Mobil Angga melaju memasuki area salah satu hotel mewah di tengah kota. Selama di perjalanan Angga maupun Clarissa tidak banyak bicara karena merasa canggung. Angga mematikan mobilnya ketika tiba parkiran hotel itu. Mereka turun dari mobil, Lelaki itu dengan sigap menurunkan koper Clarissa dari bagasi.
"Ayo, ikut gua." Ucap Angga sambil mendorong koper milik Clarissa.
Clarissa hanya diam mengikuti langkah Angga dari belakang. Hotel ini sangat indah dan mewah membuat pandangan Clarissa tidak bisa diam melihat sekelilingnya.
Rumah Prince bahkan hampir sama bagusnya dengan hotel ini. Mewah dan elegan.
Saat masuk ke dalam lift ponsel Angga berdering. Pria itu mengeluarkan ponsel dari sakunya dan melihat siapa yang menelfon. Melihat nama yang tertera di sana membuat senyumnya mengembang sempurna.
"Iya, kenapa sayang?" Kata Angga menempelkan benda pipih itu di telinganya dengan senyum yang masih sama.
Clarissa menoleh menatap Angga, mendengar perkataan dan senyum lelaki itu ia bisa menebak siapa yang menelfon.
"..."
"Iya sabar, ini udah di hotel. Aku udah jalan ke sana bareng Clarissa."
"..."
"Aman, kok tenang aja." Angga langsung mematikan telfonnya bersamaan dengan pintu lift terbuka.
Angga menuntun Clarissa melewati lorong sepi itu. Lalu kemudian berdiri di depan pintu kamar yang sudah ia ketuk. Tidak menunggu lama, seseorang dari dalam membuka pintunya.
"Clarissa!" Teriak Cassandra girang melihat sahabatnya.
"Gu kangen banget sama lo." Wanita itu segera memeluk Clarissa erat. Sudah lama sekali rasanya mereka tidak bertemu, Cassandra merindukan saat mereka bersama.
"Gua juga kangen." Tanpa sengaja Clarissa meneteskan air matanya setelah mengatakan kalimat itu pada Cassandra.
"Lo gimana selama tinggal di sini?" Tanya Cassandra melepaskan pelukannya menatap wajah Clarissa.
"Eh, kok nangis?" Jelas Cassandra terkejut melihat Clarissa tiba-tiba saja berderai air mata. Ia merasa cemas ketika Clarissa menangis seperti ini.
"Gua senang. Gua senang ketemu lo, gua senang lo ada di sini. Gua senang punya sahabat kayak lo. Gua senang kenal lo." Ucap Clarissa berusaha menahan air mata dan isaknya. Ia harusnya bahagia, bukan seperti ini.
"Ih apaan sih."
"Sini masuk dulu." Cassandra menarik Clarissa masuk karena sejak tadi mereka masih berdiri di depan pintu.
Cassandra menarik tangan Clarissa untuk duduk di sofa panjang yang ada di kamar itu. Angga menyodorkan segelas air putih yang baru ia tuang kepada Clarissa. Gadis itu langsung meminumnya. Angga kembali duduk di sofa dan membaca buku astronominya.
"Oke, sekarang gua mau dengar cerita lo. Lo di sini tinggal di mana? Sahabat kecil lo ngapain lo waktu itu?" Tanya Cassandra setelah Clarissa menaruh gelasnya di meja. Mereka kini duduk bersebelahan.
Clarissa menarik nafas panjang mendengar pertanyaan terakhir Cassandra. Hati Clarissa rasanya sangat sakit mengingat hari itu. Bagai mana Dean memperlakukannya dan bicara padanya benar-benar menyayat hati.
Clarissa meyakinkan perasaannya lalu menceritakan semuanya pada Cassandra. Mulai dari saat dia pergi ke rumah lama sahabatnya hingga mereka bertemu di supermarket. Clarissa menceritakan semuanya dengan sangat jelas.
Menceritakan bagai mana kenyataan tidak berjalan seperti yang ia harapkan.
Bagaimana perubahan mengerikan yang di lihat Clarissa. Ia benar-benar syok melihat itu, rasanya ia masih tidak percaya pria lembut sepertinya berubah menjadi sekasar itu.
"Beneran dia ngomong gitu ke lo?" Tanya Cassandra memastikan, matanya kini melotot tak percaya. Clarissa kembali mengangguk mengiyakan pertanyaan Cassandra.
"Brengsek! Dia pikir dia secakep apa sampai berani ngomong gitu. Yang ada lebih tampan Angga kemana-mana."
Perkataan Cassandra barusan membuat Angga tersenyum seraya menggelengkan kepalanya tidak percaya. Kenapa Cassandra benar-benar sangat lucu. Itu membuat Angga sangat menyayangi gadis itu.
"Tapi beneran gua kesel banget dia gitu ke lo. Emang bumi ini punya dia samai dia bisa se-sok itu." Lanjut Cassandra melihat Clarissa menganggapnya sedang bercanda karena menggoda Angga.
"Angga!" Mendengar namanya di panggil, lelaki itu segera mengangkat kepalanya menatap Cassandra.
"Aku mau kasih perhitungan sama cowo sialan itu, kamu bisa kan bantu aku?" Kata Cassandra tampak serius.
"Tapi buat apa? Itu nggak akan bantu."
"Aku mau dia minta maaf ke Clarissa." Kekeh Cassandra. Menurutnya melukai Clarissa sama saja melukainya dan mencari masalah dengannya. Apalagi tadi Clarissa sempat menangis.
"Oke, kalau kamu pengen itu." Akhirnya Angga menaruh bukunya dan bangkit dari duduknya.
"Nggak perlu. Gua nggak perlu maaf dari dia kok, gua juga nggak mau memperkeruh suasana." Ucap Clarissa menghentikan langkah Angga. Pria itu berbalik menatap Clarissa dan Cassandra. Menunggu keputusan berikutnya.
"Gua nggak mau ketemu dia lagi, dan gua juga senang karena di balik musibah itu gua bisa ketemu sama orang baik."
"Orang yang buat gua percaya kalau akan selalu ada hal baik di setiap apapun yang terjadi." Angga menatap Clarissa iba dan sediit was-was. Khawatir jika Clarissa melupakan amanahnya tadi.
"Dia yang bantu lo? Lo tinggal di rumah dia selama ini?" Clarissa mengangguk sebagai jawaban.
"Udah, gua udah ceritain semuanya. Gua nggak mau ingat itu lagi, gua mau pulang ke indonesia tanpa membawa kenangan buruk itu." Ucap Clarissa menenagkan Cassandra. Gadis itu terlihat masih tidak terima Clarissa membiarkan lelaki brengsek itu lolos.
"Bagus, gimana kalau sekarang kita ngisi waktu dengan belajar. Sandra belum baca buku kan hari ini? Soal yang aku kirim juga belum di kerjain."
"Ck!" Cassandra berdecak sebal lagi-lagi Angga membahas pelajaran.
Tidak ada hari tanpa belajar, ia pasti selalu menyempatkan diri untuk mengerjakan soal atau sekedar membaca buku. Begitulah Angga, entah apa yang ada di otaknya. Tapi dia juga bukan tipe yang kutu buku seperti bayangan kalian, hanya hobi belajar.
"Siapa coba yang liburan malah bawa buku." Ejek Cassandra pada kekasihnya itu. Lelaki paling aneh yang pernah Cassandra temui.
"Aku." Jawab Angga bangga.
"Kamu tuh emang aneh. Aku sama Clarissa nggak mau belajar, kita mau jalan-jalan. Capek tau otaknya belajar terus."
"Ayolah, libur dulu belajarnya. Kita keliling nikmatin Los Angeles. Kapan lagi bisa ke sini." Cassandra mulai merengek, sejak mereka tiba Angga seperti tidak ingin jalan-jalan.
"Oke, belajarnya di tunda sampai balik ke indo."
"Yeyy." Cassandra memegang tangan Clarissa seraya melompat-lompat kecil. Ia sangat bersemangat dan tidak sabar melihat ke indahan Los Angeles.
Sebenarnya sebelum ke sini Cassandra sudah sempat mencari tempat yang paling wajib ia kunjungi.
"Tapi janji, nanti di kerjain, nggak banyak alasan." Kata Angga sebelum mereka benar-benar keluar dari kamar itu.
"Iya."
Di cuaca yang terbilang cerah ini, mereka menghabiskan waktu bersama mengelikingi kota Los Angeles. Berburu kuliner dan pergi ke tempat-tempat yang sedang viral. Cassandra dan Clarissa sangat bersenang-senang hari ini. Begitu juga dengan Angga, melihat Cassandra begitu bahagia membuatnya ikut terbawa dengan senyumnya.
Los Angeles memang seperti yang orang-orang katakan. Ibu kota hiburan dunia, bukan hanya hiburan yang berbasis industri film tapi banyak yang bisa mereka rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa Putih Abu-Abu
Genç Kurgu"Cinta itu cuman bisa menghancurkan hidup semua orang." "Kalau lo emang enggak percaya cinta kenapa lo bersikap seolah-olah akan melewati semuanya dan melawan dunia bersama?" **************** Cerita ini mengisahkan siswa yang memiliki latar belakang...