Chapter thirty nine

107 11 0
                                    

Eileen dan Allen.. kini mereka tengah menghadapi Aksa yang gak ada kapoknya itu untuk menyikirkan Pixy, awalnya dia mau menyikirkan Allen.. tapi sepertinya menyikirkan Pixy lebih mudah baginya, namun..

Wush..

Terlihat kini Aksa sudah kewalahan melawan Allen dan Eileen, Allen yang melihat Aksa sudah hampir tumbang.. akhirnya dia menghentikan pertarungan nya, tapi idak untuk Eileen.

Sret..

"Cukup Eileen.. kau bisa membunuhnya" cegah Allen menghentikan Eileen yang hilang kendali.. berniat mau menghilangkan nyawa Aksa.

"Lepaskan aku Allen.. nyawa harus dibayar nyawa, dia telah menghilangkan nyawa El" tegas Eileen yang badannya di tahan oleh Allen untuk menghabiskan nyawa Aksa.

"Kita gak boleh begini Eileen" nasehat Allen, dia sepenuhnya tidak meanggap Aksa adalah musuhnya.. Allen masih ingat waktu kecil mereka berteman baik.

Akhirnya Eileen menuruti perkataan Allen, "kali ini ku bebaskan kau.. tapi tidak untuk nanti" ucap Eileen sambil menatap tajam ke Aksa.

Aksa yang mendapatkan kesempatan untuk kabur.. akhirnya dia kabur meninggalkan Allen, Eileen dan Pixy.

"Biarkan dia.. sekarang kita harus pulang, karena ini sudah malam nanti ada vampire berkeliaran sekitar sini" jelas Allen, Pixy dan Eileen hanya meanggukan kepalanya.

"Kak Eileen.. tinggal dirumah ku ya" Pixy memohon dengan puppy eyes nya, Eileen mendengar itu tersenyum "iya Pixy" jawabnya lembut.

Akhirnya merekapun pulang kerumah Pixy, sedari tadi mereka berjalan.. kini yang banyak diam adalah Eileen.. biasanya dia akan cerewet, sekarang yang banyak bicara saat perjalanan adalah Pixy.

"Allen.. apakah itu sakit?" tanya Pixy pelan saat melihat ditubuh Allen ada beberapa luka.. padahal dirinya juga ada luka, "gak terlalu setelah meminum darahmu tadi" jawab Allen sambil tersenyum ke arah Pixy.

Pixy mendengar itu tersenyum.. kini dia melihat ke arah kakaknya yang kini hanya diam sedari tadi, mungkin dia merasa kehilangan karena El.

"Kak.. jangan sedih nanti El juga ikut sedih" ucap Pixy setelah melihat kakaknya itu, "aku gak sedih kok Pixy" ujar Eileen lembut, bohong kalau dia tidak merasa kehilangan.

Pixy tahu kalau kakaknya itu sedang sedih tapi sepertinya dia gak mau terlihat sedih didepan Pixy, dan akhirnya mereka bertiga hening, mereka berkalut dalam pikirannya masing-masing.

.
.

Akhirnya mereka sampai dirumah Pixy..

"Mau ku obati gak lukamu?" tawar Pixy berniat untuk mengobati luka Allen, "gak perlu Pixy.. besok ini langsung sembuh kok, seharusnya kau obati lukamu" tolak Allen.. benar vampire bisa memulihkan dirinya sendiri.

Pixy yang gak mau ambil pusing.. akhirnya dia menurut dan mengobati lukanya sendiri, "kak.. ayo tidur" ajak Pixy ke Eileen setelah selesai mengobati lukanya.. dan Eileen yang sedari perjalanan menuju kerumahnya Pixy hanya diam.

"Kau duluan saja.. nanti aku menyusul" ucapnya sambil tersenyum ke Pixy, Pixy yang keakan mengerti kalau kakaknya itu butuh waktu untuk sendirian.. akhirnya dia meanggukan kepalanya.

Pixy masuk kedalam kamarnya.. kini tersisa diruang tamu hanya Allen dan Eileen, "Eileen.. maaf.." ucap Allen lirih.. dia kira ini salahnya jadi dia meminta maaf.

"Untuk?" tanya Eileen heran, "karena aku.. El jadi meninggalkan kita" jawab Allen pelan, Eileen menggelengkan kepalanya "ini bukan salahmu.. kita juga gak tahu takdir seseorang Allen" ucapnya.

"Kita juga gak bisa menyalahkan takdir, and kata-kata terakhir El yang 'sampai bertemu di lain waktu yang berbahagia' itu sepertinya memiliki arti" sambungnya, dan Allen meanggukan kepalanya setuju.

"Sekarang kau tidur.. istirahatkan tubuhmu yang belum pulih itu" ucap Eileen, "tap-" Allen mau berbicara tapi..

"Tidur atau aku tenggelamkan dirimu di kolam belakang rumah" ancam Eileen, iya.. dibelakang rumah Pixy memang ada kolam tapi isinya hanya ikan.

Allen mau gak mau akhirnya menurut apa yang dikatakan oleh Eileen untuk tidur, Allen pun berjalan ke kamar yang kosong ya gak mungkin dia tidur sama Pixy yang ada nanti kena amuk sama Eileen.

Kini tinggal Eileen yang ada di ruang tamu..

Eileen hanya diam ditempat.. tidak berbicara tapi dia melamun "andai waktu bisa di putar.. aku bisa mencegah dirimu untuk mempertaruhkan nyawamu untuk Allen" gumamnya.

"Jika yang datang bisa pergi.. apakah yang pergi bisa kembali?"

Entahlah biar waktu yang menjawab pertanyaan itu..

"Huh.. aku gak bisa berbuat apa-apa" ucap Eileen sambil menghela nafasnya, akhirnya dia berjalan ke kamar menyusul Pixy untuk masuk ke alam mimpi.

.
.

Cahaya matahari kini mulai memasuki jendela kamar Pixy, membuat sang empu mau tak mau harus membuka matanya karena ini sudah pagi, Pixy melihat kesamping ternyata kakaknya masih tidur pulas.

Berhubung hari ini adalah hari libur, jadi Pixy mau bermalas-malasan dirumah.. tapi sepertinya dia tidak bisa untuk bermalas-malasan.

Akhirnya dia berjalan ke kamar mandi untuk mencuci muka dan tidak lupa untuk mencuci pakaiannya, setelah itu Pixy membuat sarapan yang simpel yaitu nasi goreng.

Dia buat hanya dua piring karena dia tahu kalau Allen gak makan nasgor, nanti Pixy memberikan darahnya sebagai sarapan untuk Allen.

"Kak.. bangun sarapan" ucap Pixy membangunkan Eileen, bisa dilihat kini mata Eileen sedikit membengkak.. sepertinya semalam dia menangis.

"eugh.. iya" ucap Eileen sambil mengucek matanya, "aku tunggu dibawah ya kak" Eileen meanggukan kepalanya.

Eileen berjalan ke arah kamar mandi, dia mencuci mukanya dan langsung menuju ke dapur untuk sarapan.

To be continued..

.
.

Jangan lupa vote ya

My Mate Blood is Truly Sweet [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang