× 25 ×

2.2K 161 6
                                    

Hari-hari berlalu Giri lalui tanpa Samuel. Tidak terasa sudah terlewat lima hari setelah kepergian sang kakak ke Bandung untuk kegiatan BEM dan liburan tipis-tipis.

"Aish! Kitong ni tak ada mo buat acara apa gitu? Sudah libur begini malah jadi pengangguran!" keluh Omar setelah menyeruput ice latte miliknya.

"Belum pengangguran ini, masih simulasi."

Kavi lantas mendapat tamparan maut pada bahunya dari Omar setelah menjawab dengan isi pikiran yang sayangnya cukup benar.

Kedua orang ini tengah mengunjungi tempat kerja Giri untuk sekedar mengisi waktu libur yang terasa seperti berabad-abad karena mereka tengah menanggur tanpa tujuan jelas.

"Gimana kalo kalian bantuin aku kerja di sini?" tanya Giri setelah meletakan refill teh hangat dan bombolone pesanan Kavi, kemudian duduk di sebelah Omar.

"Kita mau liburan Gi! Bukan nguli!"

Ketiga sekawan itu lantas menghela napas berat pada waktu yang hampir berbarengan.

Sore ini hujan rintik-rintik, menyebabkan tidak banyak pembeli yang datang ke bakery shop.

Itulah mengapa Giri bisa sedikit bersantai bersama kedua orang temannya dan ikut pusing tentang rencana liburan mereka.

Maria juga sebenarnya tidak masalah kalau Giri ingin libur beberapa hari, tapi karena dari awal part timernya ini memang tidak punya rencana apa pun, makanya tetap bekerja.

"Bagaimana kalau kamorang ikut pu kampung deng sa?!" tanya Omar antusias, tapi sayangnya tidak ada yang tertarik untuk pergi ke NTT yang jauh dari tempat mereka saat ini.

"Emang paling bener kita pelesiran ke TSM aja,"

"Ngapain pelesiran malah ke mall? Orang pelesiran mah ke luar negeri tau nggak Vi."

Tiga orang sekawan itu kembali menghela napas panjang setelah beberapa detik keheningan.

Semenganggur itukah hidup kalian?

Dan pada akhirnya, baik Giri maupun Omar dan Kavi tidak menemukan ide atau membuat rencana liburan mereka sampai bakery shop Maria harus tutup hari ini.

Mereka berakhir membubarkan diri karena hari telah menjelang sedikit larut. Giri sendiri juga tadi mengusir Omar dan Kavi jika mereka tidak ingin membantunya untuk bersih-bersih.

"Kamu mau ke mana Nest?" tanya Giri kala telah selesai menyapu di ruang makan toko.

Ernest tiba-tiba keluar dari arah dapur toko yang sebenarnya tersambung dengan bagian belakang rumahnya dan Maria.

"Keluar," jawab Ernest singkat seraya berjalan menuju pintu keluar toko sambil menggulung salah satu lengan hoodienya yang kebesaran. 

"Malem-malem gini? Aku anterin ya?"

Ernest menggeleng sebagai bentuk penolakan, lalu membuka pintu dan pergi tanpa mengatakan apa pun lagi pada Giri.

Sementara Giri hanya menghela napas maklum, dia masih belum terbiasa dengan sifat jutek Ernest yang sedingin gunung Everest.

××ו×××

Ketika telah selesai membersihkan dirinya, Giri segera merebahkan tubuh di atas kasur. Ia memutuskan untuk bersantai dengan bermain ponsel, main game sebentar dan membuka sosial media.

Giri iseng hendak melihat-lihat akun Instagram BEM di kampusnya. Siapa tahu ada foto Samuel yang terselip di sana.

Senyum Giri mulai mengembang sering melihat wajah sang kakak yang  lumayan banyak terlihat pada sorotan akun tersebut.

𝐆𝐈𝐑𝐈 | BLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang