Chapter thirteen

284 26 0
                                    

Eileen melenguh pelan. Mata cantik nya perlahan terbuka, mendapati diri nya sedang terbaring di kasur empuk dalam kamar seseorang. Perlahan, gadis itu mulai beranjak dari kasur,

”Ugh. El sialan, akan ku habisi diri nya nanti.” kesal nya sembari berjalan keluar kamar. Eileen menuruni anak tangga, diri nya terheran-heran ketika melihat arah dapur yang sedang ramai,

Karena penasaran, gadis itu kemudian mengintip. Hanya mengintip, dia cukup takut. Nyalinya tak sebesar itu, lagipula dia hanya seorang pendatang di sana. Apalagi ketika melihat sang raja sedang memarahi beberapa pelayan.

Sang Raja keluar dari dapur dengan wajah menahan kesal. Di sana Eileen bergedik malas, kemudian dia masuk ke dapur, menanyai beberapa pelayan tadi-

”Maaf, ada apa ini? Mengapa, raja- memarahi kalian?” tanya Eileen dengan sangat hati-hati. Pelayan-pelayan yang menunduk itu saling tatap, meneguk saliva masing-masing dengan gugup-

Eileen yang menyadari hal itu menjadi tidak enak, "Eum- tenang saja, aku bukan seorang mata-mata ataupun apapun yang seperti kalian pikirkan. Aku- eum- ck, aku kekasih pangeran Elkaero." ucap nya dengan segala paksaan,

Para pelayan yang mendengar itu langsung menatap Eileen, ”Pangeran Allen- diri nya muntah darah hitam ketika memakan makanan manusia tadi. Karena itu, raja memarahi kami.” ujar salah satu pelayan.

Eileen membelakkan mata tak percaya. ”apa?” cicit nya yang tak di dengar oleh satupun pelayan, ”makanan manusia?” gumam nya, ”tunggu, bagaimana dengan Pixy?” tanya nya panik.

Dengan tergesa-gesa gadis itu berlari cepat ke kamar Allen.

Pintu terbuka lebar. Membuat Eileen menjadi pusat perhatian. Eileen bernafas lega ketika melihat Pixy yang duduk tenang di samping Allen yang tak sadarkan diri. Diri nya jadi merasa canggung ketika melihat ratu menatap nya,

Pandangan gadis itu terarah kepada Lynne yang terlihat gugup menggigiti kuku nya sendiri. Eileen menatap gadis itu penuh kecurigaan. Menyadari tatapan dari Eileen, Lynne meneguk saliva nya gugup, ”A-aku pergi dulu.” pamit Lynne.

Ketika berpapasan dengan Eileen, gadis itu menatap tajam Lynne tanpa ketakutan di dalam nya. Tapi Lynne menghiraukan tatapan itu dan langsung berlalu dari sana,

Eileen langsung berjalan ke arah Elkaero yang sedang berdiri dengan tangan bersedekap di dada. Gadis itu berjinjit sedikit untuk menggapai telinga El, dan kemudian membisikkan sesuatu,

Sang ratu yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala, ”Yang mulia, kami pamit.” ucap El kepada sang satu. Ratu mengangguk singkat dengan senyuman tipis,

Sedetik setelahnya, tangan Eileen langsung di tarik lembut oleh El keluar dari kamar itu. Meninggalkan Pixy, Ratu, Allen, dan tabib istana yang mengobatinya.

Setelah tabib istana telah mengobatinya, diri nya meminta izin untuk berbicara dengan sang ratu. Kemudian tak lama dari kedua nya berbicara, ratu kembali berbicara, ”Pixy, jaga anakku baik-baik. Dan, jangan biarkan diri nya banyak bergerak.” ucap nya.

Pixy mengangguk singkat dengan tangan mengelus punggung tangan Allen yang dingin, ”Baik yang mulia.” balas nya pelan. Kemudian sang ratu berjalan keluar bersama tabib,

”Cepatlah sadar, jangan membuatku khawatir seperti ini..” gumam Pixy.

.
.

”Ada apa?”

Eileen mendelik kesal, ”Pakek nanya! Huft.. begini, aku memiliki pikiran aneh- tidak maksudku bukan aneh- tapi- ah sudahlah, dengarkan aku.” ucap gadis itu.

”Allen memakan makanan manusia. Sedangkan selama Allen memakan makanan manusia tidak pernah terjadi seperti ini, namun- ketika Pixy datang..” sambung nya. El yang mengerti langsung mengangguk singkat,

El berdehem pelan, ”Jadi maksud mu, seseorang ingin mencelakai Pixy, namun yang kena malah Allen, begitu?” tanya nya. Eileen menjentikkan jarinya setuju,

”Nah itu dia! Aku sangat yakin, ada seseorang yang tak suka dengan Pixy di sini!” balas Eileen blak-blakan, ”Aku mencurigai seseorang, El!” sambung nya.

El tersenyum- tidak lebih tepatnya menyeringai. Pemuda itu langsung menarik lengan Eileen mendekat ke arah nya, ”He-” teriakan gadis itu terpotong ketika tangan El menutupi mulutnya,

Satu tangan pemuda itu lagi menunjuk ke arah luar jendela, mendapati Lynne yang sedang duduk melamun- mungkin memikirkan nasib nya nanti. Eileen yang tak mengerti langsung menatap El punuh tanda tanya,

”Gadis itu- orang yang kau curigai, 'kan?” tanya El pelan. Eileen membelakkan mata tak percaya. Elkaero lagi-lagi berdehem singkat, ”Dari awal aku melihat nya, aku sudah curiga.” sambung El.

El melepaskan tangan nya. Kemudian kedua tangan nya dia masukkan ke dalam saku nya. Eileen berdecak, ”Hh.. Seperti nya gadis itu ingin menyingkirkan Pixy karena telah merebut Allen.” ucap gadis itu to the point.

”Jaga Pixy baik-baik, dia kan sahabat mu.” ucap El. Eileen memutar bola matanya malas, ”Tanpa kau suruh pun aku akan menjaga nya!” ketus gadis itu kemudian pergi dari sana. El terkekeh pelan dan langsung mengikuti Eileen pergi,

.
.

”Dimana ibu ratu? Dan, bagaimana keadaan Allen?” tanya El ketika melihat tak ada lagi ratu bahkan tabib istana di dalam kamar sang sepupu. Eileen mengangguk setuju dengan pertanyaan El.

Pixy menghela nafasnya, ”Ibu ratu menyuruh ku untuk menjaga Allen sampai terbangun. Dan soal kondisi Allen- tabib hanya memberitahu kan itu kepada sang ratu.” balas Pixy seadanya.

Eileen perlahan mendekati Pixy. Gadis itu mengusap pelan pundak Pixy, ”Tenanglah, Allen tak akan apa-apa.” ucap nya menenangkan, ”Pixy.” panggil nya,

Pixy menoleh, ”Berhati-hati lah dengan Lynne- tunangan Allen.” bisik Eileen pelan sembari tatap menatap dengan El. Pixy yang tak mengerti hanya mengerutkan keningnya, namun sedetik setelahnya gadis itu mengangguk singkat.

To be continued..

.
.

Jangan lupa vote ya

My Mate Blood is Truly Sweet [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang