× 7 ×

5.9K 436 13
                                    

Previously....

“Maaf... Nggak bisa...”

Kalimat Samuel terputus digantikan dengan dengkuran halus yang kembali terdengar. Menyisakan Giri yang masih tertegun di tempatnya.

××ו×××

Beberapa detik kemudian senyuman terukir jelas di bibir Giri. Senyum yang seakan menyiratkan rasa bahagia dan sedih yang bercampur jadi satu.

Ia kembali memandang wajah kakaknya yang telah tertidur dengan lelap. Tangan Giri terulur meraih salah satu tangan milik Samuel untuk menempelkan punggung tangan yang lebih tua pada keningnya sendiri.

“Nggak bisa? Apa Kak Sam sesulit itu buat nerima aku?” ucap Giri dengan air mata yang sekali lagi menetes.

Hatinya terasa sangat sesak dan sakit. Dulu ia ditinggalkan oleh keluarganya. Sekarang pun, ia tidak diterima oleh keluarganya yang baru.

Apa yang harus Giri lakukan? Dirinya tidak mungkin kuat terus berpura-pura bahwa semua berjalan dengan baik.

Dia hampir mencapai batasnya. Giri lelah terus melakukan segala cara agar mendapatkan pengakuan dari Samuel. Lelah terus berusaha untuk meyakinkan diri sendiri bahwa dia seutuhnya adalah bagian dari keluarga ini.

Meskipun selama sepuluh tahun lamanya Giri tidak pernah merasakan demikian.

××ו×××

Samuel terbangun dengan denyut di kepalanya yang masih terasa. Ia mulai beranjak duduk di tepian kasur sambil memijat keningnya sendiri.

Selama beberapa waktu Samuel terdiam untuk menyesuaikan keadaan dan rasa sakit di kepala. Begitu mereda, pandangannya segera mencari jam yang ada di kamar.

Jarumnya menunjukan angka setengah sebelas. Ternyata dirinya terbangun di kala hari sudah beranjak siang.

Samuel memutuskan bangun dari duduk dan beranjak ke kamar mandi yang ada di lantai bawah. Hendak mandi, membersihkan tubuhnya dari bau alkohol semalam.

Begitu kegiatan mandinya sudah selesai, Samuel segera berjalan kembali menuju kamar. Namun saat melewati dapur ia tidak sengaja berpapasan dengan Rika yang sepertinya juga baru bangun.

“Loh?! Kok ada berondong ganteng di sini?! Apa aku masih tidur, yah? Berarti ini mimpi dong, tapi kok mirip Sam sih?”

Samuel mencubit lengan Rika untuk menyadarkannya yang tengah melihat terang-terangan tubuh terbentuk sang anak dengan mulut terbuka dan air liur menetes.

“Mama jangan sange sama anak sendiri!”

Rika yang habis mengaduh dan telah tersadar akibat ulah Samuel kini mencebikkan bibirnya ke bawah dengan kesal.

“Ya maaf! Mama soalnya nggak pernah liat kamu telanjang dada kayak gini. Terakhir kali pas kamu baru masuk SMA, kan? Lah sekarang udah gede malah ngotak-ngotak gini bentuk badan kamu,”

“Makanya sering-seringin pulang!”

Setelah Sam menyelesaikan kalimatnya, bogem mentah langsung ia dapatkan di perut dari ibunya.

𝐆𝐈𝐑𝐈 | BLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang