Allen menuruti perintah dari kertas yang dikirim oleh Aksa, tapi dia pergi ketempat itu waktu istirahat seperti Allen mencari keberadaan Pixy.
Dan tentu Allen tidak sendirian datang ketempat itu, karena ada Elkaero dan kedua sahabatnya yang ikut, awalnya Allen melarang tapi mereka tetap bersikeras untuk ikut.
"Benar kah disini tempatnya?" tanya Allen pada dirinya sendiri, akhirnya dia masuk kedalam dan yang lain menunggu di semak-semak, tempatnya itu adalah gedung yang terbengkalai.
Saat Allen masuk, dia disambut oleh Aksa dan sama someone? sepertinya Allen tidak asing dengannya.
Someone itupun berbalik badan, dan ternyata dia adalah Lynne.. untuk apa dia ada disini, "hai.. kita bertemu lagi pangeran" ucapnya enteng sambil melambaikan tangannya ke arah Allen.
"Lynne.. kau bekerjasama dia?" tanya Allen sambil menunjuk Aksa yang berdiri tidak jauh dari Lynne, "iya.. kenapa kau kaget pangeran?" Lynne menjawab dan balik bertanya.
"Sebenarnya kalau gak ada gadis itu kita akan bertunangan kan?" Allen mengerutkan alisnya, "tapi karena ada dia.. kita gak jadi bertunangan, jadi.. aku mau menyingkirkan gadis itu bersama Aksa" jelasnya.
"Kalau kau mau menyikirkan dia, lewati dulu mayatku" ucap Allen, seketika mata yang awalnya berwarna hitam kini menjadi merah pekat, dan itu berefek ke pixy.
.
.Disekolah dan tepatnya di kantin, Pixy dan kedua sahabatnya.. Pixy yang awalnya tenang sambil makan makanannya itu tiba-tiba dia merasa ada yang mengganjal dilehernya
"Mor.. Nad, temani aku ke toilet sebentar" ucapnya dan langsung pergi ke toilet, "eh tunggu Pixy, ayo Mor jangan lambat" ucap Nadine sedikit kesal sama Amora yang lambat.
Di toilet cewek, Pixy mendekat ke arah kaca.. dan melihat dilehernya, tepat tanda yang diberikan oleh Allen itu berubah warna menjadi warna hitam, dia menjadi ingat apa yang dikatakan oleh El (Chapter twenty five).
"Allen.. kau kenapa" gumam Pixy, "sudah selesai? ayo balik ke kelas nanti ada guru" ucap Nadine membuyarkan lamunan Pixy.
Akhirnya Pixy balik ke kelas sama sahabatnya, dia sedikit khawatir sama Allen ditambah El dan kedua sahabat Allen juga gak ada dikelas, "sebenarnya kemana mereka?" tanyanya pada dirinya sendiri.
.
.Balik lagi dimana tempat Allen dkk berada
Jadi alasan kenapa tanda dileher Pixy berubah warna.. itu karena Allen sedang bertarung melawan Aksa dan Lynne, awalnya dia bisa menyeimbangi Aksa dan Lynne.. tapi tiba-tiba..
Bugh..
"Sst.." ternyata Allen gak sanggup melawan keduanya, apalagi Allen yang sendirian lawan sama mereka berdua.. ya jelas gak seimbang.
"Menyerah saja Allen.. hari ini nyawamu akan dibawa ke neraka" ucap Aksa sambil tertawa sarkas, saat Aksa dan Lynne mau menyerang Allen lagi..
Sret..
"Maaf Allen.. kami baru muncul" ucap Elkaero menahan serangan Aksa, Ariel dan Daniel menahan serangan Lynne.. "heh! satu lawan dua ya.. mari kita main" ujar Ariel smirk, "sialan itu ternyata gak sendirian" ucap Aksa dalam hati.
Dan mereka berempat pun melawan Allen dkk, kini mereka yang awalnya mengeroyok Allen kini gantian.. sekarang mereka yang dikeroyok
"Ukh.." Lynne meringis kesakitan, Aksa yang melihat Lynne kewalahan.. akhirnya dia mendekati nya.
"Lynne.. kita balik ya, nanti biar aku yang kalahkan dia" ucapnya pelan dan hanya bisa didengar oleh Lynne, Lynne menjawab dengan meanggukan kepalanya
"Kita akan bertemu lagi Allen~" ucap Aksa dan dia langsung pergi dari situ sambil menggendong Lynne, "huu.. dasar pengecut" ledek Daniel, "bukannya kita ya yang pengecut karena melawan cewek berdua" ucap Ariel menyindir Daniel.
Daniel mendengar itu hanya memutar matanya, "sudah.. sekarang kita balik ke kelas, sudah masuk jam pelajaran ini" jelas Allen.
Benar.. mereka menggunakan banyak waktu untuk melawan Aksa dan Lynne, dan yang pasti nanti mereka akan mendapatkan hukuman karena sekarang sudah masuk jam pelajaran matematika.
Mereka pun balik ke kelas, dan benar saja ternyata mereka berempat dihukum untuk membersihkan toilet cowok, "apa mau bilang apa, jangan salahin diriku" ucap Allen lebih dulu karena El dan sahabatnya itu mau marah padanya.
"Yang penting Pixy selamat, tapi sepertinya dia akan kembali lagi.. jadi kau harus berhati-hati Allen" ujar Elkaero memperingati Allen, mereka pun membereskan hukuman mereka tapi tidak lama dari situ..
Bel pulang berbunyi, merekapun selesai dengan hukumannya.. "ayo Pixy balik sama aku" ajak Eileen, Pixy yang mau menjawab tawaran kakaknya itu..
"Pixy aku pinjam kakakmu ya" El lebih dulu menarik tangan Eileen, "hei! apa-apaan kau, aku mau pulang bersama Pixy" ucap Eileen kesal, pasalnya pemuda itu suka sekali bikin Eileen marah.
Pixy melihat itu hanya menggelengkan kepalanya, "hai" ucap Allen yang entah kapan pemuda itu sudah ada di sampingnya, "o-oh hai" ucap Pixy terbata-bata tapi..
"Dari mana saja kau Allen Archer? kau tahu aku sangat khawatir sama dirimu? kau menghilang terus datang-datang kena hukuman, jawab aku!.." omel Pixy panjang lebar dan tangannya itu refleks menjewer salah satu telinga vampire Allen.
"Aw-aw, iya nanti ku jelaskan tapi tolong singkirkan tanganmu itu Pixy" ucapnya memohon, dan Pixy pun melepaskan tangannya dari telinga Allen.
Allen mengusap telinganya, dia baru tahu kalau kekasihnya itu kalau marah akan menyeramkan walau sisanya tidak terlihat menyeramkan tapi lucu.
"Sudah jangan marah.. nanti ku jelaskan di rumahmu" ujar Allen final sambil mengusap rambut panjang Pixy.
To be continued..
.
.Jangan lupa vote ya
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mate Blood is Truly Sweet [END]
FantasiTerkadang takdir seseorang itu tidak ada yang tahu.. contohnya siswi ini, dia awalnya mau pulang sekolah dan apesnya justru dia bertemu dengan para preman gang dan dia pun berlari untuk selamatkan dirinya, dari kejauhan dia melihat ada tempat untuk...