01. Awal Dari Segalanya

39 11 4
                                    

Bruk!

Seseorang baru saja menabrak bahu Clarissa dari belakang. Pria itu terjatuh ke aspal. "Maaf, maaf apa lo baik-baik aja?" Clarissa berusaha membantu pria itu berdiri dari duduknya.

Pria itu melihat Clarissa beberapa saat lalu melihat ke belakang dan buru-buru berdiri.

"Tangkap dia!" Suara teriakan dari belakang Clarissa membuatnya berbalik dan melihat siapa yang berteriak.

Terlihat pria yang juga menggunakan seragam sekolah berlari kearahnya dan menunjuk pria yang ada di sebelahnya. Sebelum Clarissa memegang tangan pria di sebelahnya pria itu sudah lari lebih dulu.

Pria berseragam itu berhenti di samping Clarissa dan tampak sangat ngos-ngosan. "Kenapa lo nggak tangkep?" Pria itu menatap Clarissa kesal.

"Maaf." Ucap Clarissa merasa bersalah.

"Sial, benar-benar enggak berguna." Pria itu memberikan jaket yang ada di tangannya dengan kasar lalu berlari mengejar pria tadi. Clarissa menatap punggung pria berseragam yang mulai menjauh. Lalu, ia kembali sadar dengan jaket bomber berwarna gunmetal di tangannya.

"Oi jaketnya!" Clarissa meneriaki pria seragam yang masih terlihat di depannya. Namun, pria itu tidak mendengarnya dan terus saja berlari.

"Kenapa dia ngasih jaketnya dan terus mengejar pria tadi padahal sudah tertinggal cukup jauh, dasar aneh." Gumam Clarissa.

Takut terlambat Clarissa kembali melanjutkan perjalanannya menuju tempat kerja dengan membawa jaket itu di tangannya. Tak terasa ia sudah hampir sampai di tempat kerja. Dari kejauhan tampak wanita yang familiar duduk di depan supermarket.

"Kok lo ada di sini? Nggak balik." Clarissa heran dan sedikit terkejut Cassandra bagaimana dia bisa sampai sebelum dirinya.

"Di mana ponsel lo? Gua berusaha hubungin lo sejak tadi, gua sudah nunggu lama di sini. Tunggu, kenapa lo masih pake jaket itu? dimana jaket yang kuberikan?" Cassandra tampak melipat tangannya di depan dada dan terlihat kesal. Wanita itu bangkit dari duduknya saat dia menyadari Clarissa tidak menggunakan barang yang ia berikan dan tampak lebih kesal dari sebelumnya.

"Apa itu di tanganmu? ini bukan jaket yang gua kasih, kan? Seingat gua enggak seperti ini, ini seperti jaket pria dan bukan selera gua." Lanjutnya sambil mengamati jaket itu.

"Tadi gua ketemu dua pria saling kejar-kejaran di jalan ini jaket milik salah satu pria itu." Clarissa menarik kursi di sebelahnya lalu mendudukinya.

"Jadi lo ngapain ke sini? Ngomong-ngomong jaket yang tadi lo kasih aku suka." Lanjutnya menampilkan senyum manisnya.

"Gua cuman pengen tau seberapa lo suka jaketnya, ternyata lo enggak berubah. Karena itu gua udah mutusin untuk mengadakan hari Clarissa dan Cassandra minggu depan." Cassandra tampak bersemangat dan antusias.

Sejak tadi Cassandra sudah merencanakan banyak hal. Kemana mereka berdua akan pergi, apa yang akan mereka lakukan di sana. Baru membayangkannya saja Cassandra sudah sangat senang dan bersemangat. Cassandra sudah merencanakan liburan sekolahnya tahun ini.

"Minggu depan?" Tanya Clarissa memastikan dan di jawab anggukan oleh Cassandra. "Lusa gua mau ke LA, gua udah rencanain ini lama. Maaf gua baru kasih tau lo hari ini." Lanjut Clarissa merasa bersalah.

"Lo mau liburan ke LA tanpa gua?" Cemberutnya sambil melipat kedua tangan di depan dada.

"Gua mau pergi bertemu dia dan mungkin nggak akan balik kesini lagi. Besok gua bakal pergi ke bank buat menukar uang dan mengambil semua yang tersisa."

"Jadi lo bakal pergi cari sahabat lo dan ninggalin sahabat lainnya?" Cassandra tampak kesal dan serius. Saat ini ia benar-benar merasa sakit hati mendengar perkataan Clarissa.

Masa Putih Abu-AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang