Chapter forty four (END)

338 14 3
                                    

15 tahun kemudian..

Anak kecil yang dulunya sangat manja ke sang ibu kini sudah menjadi anak remaja, iya.. dia adalah Paxton yang kini berusia 16 tahun, dan dia juga mempunyai 2 adik.

Adik pertamanya bernama Pierre berusia 13 tahun, dan adik bungsunya bernama Allea yang berusia 11 tahun.

Bundanya Paxton juga sudah menikah sama seseorang yang mirip dengan Elkaero, benar.. dia adalah Havriel, Riel saat pertama kali melihat Eileen dia langsung tertarik.

Dan dia berniat mau menikahi Eileen, dan saat Paxton berumur 5.. akhirnya mereka berdua menikah dan dikaruniai seorang anak yang bernama Adelle Shankara, dia seusia dengan Allea.

Allea sama Adelle itu sangat dekat tapi mereka berdua jarang ketemu aja karena Allea di dunia vampire kalau Adelle di dunia manusia.

.
.

Di kerajaan vampire..

Adik kakak ini tidak bisakah untuk tenang sehari saja, ada aja yang di ributkan.. contohnya mereka berdua..

"Kakak itu punya aku kenapa diambil" ucap sang adik kesal terhadap sang kakak yang selalu mengganggunya, "siapa cepat dia dapat" ucap sang kakak yang gak mau kalah.

Iya.. mereka berdua adalah Pierre dan Allea, setiap hari selalu meributkan hal sepele, Pixy pusing dengan mereka karena mereka itu seperti Allen dan Eileen.

Paxton? jangan ditanya, dia sama seperti ibunya itu pusing ngelihat mereka selalu ribut, dia yang gak mau pusing akhirnya keluar istana untuk mencari udara segar.

Oh iya.. Allen gak ada ya di kerajaan vampire, karena dia sedang menjalankan tugas yang diberikan oleh sang ayah, tapi kalau sudah selesai dia akan pulang.

Paxton dulunya anak yang banyak bicara dan aktif, kini dia menjadi anak yang minim berbicara kecuali dengan ibunya.

Paxton keluar istana berniat mau mencari mangsa, tapi dari kejauhan dia melihat seorang gadis yang terjatuh dan di lututnya keluar darah.

"Aduh kok jatuh sih.. jadi pergi kan kupu-kupunya" ucap gadis yang kini sedang melihat luka di lututnya.

Dia mendekati gadis itu.. "kau gak apa-apa?" tanya Paxton, Paxton berusaha untuk menahan rasa laparnya ketika melihat darah yang keluar dari lutut sang gadis.

Paxton mau membantu dia untuk berdiri, tapi dia sudah dilarang dengan alasan kalau gadis yang didepannya itu bisa berdiri sendiri.

"Aku gak apa-apa kok" ucap gadis itu sambil tersenyum, dia pun berdiri dengan perlahan.. "Em.. nama kamu siapa?" tanya gadis itu berniat untuk kenalan.

"Paxton" jawabnya singkat, "kalau aku Lucyenne.. kamu bisa panggil aku Lucy" Lucy tersenyum ke arah Paxton.

"Eh aku pulang ya nanti dicariin ibu ku.. bye" pamitnya sambil jalan perlahan tidak lupa dia melambaikan tangannya ke Paxton, Paxton terdiam ditempat.

"Menarik.." gumamnya melihat Lucy menjauh darinya, sepertinya Paxton lupa untuk mencari mangsa karena dia bertemu dengan Lucy.

"Eh iya.. bukannya aku mau mencari mangsa ya" ucapnya tersadar, "gadis itu.." Paxton yang gak mau ambil pusing akhirnya dia pergi mencari mangsa.

Lucy balik ke kerajaan nya, disitu sudah ada sang ibu "kamu habis dari mana sayang?" tanya ibunya yang tidak lain adalah Lynne.

Lucy tersenyum ke arah sang ibu "aku tadi habis mengejar kupu-kupu bu.. tapi tiba-tiba aku terjatuh" ucapnya.

Lynne mendengar itu sedikit panik "apa yang sakit sayang" ucapnya sambil memeriksa kondisi anaknya, kini pandangannya fokus ke lutut anak gadisnya itu.

"Luka?" Lucy mendengar itu hanya menundukkan kepalanya, takut kalau ibunya itu akan marah karena dia main sampai terluka.

My Mate Blood is Truly Sweet [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang