21. At The End of The Day

536 43 22
                                    

JEFRI POV

Kita berada di Bandung sekarang. Ini hari libur dan kita memutuskan untuk kesini lagi. Ke tempat dimana kita mulai berteman, mulai memahami perasaan satu sama lain.

Gue suka tempat ini dari dulu.
Dan gue jadi lebih mengagumi tempat ini karna disini gue juga menemukan seseorang yang sekarang berarti banget di hidup gue.

"Gimana ya jadinya kalau kita nggak ketemu disini waktu itu?" Tanya gue.

Jeslin menggeleng pelan, "Nggak tau sih.. mungkin aku masih nangisin Mahen sampai sekarang." Jawabnya seperti sedang mengingat hari itu.

Gue senyum,
Mencintai seseorang seperti Jeslin sebenarnya nggak pernah gue bayangin sebelumnya. Gue ketemu sama dia waktu itu juga dalam kondisi yang lagi sedih-sedihnya.

Dan yang seperti udah kalian tau, gue sebenernya lebih dulu ketemu sama kakaknya. Mengenal kakaknya yang udah seperti seorang Kakak yang selalu gue ajak berbagi kesedihan.

Ya gimana ya... waktu sedih kan gue lebih suka ada di Bandung, dan gue jadi selalu ketemu sama dia disini. Lalu perasaan gue juga jadi lebih baik setelah mencurahkan semua masalah gue sama Kak Jino. Dia tuh bukan tipikal orang yang banyak ngomong, tapi kata-kata yang dia kasih ke gue selalu bisa buat gue jadi lebih tenang. Bisa dibilang... gue udah belajar banyak dari dia.

Kak Jino itu orang baik yang bersembunyi dibalik topengnya yang terkesan dingin.

Dia peduli akan banyak hal, tapi nggak semuanya bisa mengerti kepeduliannya, bahkan adiknya sekalipun.

Berbeda dengan Kak Jino, Jeslin sangat jauh dari kata tenang. Dia emosian, dia kalau ngomong apa adanya, dan dia mudah benci sama orang lain.

Jeslin juga orangnya mudah kecewa, tapi sekali dia menaruh hatinya untuk seseorang, dia akan berjuang untuk mempertahankannya apapun yang terjadi.

...

Sekarang gue sayang banget sama Jeslin, gue udah memberikan seluruh hati gue yang udah sembuh ini untuk dia.
Hari-hari kita terlalu bahagia dan kedepannya pasti akan lebih bahagia lagi. 🥰

"Jef, Justin sama Lisa liburan ke Bali nih." Ujar Jeslin waktu liatin postingan temen kita itu di sosmed-nya.

"Oh ya? Mau nyusul?" Tanya gue yang udah punya tabungan ini.

Anyway, Gue jadi kerja di perusahaan Bokapnya Marvin. Gajinya lumayan, benefitnya juga banyak. Gue bahkan bisa mulai lanjut kuliah beberapa bulan lagi.

Justin juga udah bahagia sekarang, usahanya lancar, hubungannya sama Lisa juga adem ayem.
Jadi gue nggak bahagia sendirian. Kita bahagianya sama-sama, Thank you to Jeslin yang udah ngenalin cewek baik untuk sahabat gue itu.

Gue bersyukur banget karna masih ada cewek kaya' Jeslin dan Lisa yang mau nerima cowok kaya' gue dan Justin, disaat banyak cewek jaman sekarang yang lebih suka milih cowok-cowok tajir dari lahir.

Jeslin sama Lisa tuh mau nungguin kita sukses. Mau support kita juga untuk mewujudkan impian kita. Gue sama Justin sampai nggak tau harus gimana lagi caranya berterima kasih sama pasangan kita masing-masing. Pokoknya kita nggak bakal nyakitin mereka seumur hidup kita.
Tandain ya?

"Kita disini aja deh, Bali terlalu rame. Lagipula kalau disini, kita bisa tinggal gratis di penginapan Tante aku, hehe." Jawab Jeslin kemudian tertawa kecil.

"Haha bener sayang.. Nanti kita pergi kesana kalau udah 1800 hari kita pacaran aja ya.. sekalian biar ada momen." Ujar gue.

Jeslin kecup bibir gue singkat.

"Mana boleh kaya' gitu Jeslin.." Omel gue.

"Kenapa ih?"

"Biarin gue yang memulai." Ujar gue kemudian mulai menciumnya lebih dalam seperti biasa.

"Kalian berapa kali sih ciuman tiap harinya??! Jangan di sembarang tempat juga kali. Viral baru tau rasa." Omel seseorang yang buat gue jadi buru-buru lepasin bibir gue dari bibir Jeslin.

"Kak?!" Respon kita barengan.

Iya, Itu Kak Jino.
Dia pergi ke Bandung juga rupanya. Ditangannya terlihat membawa keranjang berisi beberapa sayuran. Dia terus berjalan dan meninggalkan kita berdua yang ada di jalanan sepi ini.

FYI.
Kita bukan sengaja nyari tempat sepi untuk berduaan ya. Daerah ini emang jalannya sepi semua.

"Biarin aja Jef... dia emang hobby ngomel kaya' gitu." Ujar Jeslin kemudian mengaitkan kedua tangannya di tengkuk gue. Berusaha menggoda dengan sisi manis yang sangat gue sukai dari seorang Jeslin.

Gue cium lagi aja lah, Yakali gue anggurin.
Maaf ye Bang, adek lo yang godain gue nih.. 😁

"Ehem!" Terdengar suara cowok yang berdeham.
Sial. Kak Jino balik lagi kah?

"Ehem!" Terdengar suara yang lain, kali ini suara cewek, dan gue tau itu siapa.
Gue udah mau lepas ciuman kita, tapi Jeslin sepertinya nggak ngizinin.

Gue senyum di sela-sela bibir kami yang berpautan. 'Okay, paham sayang..' Ujar gue dalam hati.

Kami terus melanjutkan ciuman ini tanpa perasaan sungkan.

Nggak ada yang lebih nggak tau malu di dunia ini selain dua makhluk yang lagi jatuh cinta.

Sorry banget Mahen dan Rose.. Abaikan aja kita dan lanjutin liburan kalian disini.
Gue sama Jeslin nggak bisa berhenti nih. Tanggung. Hahah.

Sekalian mau ngucapin terima kasih, karna kalian berdua yang secara nggak langsung udah buat kita saling mengenal. :')

Jeslin melepas ciumannya begitu tau Mahen dan Rose sudah menjauh, lalu menatap dalam ke arah manik mataku.

"I LOVE YOU JEF.."

"I LOVE YOU TOO JESLIN..."

😘

At the end of the day,
Apa yang seharusnya bersama, pasti akan tetap bersama.
Cara menyatukannya pun kadang tidak pernah kita pikirkan sebelumnya.

Dan memang apa yang menurut kita baik, ternyata belum tentu baik menurut Tuhan. Dan Tuhan menghancurkan dulu hati kita untuk menumbuhkan yang baru, yang lebih baik. Tuhan pasti mau yang terbaik untuk kita.

Hubungan yang baik itu juga nggak pernah susah payah untuk bahagia bersama. Seperti hubungan gue dan Jeslin nih.. 😘

Nggak pernah menyangka bisa berdebar lagi untuk cewek lain seperti ini.
Semoga akan tetap sama sampai kapanpun ya.. 🥰

Bye everyone!







[END]

[END]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BROKEN [ JAEHYUN x JISOO ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang