Eps 60: Pertemuan pertama pangeran Louis dengan Permaisuri Isabella

125 9 0
                                    


🥀 Happy reading 🥀

Kaisar hanya terdiam. Menatap Alysia dengan penuh penasaran. "Apa yang anda inginkan?" Tanya Kaisar Herry.

Alysia tersenyum. "Biarkan pangeran Louis Augonius bertemu dengan permaisuri Isabella."

"Apa anda gila? Saya tidak bisa membiarkan penerus tahta bertemu dengannya. Wanita itu sudah terpapar penyakit. Saya tidak ingin anak itu terpapar."

"Itu tidak akan terjadi. Saya tahu betul kalau penyakit yang di derita oleh permaisuri Isabella bukanlah penyakit menular yang parah. Itu hanya bisa ditularkan melalui hubungan seksual. Selama pangeran Louis menjaga jarak. Tidak ada hal buruk yang akan terjadi."

Kaisar Herry menghela nafas panjang. Ia lalu menatap pangeran dengan tajam. "Apakah kamu ingin bertemu dengannya?"

Pangeran terdiam untuk sesaat. "Sejujurnya saya sangat penasaran tentang wanita yang telah melahirkan saya. Semua orang selalu membicarakannya seolah mengenalnya. Sedangkan saya yang merupakan putra kandungnya sendiri tidak tahu apapun."

"Wajahnya, suaranya, tidak ada satupun yang saya ketahui. Oleh karena itu, tolong izinkan saya bertemu dengannya. Setidaknya biarkan saya tahu bagaimana wajah nya untuk terakhir kalinya, Baginda."

Alysia menatap pangeran dengan iba. Dia tahu betul apa yang dirasakan oleh pangeran Louis. Karena Alysia juga sama. Dirinya tidak pernah mengetahui bagaimana wajah wanita yang telah melahirkannya.

"Baiklah. Saya berikan izin. Tapi ingat! Tidak ada kontak fisik. Saya tidak ingin penerus satu-satunya tertular penyakit itu."

Alysia dan pangeran Louis pun menundukkan kepala. "Terima kasih Baginda atas kemurahan hatinya."

Langsung saja Alysia dan pangeran pamit undur diri. Mereka tidak punya banyak waktu lagi. Sebentar lagi permaisuri Isabella akan langsung di bawa pergi.

Alysia memandang pangeran dan menggenggam erat tangannya. "Ayo, pangeran!" Seru Alysia memberikan semangat.

Pangeran tersenyum. "Tentu saja!"

Tidak butuh waktu lama mereka berdua telah sampai di depan pintu ruangan permaisuri Isabella di sembunyikan.

Bersamaan dengan itu cengkraman tangan pangeran mengerat. Dapat Alysia rasakan perasaan gugup berkecamuk di pikiran pangeran Louis.

"Permaisuri Isabella. Ini saya, Lavelyn Alexander Tutila bersama pangeran Louis masuk ke dalam ruangan."

Pintu pun terbuka, menampilkan sesosok wanita buruk rupa yang sedang duduk di kursi rodanya, memandang ke luar jendela.

Rambut hitamnya yang terurai panjang. Tangannya kurus kering menampakan tulang-tulang yang berada di balik kulitnya.

Tangannya tergerak, ia berbalik, melihat siapa yang datang berkunjung sebelum kepergiannya.

Bibirnya yang pecah-pecah tersenyum lebar. Memandang haru seorang anak yang sangat ingin ia temui. "Pangeran Louis, putraku yang sangat ku rindukan."

Tidak ada respon yang terucap dari mulut pangeran. Ia terus berdiam diri. Cengkraman tangannya mengendur. Lalu pangeran berjalan maju. Namun tetap saja tidak ada suara yang keluar.

Keduanya saling memandang satu sama lain. Permaisuri Isabella yang mendapatkan respon dingin dari pangeran hanya bisa tertunduk.

"Apa kamu malu memiliki seorang ibu yang buruk rupa?"

Tidak ada balasan.

"Aku tahu kamu pasti kecewa padaku. Tapi..."

"Tidak, aku memang pantas menerimanya. Tidak masalah meskipun kamu tidak mengakui aku sebagai ibumu. Tapi ingatlah satu hal ini putraku. Bahwa engkaulah belahan jiwaku yang berharga."

Tetap tidak ada respon. Pangeran hanya menatap permaisuri Isabella dengan datar. Hingga akhirnya pangeran mendekat.

Ia berdiri tepat lima langkah dari permaisuri Isabella. Bibir mungilnya kini secara perlahan terangkat. "Apakah itu semua benar?"

🥀 Bersambung 🥀

Jangan lupa untuk vote dan komen kalo kamu suka kisah "Lavelyn or Alysia" ya 🤗

Lavelyn or Alysia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang