× 23 ×

2.5K 168 8
                                    

Malamnya Samuel benar-benar membawakan es doger dan martabak telur komplit untuk Giri.

"Makasiiii," pekik Giri riang sambil memeluk leher Samuel dan mencium pipinya sekilas.

"Aku tadi cuman bikin sarden pete sama tumis kangkung, kamu nggak masalah?"

Samuel menggeleng pelan, senyum mengembang sampai matanya ikut menyipit. Mereka lantas memulai makan malam dengan tambahan lauk berupa martabak telor.

Catatan, kedua bujang homo tapi tidak homo ini masih rakyat lokal. Jadi maklum saja kalau mereka menjadikan martabak telor sebagai lauk makan!

Samuel dan Giri memulai makan malam dengan hangat. Sangat berbeda dari sebelumnya, di mana mereka akan melakukan makan malam secara terpisah pada waktu yang berbeda.

"Mending kamu mandi dulu, emang badannya nggak kerasa lengket?" ucap Giri kala Samuel hendak ikut membereskan peralatan makan yang mereka gunakan sebelumnya.

"Habis ini deh, biar lo bisa ikut juga nanti," jawab Samuel sambil berbisik di telinga Giri.

Membuat yang lebih muda seketika merinding begitu mendengar suara beratnya. Dengan segera Samuel mendapat tamparan kecil di bahu oleh Giri yang cepat-cepat menjauh dari tempatnya berdiri.

"A-aku udah mandi tau! Sana cepet! Jangan pake alasan, bau keringat kamu kayak jigong!"

Samuel pura-pura cemberut, dia tiba-tiba kembali mendekati Giri dan memeluknya dengan erat sampai kepala Giri tenggelam di dadanya.

"Ih! Samuel!! Bau tau!!" panik Giri seraya meronta-ronta di dalam pelukan yang lebih tua.

"Biar kita sama-sama bau! Dan biar lo ikut mandi sama gue!"

Giri tetap bergerak tak beraturan, sampai ia memutuskan untuk mengunakan lututnya dan menghantam selangkangan sang kakak.

Menghantarkan sensasi sakit-sakit menangis melalui 'Samuel junior' yang mendapat demage tak terdeskripsikan.

Pelukan Samuel mengendur, seiring dengan tubuhnya yang merosot ke bawah dan berakhir bersimpuh.

"Shhh.." desis Samuel seraya memegangi masa depannya yang terancam tidak bisa diselamatkan dalam balutan celana.

Si pelaku alias Giri, seketika panik. Dia tidak bermaksud sampai membuat Samuel seperti ini.

"Gapapa?! Aduh!! Makanya jangan banyak tingkah kalo disuruh mandi!"

Sambil menahan sakit, Samuel juga mendapat banyak ceramah dari si adik angkat yang merangkap sebagai pacarnya selama hampir setengah jam sebelum benar-benar beranjak mandi.

Dia baru tau kalau sebenarnya Giri banyak omong juga...

××ו×××

"Siapa yang telpon?" tanya Samuel ketika ia baru kembali dari kamar mandi.

"Kak Wendy? Dari tadi ditelpon sampai tiga kali, notif chatnya juga banyak banget," jawab Giri seraya menyerahkan ponsel Samuel.

Yang lebih tua seketika menghela napas lelah. Dia tidak menerima uluran ponselnya dari Giri dan justru berjalan menuju kulkas untuk mengambil air dingin.

"Dijawab aja,"

"Loh? Emang gapapa? Mumpung kamu di sini, ini sekalian aja di jawab."

Samuel tetap cuek, dan memilih minum air dengan tenang. Membiarkan Giri kebingungan, tidak tahu harus berbuat apa dengan benda elektronik yang masih setia bergetar di tangannya.

Namun setelah beberapa detik penuh kegundahan, Giri memutuskan untuk menerima panggilan tersebut. Giri tidak enak dengan penelpon, bisa saja ia hendak menyampaikan sesuatu yang penting pada Samuel.

𝐆𝐈𝐑𝐈 | BLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang