu Cassandra sewaktu SMP.
Tapi Angga, lelaki itu tahu. Ia tahu semuanya. Kenapa dia tidak mengatakan apapun soal Clarissa di bantu oleh Prince. Dia yang menjemput Clarissa waktu itu. Tidak mungkin jika Angga tidak tahu kalau Prince yang membantu Clarissa.
Apa Angga sengaja melakukan ini padanya? Cassandra kini menatap Angga kesal.
"Angga harusnya lo lebih terbuka sama pacar lo." Kata Prince melihat tatapan Cassandra yang penuh pertanyaan.
Gadis itu tidak bisa menyembunyikan rasa kecewanya, ia selalu seperti itu.
"Nggak usah ikut campur." Angga menatap Prince tajam.
"Kalau gitu jangan ikut campur urusan gua sama Clarissa."
Sejak tadi orang-orang bisik-bisik menatap meja mereka. Keributan yang mereka buat jelas mengambil perhatian banyak orang.
Terlebih lagi ketiganya memiliki pengaruh yang besar di sekolah. Dan rumor-rumor mengenai ketiganya yang saling berkaitan.
Sama dengan yang lain, lelaki itu juga menatap ke empatnya. Ia mendengar semuanya membuatnya sangat tertarik. Ada mainan baru untuknya.
***
Setelah perdebatan tadi di kantin keduanya jadi merasa sangat aneh. Semua orang menatap mereka seperti bertanya-tanya apa yang terjadi.
Cassandra yang masih kesal tidak bisa membiarkan hal ini terus-terusan terjadi. Clarissa tidak tahu apa yang terjadi padanya, tapi Cassandra tahu.
"Dengar ya!"
"Gua tahu lo satu kelas sama dua cowo gila itu, tapi lo tetep harus menjauh dari mereka. Sebisa mungkin jangan berurusan sama mereka." Kini mereka saling berhadapan, Cassandra menatap sahabatnya penuh pengertian.
"Reano itu cowo bermasalah. Dia bukan cowo yang baik, brandal, ngerokok di sekolah, suka mainin cewe."
"Sedangkan cowo brengsek di kantin tadi. Argh gua paling benci sama dia. Pokoknya dia bukan orang baik, dia orang yang berbahaya."
Cassandra mengenal keduanya lebih lama dari Clarissa. Ia tahu betul bagai mana mereka. Kehidupan mereka sangat menyeramkan dan gila. Cassandra tidak ingin jika sahabatnya harus terjebak oleh keduanya. Sebelumnya sudah pernah ada korban.
"Prince?" Tanyanya memastikan 'cowo brengsek' yang Cassandra maksud.
"Dia baik Cassandra. Prince yang bantu gua waktu Dean ambil semua uang gua. Dia juga bawa gua-" Gadis itu tidak henti-hentinya meyakinkan Cassandra.
Harus dengan cara apa lagi ia memberitahu Cassandra mengenai kebaikan Prince dan keluarganya.
Clarissa yakin Cassandra hanya salah faham pada lelaki itu. Mungkin karena Prince menyebalkan jadi Cassandra salah faham.
"Pokoknya lo harus jauh-jauh dari mereka berdua. Ini demi kebaikan lo." Final Cassandra sebelum ia pergi. Arah kelas mereka berbeda, jadi Cassandra dan Clarissa berpisah di sana.
Gadis itu lelah mendengar Clarissa terus membelanya. Cassandra yakin, jika Clarissa tahu bagaimana Prince yang dia kenal, gadis itu tidak akan bisa mengatakan apa-apa lagi.
Ia juga malas jika harus membahas kedua lelaki itu. Sangat menyebalkan.
Clarissa hanya bisa membuang nafas pasrah sambil melihat kepergian Cassandra. Kenapa Cassandra sangat kesal, padahal Clarissa hanya menyatakan pendapatnya.
Selama Clarissa mengenal Prince, lelaki itu cukup baik. Dia membantunya walau ia sedikit menyebalkan dengan cara bicaranya.
Kadang-kadang Clarissa juga mengabaikan lelaki itu karena bersikap aneh.
"Mau ke kelas?" Ucap seseorang tepat di telinga Clarissa membuyarkan lamunannya.
Ternyata Prince. Baru saja ia memikirkannya, lelaki itu sudah datang. Ia tersenyum sempurna, seperti pria baik.
"Gua kaget banget lo sekolah di sini. Gua pikir lo dia Los Angles." Katanya sambil kembali berjalan menuju kelas. Mereka jalan berdampingan seperti sebelumnya.
"Jadi lo sama Kak Lyodra sebenarnya menatap di Indonesia?" Lanjutnya kini menatap lelaki itu sembari berjalan.
"Nggak, cuma gua. Lyodra di Los Angles."
"Jadi lo tinggal sendiri?" Tanya Clarissa sedikit terkejut. "Atau sama ibu lo?" Matanya kini menyipit, berusaha menyelidik.
"Sendiri."
"Huh? Lo tinggal sendiri? Nggak takut?"
"Dih, lo pikir gua anak cengeng yang nggak bisa di tinggal sendiri? Lagian ini tanah kelahiran gua, ngapain takut. Emang lo yang ke negara orang modal nekat."
"Istt nyebelin." Clarissa menatap Prince kesal, sepertinya Cassandra benar. Gadis itu melangkah lebih cepat meninggalkan Prince.
Prince tertawa sambil berusaha mengejar langkah Clarissa. Gadis itu sangat lucu saat seperti itu. Wajahnya memerah karena kesal.
Sejak tadi semua orang menatap keduanya. Di hari pertama Clarissa menciptakan banyak gosip karena sering tertangkap bersama siswa-siswa paling kaya dan sulit di ajak berteman. Seperti Prince dan Reano.
Mereka yakin Clarissa juga bukan orang sembarangan. Pasti ia anak dari orang kaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa Putih Abu-Abu
Подростковая литература"Cinta itu cuman bisa menghancurkan hidup semua orang." "Kalau lo emang enggak percaya cinta kenapa lo bersikap seolah-olah akan melewati semuanya dan melawan dunia bersama?" **************** Cerita ini mengisahkan siswa yang memiliki latar belakang...