9. Revenge

303 53 17
                                    

JESLIN POV

Aku masih disini. Duduk saling berhadapan sama cowok yang akhir-akhir ini lumayan deket sama aku. Iya, Jefri.

Sebenarnya kita cuma terlihat seperti sepasang manusia tersakiti yang sedang mencoba menguatkan satu sama lain.
Aku juga nggak tau ini akan bertahan sampai kapan.

Mentalku cukup buruk. Mungkin kalau nggak ada Jefri, rasanya aku pengen banget buru-buru mengakhiri hidup.
Lebay ya?
Pengen juga jadi cewek kuat, yang abis putus langsung bisa senyum secerah matahari lalu siap hunting cowok baru.
Tapi aku nggak bisa. 🥺

.

Aku nggak ngerti kondisi sialan macam apa yang lagi aku rasain sekarang.

Mahen selalu berusaha ajak aku ngobrol tiap harinya, dia mulai bertingkah seolah perpisahan kita adalah sebuah kesalahan dan raut wajahnya pun menyiratkan penyesalan akan hal itu.

Tapi dia juga nggak pernah ngajak balikan, dia cuma selalu ngomongin hal-hal nggak penting untuk dijadiin alasan supaya dia bisa ngobrol sama aku lagi.

Aku muak Mahen.
Kalau mau pergi, kenapa nggak pergi aja sih??

Aku kan mau coba buka hati aku untuk Jefri. Aku nggak bisa terus-terusan ada di dekatnya tapi hati dan pikiranku cuma ada kamu Hen.
Jadi please .. jangan buat aku bingung kaya' gini.

...

"Mau jalan-jalan nggak?" Tanya Jefri. Mungkin dia bosen, dari tadi cuma nungguin aku ngelamun di tempat yang selalu dia datengin tiap hari.

Aku mengangguk dan tersenyum.

Jefri gandeng tangan aku.
Dia pasti cuma bertingkah layaknya seorang kakak pada adiknya. Jefri juga selalu lindungin aku sejauh ini.
Dia memang orang yang nggak banyak bicara, tapi jujur dia baik banget untuk aku yang baru dia kenal.

Meskipun aku tau hatinya masih untuk cewek itu. Tapi dia memperlakukan aku dengan sangat baik juga.
Jefri jago banget sembunyiin rasa sakitnya.
Andai aja Mahen udah bener-bener lepasin aku.. mungkin aku bisa dengan mudah buka hati aku untuk Jefri.

.
.
.

Jefri ajak aku ke suatu tempat.

Menaiki beberapa anak tangga dan waktu udah sampai di atas, aku bisa liat sebagian dari kota Jakarta, lengkap dengan gemerlap cahaya perkotaan yang keliatan cantik banget dari atas sini.

"Jeslin.." Panggil Jefri.

Aku masih menatap pemandangan kota Jakarta di hadapanku. "Iya Jef?"

"Mau jadi pacar aku nggak?" Tanyanya tiba-tiba.

Eh?
Aku noleh cepet.
Dia ngomong apa barusan? Nembak? Atau lagi mencoba untuk buat kesepakatan sama aku?
Kalau beneran lagi nyatain perasaan, kenapa terkesan main-main?
Sorot matanya juga nggak keliatan kalau dia lagi punya perasaan ke aku.

"Aku nggak mau becanda ya Jef."

"Apa aku keliatan lagi bercanda?"

Dan aku baru sadar, Jefri udah pakai 'aku-kamu'.

"Nggak gitu.. tapi jatuhnya lebih kaya' lagi mau buat kesepakatan gitu, kamu nggak keliatan kaya' orang yang lagi jatuh cinta."

"Ya aku emang nggak lagi jatuh cinta sama kamu Jeslin."

Huh?! Trus untuk apa aku jadi pacar kamu Jef??

"Kalau nunggu perasaan cinta itu muncul. Kita bakalan kaya' gini selamanya. Bersama, tapi selalu mikirin orang lain. Aku juga mau punya alasan untuk nggak mikirin Rose lagi." Lanjutnya.

BROKEN [ JAEHYUN x JISOO ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang