Hari ini Cassandra tidak ada kelas melukis jadi ia akan pergi bersama clarissa ke cafe. Tidak ada hal lain yang bisa ia lakukan selain ke cafe. Setidaknya ia ada teman di sana walaupun akan sering di abaikan oleh Clarissa.
"Organisasi sekolah kita ada banyak loh. Bagus-bagus juga. Lo lihat kan waktu itu?" Ucap gadis itu memukai percakapan. Mereka berada di koridor sekolah menuju gerbang sekolah.
"Lo nggak minat masuk organisasi? Itu bagus untuk nanti kalau udah lulus. Waktunya juga bisa di sesuaikan sama kegiatan lo yang lain jadi bisa masuk dua organisasi sekaligus." Lanjutnya Cassandra menawarkan.
Sekolah ini terkenal dengan prestasinya. Pemenang olimpiade, pemenang lomba organisasi seni, olahraga dan lainnya.
Jika Clarissa masuk satu komunitas sata ia bisa mendapat nilai tambahan yang bagus di rapornya dan juga pengalaman.
Cassandra berharap gadis itu ingin ikut kelas melukis bersamanya. Jika tidak juga tak masalah, asal ia masuk organisasi.
"Nggak bisa, gua kan harus kerja. Nggak ada waktu buat itu." Ucap Clarissa realistis.
Sejak di sekolah lamanya Clarissa tidak pernah masuk hal-hal semacam itu. Ia sudah sangat sibuk dengan pekerjaan paruh waktunya. Ia bahkan suka kewalahan mencari waktu untuk mengerjakan tugas sekolah.
"Tapi bukannya bagus kalau lo ikut satu kegiatan aja. Lo jadi bisa ketemu banyak orang baru dan teman baru."
"Murid baru kayak lo itu harus banyak bersosialisasi biar di kenal guru dan banyak orang."
"Enggak Cassandra. Gua nggak bisa bagi waktu, gua harus kerja."
"Ya, udah. Terserah lo aja." Kata Cassandra pasrah. Jika seperti ini keputusan Clarissa sudah tidak bisa ia ubah.
Gadis itu tidak pernah berubah, ia selalu bekerja keras mencari uang. Apa uang sepenting itu baginya.
"Eh, tunggu bentar." Langkah Cassandra terhenti, padahal mereka sudah hampir sampai di gerbang sekolah.
"Astaga gua lupa." Kini gadis itu menepuk jidatnya dengan telapak tangan. Bagaimana ia bisa lupa hal sepenting ini.
"Tunggu di sini. Gua harus ketemu Angga dulu, ada yang harus gua omongin. Tunggu ya!" Cassandra segera berlari menjauh dari Clarissa. Ia harus segera kembali untuk bertemu Angga.
Clarissa terdiam bingung, apa yang harus ia lakukan sekarang. Gadis itu pergi begitu saja tampak memberitahu kemana ia akan pergi. Dan tidak mengajaknya untuk ikut.
Clarissa hanya diam di sana menunggu Cassandra di sana. Melihat siswa siswi lain yang berjalan keluar gerbang.
"Lo bengong?" Tanya Reano tepat di wajah Clarissa. Entah dari mana lelaki itu muncul, yang pasti ia berhasil membuat Clarissa terkejut dan panik.
Apa semua pria di sekolah ini suka membuat orang terkejut?
"Jangan bengong di sini. Lo ngilangin jalan orang." Lelaki itu memasukkan kedua tangannya di saku celananya.
Clarissa terdiam mematung mengingat ia belum menemukan jaket Reano. Dia tertangkap sekarang. Apa yang harus ia katakan pada lelaki itu.
"Lo ngapain berdiri di sini?" Tanya Reano menaikkan satu alisnya menatap Clarissa bingung.
Gadis itu terlihat menunduk cemas membuat Reano bingung.
"Nunggu Cassandra." Kata Clarissa singkat, padat jelas. Ia bingung harus mengatakan apa. Takut Reano akan membahas soal jaketnya.
"Butuh tumpangan, nggak?" Pertanyaan itu membuat Clarissa mengangkat kepalanya menatap wajah lelaki itu. Apa maksudnya bertanya seperti itu.
"Enggak, makasih. Gua pergi bareng Cassandra aja. Gua nunggu-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa Putih Abu-Abu
Teen Fiction"Cinta itu cuman bisa menghancurkan hidup semua orang." "Kalau lo emang enggak percaya cinta kenapa lo bersikap seolah-olah akan melewati semuanya dan melawan dunia bersama?" **************** Cerita ini mengisahkan siswa yang memiliki latar belakang...