8. I'm (not) Okay

311 42 4
                                    

JEFRI POV

Gue lagi sama Justin sekarang, main basket di lapangan basket umum nggak jauh dari Panti Asuhan.

"Kenapa muka lo? Belum bisa lupain Rose?" Tanya Justin yang mungkin liat gue dari tadi murung.

Iya, Justin bener, gue udah berusaha lupain Rose, tapi ternyata gue nggak bisa.

Gue bisa yang mendadak rapuh lagi hanya karna liat Rose senyum bahagia di fotonya sama Mahen.

Gimana caranya gue lanjutin hidup kalau gue kaya' gini terus??

"Kalau Rose bisa bahagia, lo kenapa nggak coba bahagia juga sih Jef? Ya.. bahagia sama Jeslin gitu misalnya. Gue liat-liat Jeslin bahkan lebih baik sifatnya daripada Rose."

"Nggak gitu sat.. bukan masalah mana yang lebih baik.. tapi hati gue kan masih belum bisa berpindah semudah itu." Jawab gue.

"Ya gimana mau berpindah, kalau lo hari-hari masih stalking Rose mulu. Kalau niat move on mah lo harusnya lupain semuanya. Jangan pernah mencoba menggali kenangan lama kalau sebelumnya lo udah berusaha kubur dalam-dalam."

"Lo nggak tau rasanya kalau lo nggak ada di posisi gue."

"Ck. Yaudah lo maunya gimana sekarang?"

Gue menggeleng pelan. "Nggak tau gue. Nggak bisa mikir."

"Gini deh, kalau ternyata Jeslin suka sama lo gimana?"

"Nggak mungkin anjing.. mana bisa secepet itu. Lagian gue tau dia juga masih suka sama mantannya."

"Sotoy lo. Gue malah liatnya  dia mulai berharap lebih tuh sama lo. Nggak bisa liat apa dari cara dia mandang lo?"

Gue terdiam.

Emang iya?

.
.
.

Gue ketemuan sama Jeslin di Coffee Shop tempat gue kerja. Bukan pada jam kerja, soalnya gue libur hari ini.

Kita ada disini hanya karna Jeslin katanya mau ngobrol sama gue.

"Jef.. besok club teater di sekolahku mau ada pertunjukan. Aku juga bakal tampil disana."

"Oh ya? Wahh.. keren banget."

Jeslin sodorin satu tiket untuk gue. "Kamu bisa dateng kan?"

"Bisa kok bisa. Gue pasti dateng, no worries."

"Kamu juga harus tepuk tangan nanti untuk aku."

Gue senyum sambil memandang tiket teater itu. "Gue pasti jadi orang pertama yang tepuk tangan nanti buat lo."

.

Nggak lama kemudian gue denger suara tawa seseorang yang gue kenal. Pandangan gue spontan terarah ke orang itu, dan bener aja.. Rose masuk ke dalam Coffee Shop ini sama Mahen.

"Jef.. Mahen ada disini." Ujar Jeslin.

"Iya, tau."

"Kamu harus keliatan bahagia sama aku ya Jef. Jangan biarin dia liat kita menyedihkan disini. Aku juga harus buktiin ke Mahen kalau aku baik-baik aja tanpa dia."

Gue pandang cewek depan gue ini. Dia masih menyimpan kebenciannya meskipun hatinya juga mau balikan sama Mahen.
Ck. Kadang gue nggak bisa memahami hati Jeslin.
Dia berubah-ubah.
Dia bisa menangis sejadinya di hari A karna kangen Mahen, dan tiba-tiba berubah jadi penuh dendam di hari B.

"Please Jef, bantuin aku.." Ujarnya lagi bahkan dengan tangannya yang menggenggam erat tangan gue.

Yaudahlah.

Gue genggam tangannya juga sambil tersenyum.

Nice timing. Kaya'nya Mahen sama Rose lagi ada di deket gue sekarang.

"Jefri?" Ucap Rose.

"Jeslin?" Giliran Mahen yang seperti nggak nyangka malah ketemu kita disini.

"Bukannya hari ini lo libur kerja Jef?" Tanya Rose.

Ck. Kenapa repot-repot inget sama jadwal kerja gue?
Dia pasti pergi ke tempat ini karna dia pikir gue lagi libur.

Harus segitunya kah cara lo untuk menghindar dari gue, Rose?

"Kamu kenal dia Jef?" Tanya Jeslin.

Gue mengangguk. "Iya, dia mantan gue."

"Huh? Bisa-bisanya." Jeslin pasti nggak habis pikir dengan takdir ini.

Sama, gue juga kok Jes.
Gue masih nggak bisa menerima kenyataan gila ini.
Gimana bisa semua diatur seolah kita lagi saling bertukar pasangan?

"Kalian pacaran?" Tanya Mahen.

"Hmm. Dia pacar aku sekarang." Jawab Jeslin cepat.

Mahen mandang gue.
Apa lo? Mau jawaban gue juga?

"Umm.. iya, kita pacaran." Jawab gue.

Dan gue langsung mengalihkan pandangan gue ke Rose. 'Rose, lo tau gue lagi bohong kan?'

"Selamat ya kalau gitu.." Ujar Rose, senyum.

Kenapa malah kasih selamat? Kenapa dia malah keliatan seneng gitu mukanya? Harusnya kan lo cemburu Rose..
Kenapa lo malah senyum?!

"Kita cari tempat lain aja." Mahen langsung tarik tangan Rose untuk keluar dari tempat ini.

Gue bisa liat Mahen masih punya perasaan ke Jeslin dari tatapan matanya barusan.

Jeslin menunduk.

"Are you okay?" Tanya gue.

Jeslin menggeleng. "Sakit banget. Aku nggak suka pura-pura kaya' gini. Dadaku rasanya sesak. Aku udah nyakitin diriku sendiri tiap hari. Tapi aku juga nggak bisa biarin Mahen tau kalau aku lagi terluka karna dia."

"Yang gue liat Mahen masih punya perasaan kok sama lo Jes."

"Aku tau Jef.. dia bahkan masih selalu berusaha ajak aku ngomong tiap harinya. Tapi kita bisa apa?"

"Yaudah kalian pacaran aja diem-diem. Bukannya yang terpenting itu perasaannya?"

"Tapi aku bukan tipikal cewek yang bisa bagi pacarku untuk orang lain."

Ya make sense. Emangny cewek mana yang mau berbagi pacar??

"Kamu sendiri gimana Jef? Dia beneran mantan kamu? Aneh banget nggak sih? Mantanku malah jalan sama mantanmu? Ck. Kamu nggak mau rebut dia lagi dari Mahen?"

"Lo nggak liat tadi? Cewek itu udah nggak punya perasaan sama sekali ke gue. Trus lo pikir gue masih punya kesempatan kah? Don't worry.. gue baik-baik aja."

BROKEN [ JAEHYUN x JISOO ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang