15. Perasaan Macam Apa Ini?

8 4 2
                                    

Pesawat sudah terbang sebelas belas jam. Kini Prince sedang menatap ponselnya. Perasaannya kini sedang campur aduk dan membingungkan. Pria itu tidak mengerti apa yang terjadi dengannya belakangan ini.

Ia jadi sering sekali menatap fotonya bersama Clarissa di Hollywood.

Semenjak gadis itu pergi, ia jadi teringat terus dengannya. Prince tidak tahu kenapa. Padahal sebelumnya ia sangat risih padanya karena terus mengambil gambar. Tapi sekarang ia melihat gambar-gambar yang mereka ambil bersama tempo hari.

Sial, apa gadis itu sudah mengutuknya.

Prince mematikan ponselnya dan menaruhnya. Ia jadi frustasi dengan dirinya sendiri. Kenapa dia jadi seperti merindukan gadis itu.

Pesan masuk membuat Prince kembali menatap ponselnya.

Pesan dari Rachel.

Prince belum menyimpan nomornya tapi dari ketikannya ia tahu betul itu Rachel.

08XXX

Gua udah balik dari Korea.

Kita ketemu di bandara.

Tunggu gua kalau lo udah mendarat.

Lelaki itu hanya membacanya, tidak berniat membalas. Ia dengan terpaksa harus menuruti keinginan Rachel. Karena sebelumnya Malvin sudah menyuruhnya untuk menemuinya.

Prince bukannya tidak suka dengan Rachel, ia hanya malas bertemu dengan gadis itu. Prince memilih memejamkan matanya dan mempersiapkan diri bertemu dengan Rachel yang akan sangat menguras energinya karena sikapnya yang menyebalkan.

***

Prince duduk di menunggu Rachel di salah satu restoran bandara. Mereka sudah janjian untuk bertemu di sana. Sudah setengah jam menunggu, akhirnya Rachel tiba.

"Hai, lo nunggu lama, ya?" Sapa Rachel saat ia tiba. Ia datang bersama satu bodyguard yang membantunya membawa koper-koper.

Dia memikirkan penampilannya yang harus selalu elegan dan cantik. Lagian dia punya uang untuk membayar orang.

"Lo sengaja buat gua nunggu gini?" Ucap Prince sinis melihat Rachel yang tampak santai.

Gadis itu sangat licik dan menyebalkan. Pantas jika Prince mengatakan itu. Penerbangannya bahkan lebih cepat dari dirinya.

"Nggak, lo pikir gua bakal setega itu?" Rachel. Ya memang tadi ia menunggu bodyguardnya di dalam, untuk mengurus koper-kopernya. Tapi itu bukan hal yang Rachel sengaja, itu salah bodyguardnya yang lelet.

"Kita makan dulu baru balik. Lo mau pesan apa?" Rachel segera mengubah topik melihat Prince memasang wajah kesal.

"Kita makan di rumah aja. Gua males lama-lama di sini." Lelaki itu merapikan barang-barangnya lalu menggendong tas ranselnya.

"Kenapa? Pelayannya nggak ramah?" Tanya Rachel.

"Lo yang nggak ramah. Yuk balik." Prince bangkit dan menarik kopernya pergi meninggalkan Rachel.

"Ish Prince! Tunggu!" Rachel berdecak sebal melihat Prince tidak menoleh dan menunggunya. Lelaki itu berjalan di depan Rachel dengan jarak yang cukup jauh. Mereka terlihat seperti orang yang tidak saling kenal.

Prince membuat Rachel kesal sekarang. Apa lelaki itu tidak tahu cara bersikap baik kepada wanita? Ia bahkan meninggalkannya pergi tanpa mengatakan apapun.

Dengan terpaksa ia berdiri di pinggir jalan dengan kopernya, sementara bodyguardnya pergi mengambil mobil. Lihat saja, Rachel akan membalas sikap tidak sopan Prince ini dengan sesuatu yang setimpal atau bahkan lebih.

Masa Putih Abu-AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang