20. Together

301 42 10
                                    

JESLIN POV

Haruskah aku melupakan semuanya sesuai kata Jefri?

Haruskah aku tidak peduli akan dendamku pada Mahen?

Terlalu banyak berpikir membuatku tanpa sadar mengoleskan terlalu banyak butter pada rotiku.

"Lagi mikirin apa sih?" Tanya kakakku, 'Kak Jino'.

"Bukan apa-apa kok." Jawabku.

"Kalau punya masalah, bicarain baik-baik."

"Maksudnya?"

"Gue tau lo sama mantan lo itu belum bener-bener ngobrol yang tenang soal perpisahan kalian. Jangan buat orang lain bingung karna kalian berdua. Dulu kan kalian memulainya dengan ngomong baik-baik, jadi akhiri dengan baik-baik juga. Jangan biarin semuanya berjalan dengan tidak benar. Jangan terbiasa menyimpan dendam juga. Kalau merasa ada yang salah, lo harus omongin baik-baik sama dia. Ngomong sepotong-sepotong lalu pergi dan nyimpen potongan lainnya untuk lo jadiin dendam itu bukan sikap yang baik ya Jes." Ujarnya.

Sok bijak banget dih.
Dia tau apa huh?
Dia juga jarang ngobrol sama aku kan?
Apa dia pernah ngomongin masalahnya sama aku dengan baik-baik?

"Sana ngobrol yang bener sama Mahen. Bicarain semuanya sampai bener-bener selesai. Jangan bawa masalah yang lama ke hubungan lo yang baru." Lanjut Kak Jino.

Aku hanya diam.

"Kalau ini bukan sama Jefri, mungkin hubungan kalian udah berakhir sejak lama. Saran gue jangan terbiasa ngomongin hubungan lo sama Mahen ke Jefri. Dia mungkin terlihat cukup sabar, tapi pasti hatinya sakit juga dengernya."

Kak Jino bener..
Jefri aja nggak pernah loh ngomongin soal Rose kalau nggak aku yang tanya lebih dulu.
Selama ini cuma aku yang bicara banyak soal Mahen ke dia. 😔

Aku emang harus bener-bener mengakhirinya sama Mahen, bukan membicarakannya sedikit lalu membawa sisanya hingga menumpuk dihatiku.

.
.
.
.
.
.

Di sekolah,

"Mahen.." Aku menghampirinya yang lagi ngumpul sama temen-temennya. Ada Marvin sahabatnya juga disini.

"Huh? Jeslin?" Mahen terlihat terkejut melihatku yang tumben sekali mau menghampirinya seperti ini sejak hubungan kita berakhir.

"Bisa kita bicara bentar aja?" Tanyaku.

Mahen melihat teman-temannya sekali lagi, dan aku bisa liat gesture Marvin mempersilahkan Mahen untuk pergi.

"Kamu lagi sibuk ya? Yaudah kalau sibuk, nggak apa-apa nanti aja.." Ujarku.

Tapi Mahen menjawab dengan cepat, "Enggak kok enggak, mau dimana emang ngobrolnya?"

.
.
.

Kita berada di rooftop , aku nggak tau harus memulainya darimana, kita mulai basa-basi soal sekolah, soal kenangan kita, dan banyak lagi hingga aku mulai mengingatkan soal kesalahannya, soal bagaimana dia meninggalkanku.

Mahen sampai bersimpuh dihadapanku untuk meminta maaf akan hal itu.

Baiklah.. aku memaafkannya, tapi aku sudah tidak ingin kembali bagaimanapun juga.

Aku menceritakan soal bagaimana aku bisa bertahan, bagaimana aku bisa bertemu Jefri. Dan bagaimana kini hatiku sudah memutuskan untuk sepenuhnya jadi milik Jefri.

Aku juga mengajaknya bicara dengan lembut, membuatnya mengerti jika hati seorang perempuan itu sangat mudah dipatahkan. Dia mungkin sudah berhasil membuat hatiku hancur, tapi kini aku tidak ingin dia menghancurkan hati perempuan lainnya.

BROKEN [ JAEHYUN x JISOO ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang