25. Cerita Naura

10 3 2
                                    

Akhirnya kelas hari ini selesai. Semua siswa bernafas lega saat guru mengakhiri kelas hari ini. Beberapa siswa tampak lelah karena sudah hampir seharian belajar dan beberapa lagi tampak lebih semangat, berbeda saat masih belajar tadi.

Clarissa merapikan mejanya, ia harus cepat karena harus ke Cafe. Saat ingin memasukkan kotak pensilnya Clarissa melihat ada pesan masuk di ponselnya. Lagi-lagi dari Reano.

Reano

Kerjain semua tugas gua, bukunya ada di meja gua.

Membaca pesan itu membuat Clarissa sedikit terkejut. Clarissa jelas tidak mau memalukannya. Itu kewajiban Reano, ia harus mengerjakannya sendiri.

Clarissa

Nggak mau, itu kan tugas lo.

Kerja sendiri.

Balas Gadis itu menolak.

Reano

Itu artinya lo siapa ganti jaket gua.

Ia hanya bisa membuang nafas pasrah membaca pesan itu. Reano memang lelaki yang cerdas, ia benar-benar memanfaatkannya dengan sangat baik. Clarissa berbalik mencari keberadaan buku lelaki itu.

Tanpa sadar mulut Clarissa terbuka melihat tumpukan buku itu. Lelaki itu sedang mengerjainya atau memang tugasnya sebanyak itu. Selama ini Clarissa mencuri-curi waktu untuk mengerjakan tugasnya agat tidak menumpuk, tapi sepertinya Reano baru saja menumpuk tugasnya. Tugas Clarissa, ya sekarang itu jadi tugasnya.

Reano yang malas mengerjakan tugas, Clarissa yang kena batunya.

Gadis itu bangkit dari duduknya mengambil tumpukan buku di meja Reano. Reano benar-benar akan menyusahkannya. Melihat itu Naura jadi bingung, kenapa Clarissa memasukkan semua buku itu ke dalam tasnya.

"Itu buku siapa banyak banget?" Tanya Naura penasaran.

"Bukunya Reano." Jawab Clarissa santai, memakai tas ranselnya.

"Reano? Kenapa lo yang bawa, banyak banget lagi." Jelas itu sangat membingungkan. Clarissa dan Reano sudah sedekat ini padahal mereka baru saja bertemu.

Clarissa samai membawakan buku lelaki itu, sangat manis.

"Nggak papa, abaikan aja." Kata Clarissa berjalan beriringan dengan Naura keluar kelas. Di kelas ini, baru Naura yang begitu dekat dengannya. Mungkin karena Clarissa lebih sering bersama Cassandra.

Naura hanya mengangguk mengerti. Sebenarnya banyak sekali yang ingin ia tanyakan pada Clarissa. Clarissa teman sebangkunya tapi mereka tidak begitu saling mengenal.

Clarissa seperti sangat tertutup dan tidak begitu tertarik menceritakan kehidupannya. Ia juga lebih sering bersama Cassandra dari pada dirinya.

"Clarissa, gua boleh tanya sesuatu, nggak?" Tanya Naura ragu-ragu. Ia tidak bisa menahan rasa penasarannya lagi.

"Boleh, tanya apa?"

"Soal hubungan lo sama Cassandra. Kok kalian sedekat itu?"

Clarissa tersenyum mendengar pertanyaan Naura. "Gua sama Cassandra sahabat. Kita udah temanan sejak masih SMP." Jawabnya singkat.

"Jadi lo sama Cassandra dulu satu sekolah?" Naura melotot menatap Clarissa terkejut, pantas saja mereka sangat dekat.

"Nggak, cuma kenal dari kita masih SMP." Gadis itu reflek menggelengkan kepalanya.

"Pantesan aja kalian selalu sama, lo pasti tajir juga makanya bisa dekat sama mereka semua." Tebak Naura, bukan hanya dia yang berpikir begitu.

Semua teman kelasnya juga berpikir sama, karena itu tidak ada yang berani mendekati Clarissa. Tidak ada yang berani berteman dengan orang kaya seperti mereka. Mengingat kasta yang berbeda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Masa Putih Abu-AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang