Part 6

707 79 13
                                    

If I really mean something to you, why can't I be the one who fills your heart?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

If I really mean something to you, why can't I be the one who fills your heart?

>>.<<

Setelah pulang dari rumah sakit, kini Yujin tengah duduk dijok belakang mobilnya bersama dengan Gyuvin. Sedangkan Hanbin tengah menyetir didampingi oleh Hao-kekasihnya. Mereka benar-benar cemas akan keadaan Yujin tadi, namun sejak kejadian itu Yujin justru lebih banyak diam dan menundukkan kepalanya.

"Yujinie, kenapa tidak bilang jika cidera kakimu belum sembuh? kita bisa menunda acara camping itu lain kali.."

"maafkan aku hyung" gumam Yujin masih dalam keadaan tertunduk. Gyuvin hanya memperhatikan Yujin dalam diam.

"sudahlah, jangan mengomelinya terus, fokus saja menyetir" amuk Hao seraya memukul lengan Hanbin. Ia juga tak tega melihat Yujin yang nampak lesu, namun Hao juga menyadari jika Hanbin hanya terlalu mengkhawatirkan adiknya, "Yujinie, setelah ini kau harus beristirahat beberapa hari dirumah, eum?"

Yujin menganggukkan kepalanya patuh saat Hao berpesan padanya, ia tak ingin menyebabkan masalah lagi dan merepotkan semua orang. Tak ada lagi pembicaraan dalam perjalanan menuju rumah mereka dan saat mobil itu sudah terparkir didepan halaman rumah keluarga Sung, lagi-lagi Gyuvin yang menawarkan diri untuk mengantar Yujin ke kamarnya.

Setelah duduk diatas bed-nya, Yujin masih tidak mengatakan apapun selain menggumamkan kata terima kasih untuk Gyuvin yang sudah membantunya. Sosok Yujin yang seperti ini membuat Gyuvin tak tega meninggalkannya begitu saja. Tangannya terangkat dan mengusak surai Yujin yang lembut, "Yujinie, maaf tadi aku membentakmu, tapi berhenti beranggapan jika kau merepotkan ataupun merusak suasana.."

Yujin bergeming, tak mengatakan apapun selain terus menundukkan kepalanya--untuk menyembunyikan airmata yang kembali merebak dipelupuk matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yujin bergeming, tak mengatakan apapun selain terus menundukkan kepalanya--untuk menyembunyikan airmata yang kembali merebak dipelupuk matanya.

"Yujinie, kehadiranmu itu seperti matahari bagiku dan Hanbin-hyung, atau mungkin bagi teman-temanmu juga.. jadi jangan pernah menganggap dirimu sebagai sosok beban bagi kami, mengerti?" celetuk si jangkung dan Yujin masih tetap diam, "istirahatlah, aku akan turun untuk mengambilkan minum untukmu.." lanjut Gyuvin yang setelahnya berjalan meninggalkan kamar Yujin. Remaja yang sejak tadi tertunduk mulai mendongakkan kepalanya menatap punggung Gyuvin yang berjalan menjauh dan hilang dibaling pintu kamarnya.

CRUSH | GYUJINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang