Prince dan Clarissa asik mengunyah makanan masing-masing. Ditengah keheningan antara mereka seseorang tiba-tiba saja datang.
"Prince apa-apaan ini?" Malvin tiba- tiba saja berdiri di antara mereka berdua membuat keduanya menghentikan kegiatannya.
"Ayah? ada apa?" Prince mendekati ayahnya yang masih menatap Clarissa dengan tidak nyaman.
"Siapa gadis itu? apa yang kau lakukan di rumah ku dengannya." Tanya Malvin dengan suara rendah membuat Clarissa tidak mendengar perkataannya dengan jelas.
"Dia Clarissa. Aku dan Lyodra bertemu dengannya di jalan. Dia terkena masalah jadi Lyodra berfikir-."
"Besok Rachel akan pergi ke korea. Antar dia ke bandara, itu akan bagus untuk membuat kalian lebih dekat." Potong Malvin. Ia benar-benar tidak perduli dengan dengan cerita Prince. Malvin pergi entah kemana setelah mengatakan itu pada Prince.
Prince terdiam sesaat lalu berbalik menatap Clarisa. "Terima kasih untuk makan malamnya. Aku sudah kenyang." Ucap Prince lalu pergi entah ke mana.
Clarissa tampak kebingungan dengan apa yang dia lihat barusan. Siapa pria itu. Ia terus bertanya-tanya. Interaksi yang begitu singkat membuat Clarissa susah menebak siapa pria itu.
Tidak ingin berlarut-larut dengan pertanyaan di kepala yang tidak begitu penting. Clarissa merapikan dapur seperti semula lalu kembali ke kamarnya.
Clarissa menyalakan ponselnya. Tertera nama Cassandra di layar ponselnya. Pesan yang begitu banyak membuat senyum Clarissa terukir.
Setidaknya setelah semua yang sudah terjadi, ia masih memiliki Cassandra.
Sahabat baiknya yang benar-benar perduli padanya. Clarissa dengan senang membalas pesan Cassandra.
Hari ini rasanya begitu panjang. Membuat Clarissa merasa begitu lelah. Clarissa merebahkan tubuhnya di ranjang besar dan empuk. Entah kapan terakhir kali Clarissa merasakan kasur yang begitu empuk atau mungkin tidak pernah.
Clarissa menutup matanya mencoba menghilangkan rasa lelahnya dan tertidur.
Clalarissa meregangkan tubuhnya lalu perlahan Ia membuka matanya dan sinar matahari menyilaukan matanya membuat Clarissa refleks mengernyit. Clarissa mengubah posisinya menjadi duduk dan melihat sekitar. Ia kemudian beranjak dari tempat tidurnya. Membuka pintu kamarnya yang mengarah ke kolam renang.
Clarissa memandang sekitarnya. Rumah yang besar tapi kurang penghuni.
Clarissa menutup matanya menghirup angin pagi yang sangat segar masih belum tersentuh polusi.
Clarissa kembali membuka matanya dan tersenyum melihat pemandangan di hadapannya yang menampilkan laut lepas. Sangat indah sampai Clarissa hanya bisa tersenyum sebagai pujian.
Saat Clarissa ingin kembali masuk ke kamarnya. Tanpa sengaja Clarissa mendapati Prince yang sedang berada di balkon kamarnya sedang menatap dirinya. Refleks Clarissa menutupi wajah bantalnya dengan satu tangannya lalu berlari kecil ke kamar.
Clarissa tidak tau sejak kapan Prince berdiri di sana dan kenapa ia menatapnya dengan tatapan seperti itu. Pria itu seperti psikopat yang menatap mangsanya.
Tokk! Tokk!
Ketukan pintu mengagetkan Clarissa menghilangkan pikirannya tentang Prince.
"Clarissa kamu belum bangun? Aku masuk, ya." Ternyata Lyodra yang mengetuk. Clarissa dengan segera membuka pintunya.
"Em, iya kak. Aku udah bangun kok."
"Cepat siap-siap. Kita akan sarapan bersama dulu lalu temani aku bekerja. Kau enggak keberatan kan? Tenang saja ada bayarannya kok."
"Maksud kak Lyodra. Kita pergi bekerja?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Masa Putih Abu-Abu
Novela Juvenil"Cinta itu cuman bisa menghancurkan hidup semua orang." "Kalau lo emang enggak percaya cinta kenapa lo bersikap seolah-olah akan melewati semuanya dan melawan dunia bersama?" **************** Cerita ini mengisahkan siswa yang memiliki latar belakang...