"Kau mau bagaimana untuk kedepannya, Pixy?"
Pixy mendengar itu hanya diam,
"Kita bisa bersatu, tapi salah satu dari kita harus ada yang mengalah, entah itu aku ataupun kau Pixy. Kita tidak bisa jika hanya diam disini dan tak bergerak saja." Allen kembali berucap.
"Kau ingin mengalah? Kau yang akan ku jadikan vampire atau diriku yang akan meninggalkan dunia vampire untuk menjadi manusia?" Allen bertanya pelan.
Pixy yang sedari tadi mendengar apa yang Allen katakan kembali menjadi diam. Dia bingung, benar-benar bingung, jikalau dia menjadi vampire bagaimana dengan kedua orangtuanya? Apakah mereka berdua bisa menerima dan rela jika anak semata wayang mereka dijadikan seorang vampire?
"Apakah aku bisa ke dunia manusia jika telah menjadi vampire? Dan bagaimana dengan kedua orangtuaku?" tanya Pixy membuka suara.
Setelah mengatakan itu, Allen hanya menatap Pixy dengan tatapan yang sulit untuk di artikan. Kini mereka berdua hening. Mereka mulai beradu dan berperang dengan pikiran mereka masing-masing.
"Kalian tidak lapar? Ayo makan." Eileen datang tiba-tiba, yang entah dari mana, mengejutkan mereka berdua, lalu hanya diangguki kaku oleh keduanya.
Setelah makan, mereka berkumpul di ruang keluarga, "kalian tadi bicara tentang apa?" celetuk Eileen dengan cemilan di genggamannya, ia bertanya kepada dua orang itu, namun matanya masih menatap ke arah televisi yang menyala.
"Huh.. Kalian setuju jika kami berdua bersatu?" tanya Allen.
"Setuju saja, kalian saling mencintai. Namun, harus ada yang mengalah di antara kalian, entah itu kau sendiri ataupun Pixy." kata Elkaero yang sedari tadi hanya menyimak apa yang mereka bicarakan.
"Namun bukan itu masalahnya, yang menjadi masalahnya itu, adalah pertanyaan apakah kedua orangtua kalian merestui kalian?" Elkaero menatap mereka berdua setelah melanjutkan ucapannya.
Yang dikatakan oleh Elkaero ada benarnya. tapi bagaimana mau memberitahu kepada orangtua Pixy, sedangkan mereka sendiri jarang pulang kerumah.
"Kurasa jikalau ayah dan ibuku tak setuju, aku akan membujuk mereka. Namun bagaimana dengan orang tua mu Pixy?" tanya Allen menatap Pixy.
"Pekerjaan mereka itu apa? Kenapa jarang sekali pulang ke rumah, sampai-sampai meninggalkan anak gadisnya dirumah begini." tanya Eileen kesal.
Melihat wajah Eileen, Pixy jadi bingung mau jawab bagaimana. Orangtuanya saja tidak pernah memberitahu dirinya kalau mereka itu sebenarnya kerja apa.
.
.Disisi lain..
Ceklek! Pintu terbuka dan disini kita lihat ada seorang wanita yang cantik sedang mendekati ke arah suaminya, "masih sibuk?" wanita itu bertanya pelan.
"Masih ada sedikit lagi." jawab laki-laki paruh baya yang tengah berkutat dengan laptopnya itu yang notabene adalah suami sang wanita.
"Sampai kapan kita beginiin terus Pixy?" wanita itu kembali bertanya.
"Kau tenang saja sayang. Kau lihat sendiri, kalau Pixy itu sedang di jaga oleh jodohnya sendiri. Mereka telah bertemu." jawab lelaki itu lagi sambil tangannya mengetik di keyboard.
"Dan dia adalah Allen Archer anaknya raja vampire. Kau lupa ya, kalau ayahnya adalah temanku, dulu." lanjutnya lagi, kini menatap sang istri dengan senyuman.
"Benarkah?" tanya wanita itu, lagi.
Lelaki itu berdiri, "Benar.. Aku sudah tahu kalau Pixy itu akan berjodoh sama anak temanku, tapi sayangnya orang keras kepala seperti dia mau menjodohkan anaknya itu dengan gadis lain." ucapnya sambil mendekat ke arah balkon.
Lelaki itu lalu menghela nafasnya, "tapi, mereka berdua tak akan bisa berpisah maupun di pisahkan karena mereka adalah jodoh, jadi mau bagaimanapun juga mereka akan bersatu." sambungnya sambil tersenyum ke arah sang istri.
Istrinya yang sedari tadi hanya menyimak hanya bisa tersenyum. Ternyata suaminya itu sudah mengenai kehidupan Pixy.
.
.Kembali lagi ke sini.
"Ini sudah malam, mari tidur?" ajak Pixy mengalihkan pembicaraan mereka.
"Hoam.. benar, ini sudah malam. Aku juga sudah mengantuk, ayo tidur. Selamat tidur semuanya~" tambah Elkaero. Sepertinya pemuda itu tahu jika ada sesuatu yang disembunyikan oleh Pixy.
Dan pada akhirnya merekapun tidur kecuali kedua vampire ini, "mau apa dirimu?" tanya Allen.
"Kau tau, aku merasa aneh. Sepertinya ada sesuatu yang disembunyikan oleh Pixy," Elkaero membuka pembicaraannya dengan pelan.
"Kau benar. Tapi aku juga mau tahu apa kerja kedua orangtuanya Pixy" balas Allen.
"Nanti kita akan tahu sendiri Al, tenanglah, ia pasti akan tetap menjadi milikmu. Nah, sekarang kau tidur, dan aku akan mencari mangsa dulu. Sampai jumpa dan selamat malam~" ucap Elkaero saat mau pergi dari situ.
Allen mengendus kesal. "Kenapa kau terus mencari mangsa kalau Eileen ada?"
"Jangan samakan diriku dengan dirimu ya Allen. Sudah kau tidur saja sana, jangan menggangguku. Sampai nanti~" ucap Elkaero cekikikan sambil melambaikan tangannya, Allen sedikit kesal tapi yasudah lah. Dia yang juga tak mau ribet akhirnya ikut tidur menyusul kedua gadis itu.
—oh ya chapter ini sama sebelumnya Pixy, Allen, Eileen dan Elkaero sudah masuk sekolah ya
To be continued..
.
.Jangan lupa vote ya
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mate Blood is Truly Sweet [END]
FantasyTerkadang takdir seseorang itu tidak ada yang tahu.. contohnya siswi ini, dia awalnya mau pulang sekolah dan apesnya justru dia bertemu dengan para preman gang dan dia pun berlari untuk selamatkan dirinya, dari kejauhan dia melihat ada tempat untuk...