× 27 ×

2.2K 189 19
                                    

Rika benar-benar menepati janjinya, ia mengajak putra sulung dan bungsunya pergi berjalan-jalan di seminggu terakhir dalam masa libur semester mereka. 

Tempat pertama yang keluarga kecil ini datangi tentu saja kebun binatang dan aquarium, lanjut hari kedua pergi ke planetarium. Kemarin ke bioskop, dan hari ini pergi piknik.

"Kerjaan di kantor gimana ya? Nggak mungkin bakal bangkrut kalo Mama tinggal begini kan?" tanya Rika, mendadak cemas setelah memakan biskuit macaron yang Giri bawa dari tempat kerjanya kemarin.

"Mama balik aja pake taksi ke kantor, nanti Sama sama Giri bisa pulang sendiri," jawab Samuel cuek bebek. 

"Lama-lama kamu Mama usir juga dari rumah!"

Samuel menanggapi ancaman ibunya dengan menjulurkan lidah. Alhasil, Rika naik darah. Si wanita paruh baya beranjak bangun untuk mendekati Samuel, hendak menjewer telinganya. 

Namun Samuel lebih dulu bangkit dan berlari menjauh dari tempat mereka duduk seraya tetap mengejek Rika. 

"Samuel!! Awas kamu ya!!" 

Rika berteriak kesal dan mulai berlari mengejar anak sulung kurang ajarnya. Ibu anak itu kejar mengejar mengelilingi pohon besar yang meraka jadikan tempat untuk piknik. 

Sementara Giri yang hanya menonton tingkah konyol anggota keluarganya tertawa geli. Ia menyalakan ponsel kemudian mengklik ikon kamera untuk merekam Rika juga Samuel yang masih berlari-lari ke sana kemari.

Tapi tidak sampai lima belas menit, Rika sudah kelelah lebih dulu dan memutuskan untuk kembali. Ketika  Rika telah merebahkan diri di atas karpet piknik yang sebelumnya sudah digelar, Samuel datang menyusul.

"Lemah banget sih Ma? Lari segitu aja udah capek," ejek Samuel, langsung mendapat lemparan krikil lemah dari sang ibu yang sedang menutup mata seraya mengatur napasnya karena tidak beraturan.

Samuel terkekeh, ia kemudian duduk di sebelah Giri. Selang beberapa detik, Samuel tiba-tiba meraih dagu Giri agar wajah keduanya berhadapan. Semuel berhasil mencuri ciuman di bibir yang lebih muda sebelum Rika membuka mata dan menoleh ke arah anak-anaknya.

"Makan malam nanti kamu yang nyuci piring! Titik!" 

"Yah! Nggak asik! Mama balas dendamnya gitu banget!"

Sementara Rika dan Samuel kembali bertengkar, Giri justru mematung di tempatnya. Ia masih merasa terkejut dengan ciuman mendadak yang Samuel berikan tepat ketika Rika ada di sebelah mereka.

Bagaimana jika Rika membuka mata dan menoleh lebih cepat?

Apa yang akan terjadi jika ia melihat putra-putranya berciuman? 

Apa Rika akan memberi mereka penolakan? Merasa marah? Kecewa?

"Giri?"

Yang dipanggil terperanjat kaget. Jiwanya seperti baru kembali setelah jauh berkelana entah ke mana. Giri memandang linglung Rika dan Samuel yang balas menatapnya dengan ekspresi bingung.

"Kamu kenapa Giri?" tanya Rika setelah beralih mengambil posisi duduk, wajahnya berubah khawatir.

"Gapapa Ma, hehe.." Giri tertawa kering di akhir kalimatnya, ia lalu mengalihkan pembicaran agar Rika tidak semakin cemas atau curiga tentang hal tidak terduga yang baru saja Samuel lakukan padanya.

 ××ו×××

Sore menjelang, dan malam semakin cepat datang untuk segera mengakhiri hari ini. Sama seperti sebelumnya, selama itu pula Giri menjadi pendiam.

Dia masih teringat tentang ciuman tiba-tiba yang sang kakak berikan tepat  di sebalah ibu mereka.

Saat makan malam selesai Samuel menarik Giri untuk masuk ke kamarnya secara paksa. Pandangannya menajam ketika bertemu tatap dengan manik mata milik Giri.

𝐆𝐈𝐑𝐈 | BLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang