× 17 ×

5K 316 1
                                    

“Kelihatannya lagi ada kabar baik nih. Kamu dari tadi senyum-senyum terus.”

Bukannya menjawab Giri justru terkekeh mendengar paparan Gayatri. Sekarang sudah seminggu lebih ia mengunjungi sang ibu di rumah rehab, dan siapa sangka hubungan mereka perlahan mulai membaik.

Rasa canggung di antara keduanya hilang seiring waktu yang sering mereka habiskan bersama sebagai ibu dan anak.

“Kenapa sih? Kasih tahu dong! Jangan bikin Ibu penasaran gitu!” rengek Gayatri menggoyangkannya sedikit lengan Giri. Ia bahkan mengabaikan rajutan yang tengah dikerjakan.

Iya, hari ini mereka tengah merajut. Giri diajarkan sang ibu bagaimana membuat seutas benang wol saling bertautan untuk membuat bentuk yang ia inginkan, entah itu syal, saputangan, atau bahkan selimut.

Merajut ternyata menjadi kegiatan yang sering Gayatri lakukan selama dirawat di rumah rehab ini beberapa tahun ke belakang. Dan Gayatri senang sekali jika Giri ingin belajar merajut darinya

“Enggak ada kok Bu! Mending rajutannya dilanjut lagi ini,” jawab Giri, berusaha mengalihkan pembicaraan walaupun sepertinya sia-sia.

Gayatri cemberut dan tetap bersikeras memaksa anaknya untuk bercerita.

“Jangan-jangan lagi kasmaran nih!”

Giri tersentak. Ia memalingkan wajahnya yang mendadak merah karena tebakan Gayatri benar-benar telak!

Kekehan keluar begitu saja ketika Gayatri melihat reaksi putra semata wayangnya. Tangannya yang mulai muncul sedikit keriput terangkat untuk mengusap kepala Giri.

“Bener ternyata... Anak Ibu kan ganteng, perempuan mana sih yang nggak mau sama laki-laki lembut kayak kamu?” Gayatri tersenyum, mencoba untuk menggoda Giri lebih jauh.

“Siapa? Lain kali kalo ke sini ajak dia, ya? Ibu mau ketemu perempuan yang bisa bikin kamu jadi kesenengan nggak jelas gini,” ucap Gayatri. Tangannya beralih mencubit pipi milik Giri.

Namun bukan jawaban yang Gayatri dapatkan, melainkan hening karena Giri seketika jadi pendiam. Senyum Gayatri ikut memudar, digantikan kebingungan yang tertera jelas di wajahnya.

“Giri? Kamu kenap—”

“Tunggu ya Bu, nanti Giri cerita lebih banyak soal dia,” potong Giri setelah diam cukup lama. Ia berusaha tersenyum senatural mungkin. Menyamarkan rasa takut dan khawatir yang menghampirinya.

“Memangnya ada apa?”

Giri menggeleng. Masih tersenyum ketika melanjutkan rajutannya yang sempat terabaikan. Giri kembali mengalihkan perhatian dengan bertanya perihal rajutan yang ia buat.

Giri enggan berbicara lebih banyak tentang ‘dia’ yang sang ibu tanyakan sebenarnya bukan perempuan, tapi laki-laki, sama sepertinya. Lebih mengejutkan lagi, laki-laki itu masih berstatus kakak angkatnya sendiri—Samuel.

Bukan karena takut akan reaksi Gayatri, sebagai anaknya Giri justru lebih khawatir. Ia tidak ingin ibu kandungnya kembali mengalami depresi dan mengulangi kejadian yang sama seperti di masa lalu.

Giri akan menunggu sampai keadaan Gayatri membaik, menunggu waktu yang tepat untuk memberitahu segala hal yang sebenarnya terjadi.

𝐆𝐈𝐑𝐈 | BLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang