Eps 1: Awal mula (1)

3.8K 122 0
                                    

...Happy reading 🥰...

Alysia Cale adalah salah satu manusia biasa yang hidup di dunia ini. Dari banyaknya manusia yang ada kenapa harus dia?

Pada suatu hari yang biasa, ketika Alysia sedang bercermin. Pada awalnya semua tampak normal. Tapi, disaat ia sedang lengah tiba tiba suatu bayangan tangan hitam menarik paksa tubuhnya masuk ke dalam cermin.

Alysia menjerit, terus berteriak meminta pertolongan. Tapi semua itu tiada guna. Ia terjebak di dalam cermin itu dan terus berteriak ketakutan. "Siapapun tolong aku!"

Alysia panik dan mulai saat itu, keberadaannya dianggap tiada.

~~~

Alysia terus tertunduk ketakutan. Bertanya pada dirinya sendiri, sembari terus berharap mimpi buruk ini akan segera berakhir. "Siapapun, aku mohon tolong selamatkan aku!"

Di tengah keputusasaan, tiba tiba terdengar suara. Alysia langsung berdiri dan berlari mengikuti asal suara tersebut.

"Semoga Dewa memberkati mu..."
Itulah suara yang terus didengarnya. Hingga akhirnya Ia melihat sebuah cahaya. Alysia tersenyum, "Semoga saja, itu jalan keluarnya!" harapannya saat itu.

~~~~

Alysia langsung membuka mata dan memegangi lehernya yang terasa luar biasa sakit. Rasa sakit dan perih menggerogoti lehernya.

Dengan napas yang tersengal-sengal dan semua yang terlihat terasa berputar-putar, ia tetap memaksa untuk bangun. Namun...
BRAK!
Alysia yang masih dalam keadaan lemah, langsung tersungkur ke lantai yang dingin. "Ugh!"

Dapat Alysia dengar dari seberang sana beberapa orang berteriak panik. "Ya ampun nona! Apa yang sudah terjadi?"

Mereka semua langsung mengangkat dan meletakkan kembali tubuh Alysia ke kasur. Namun, entah kenapa saat mereka hendak menolong, Alysia langsung menolak dengan kasar.

"Lepaskan aku!" lalu secara tidak sengaja Alysia mendorong salah satu dari mereka dengan keras hingga membuatnya terjatuh.

Dengan sisa tenaga yang ia punya, Alysia berjalan menjauh. Sembari terus menatap tajam beberapa wanita yang berpakaian seperti pelayan itu.

"Jangan mendekat! Jika tidak, akan ku bunuh kalian semua!" ancam Alysia sembari menunjuk mereka satu persatu.

Saat ini Alysia tidak tahu apa yang terjadi dan siapa mereka. Namun, entah mengapa ia merasakan perasaan benci yang begitu besar dan rasa sakit yang teramat menyiksa.

Dengan mata yang berlinang air mata, Alysia menunjuk mereka semua dengan benci. "Aku berjanji, suatu hari nanti akan ku bunuh kalian semua!"

Setelah mengatakan itu, Alysia pun berbalik. Tapi, ternyata. Sedari tadi seseorang telah memperhatikan gerak geriknya dari belakang sini.

Seolah wanita paruh baya itu menatapnya dengan tidak suka. Tapi, Alysia tidak peduli.

Untuk saat ini, pertama-tama ia harus mengendalikan emosi aneh ini. Tapi kemudian sebuah tamparan keras mendarat tepat di wajahnya.
PLAK!
Wanita paruh baya itulah yang telah menampar Alysia dengan keras. "Dasar anak tidak tahu diri! Pelayan! Seret wanita gila ini ke ruang bawah tanah dan siksa dia!"

Alysia yang masih kebingungan pun hanya bisa terdiam. Rasa panas dan perih di pipinya masih sangat jelas terasa.

Alysia terus berpikir, sebenarnya apa yang sedang terjadi? Lalu ia menatap wanita paruh baya itu. Berusaha untuk mencerna sesuatu.

"Siapa wanita tua ini? Kenapa dia menamparku? Kenapa aku bisa memiliki perasaan benci ini? Siapa para pelayan itu? Dan bagaimana aku bisa ada disini?"

Pertanyaan itu terus saja berputar di dalam benaknya. Dan disaat yang sama wanita paruh baya itu pun mendekat

Dengan kuat ia mencengkram erat leher Alysia hingga Alysia tidak bisa bernapas. "Ahkkk!"

Alysia tersengal-sengal, tidak dapat bernapas. Lalu wanita paruh baya itu pun berbisik di telinganya. "Sepertinya, kamu masih bingung atas apa yang terjadi?"

"Tidak perlu khawatir. Akan ku buat kamu mengingat segalanya dengan cepat!"

Alysia mendongak, menatapnya dengan takut. Wanita itu pun berdiri.

Setelah itu, para pelayan berbondong-bondong memaksanya untuk bangun.

Di tengah tekanan yang diberikan para pelayan itu, Alysia terus melihat wanita paruh baya itu dengan selidik.

Hingga akhirnya, para pelayan itu pun menyeretnya keluar. Dan disaat semua itu terjadi, Alysia masih menatap wajah wanita paruh baya tersebut.

Sembari terus merasa kebingungan, ia pun berpikir. "Kenapa aku sangat membenci wanita itu?"

Dan begitu pintu tertutup, Alysia tidak bisa melihat wajah wanita yang sangat ia benci.

Bersambung...

Lavelyn or Alysia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang