Eps 21: Sosok lain Pangeran

788 59 0
                                    

.... Happy reading 🥰...

"Hari pertama sebagai kepala pengurus istana Moanasari telah di mulai."

"Awalnya tidak mudah, dikarenakan adanya beberapa pembukuan yang tidak sesuai standar dan palsu, jadinya aku harus mengatasinya terlebih dahulu."

"Tentu saja dengan bantuan Jefriko."

Sudah 6 jam waktu yang Alysia habiskan di ruang kerja. "Ku pikir, ini tidaklah terlalu buruk."

Alysia meregangkan tubuhnya sejenak, mengusir kepenatan yang ada. "Semua otot-otot ini terasa begitu kaku. Mungkin karena aku sudah terlalu lama duduk."

Tapi, meskipun Alysia berhasil menjabat sebagai kepala pengurus istana Moanasari, Jefriko tetap menjadi atasannya.

Meskipun hanya sementara.

Kaisar memerintahkan Jefriko untuk mengajari dan mengawasi pekerjaan Alysia. Setelah dirasa cukup yakin untuk bisa mengatur, baru Jefriko akan dibebaskan tugaskan. Atau dengan kata lain, di pecat.

"Yah, aku sih tidak terlalu peduli. Karena hari ini aku memiliki janji dengan pangeran."

"Pekerjaan ku sudah selesai. Jadi, sekarang waktunya untuk pergi."

Alysia berjalan menghampiri Jefriko dan menyerahkan beberapa buku anggaran yang sudah diperbaharui.

Jefriko mendongak, wajahnya sedikit mengernyit saat memeriksa buku anggaran yang Alysia berikan. "Kerja anda bagus juga rupanya." Puji Jefriko pada Alysia.

"Jika begitu, saya permisi, pamit pergi. Ada janji temu yang harus dihadiri." Jawab Alysia singkat lalu langsung berjalan pergi meninggalkan ruang kerja.

Jefriko hanya memandang, tidak bergerak sedikitpun. Meskipun begitu, Alysia sadar akan sesuatu.

"Untuk seperkian detik ia sempat tersenyum dan itu sangat menggangu."

~~~~

"Saat ini pangeran pasti sudah lama menunggu. Aku harus cepat bergegas agar segera sampai di perpustakaan istana Moanasari."

"Tapi, ayolah!"

"Sangat menyebalkan rasanya tersesat di istana sebesar ini!"

Meskipun Alysia sudah sering berkeliling tapi tetap saja ia sering tersesat seperti hari ini.

Istana Moanasari sangatlah besar. Jadi, dibutuhkan waktu yang sangat lama serta ingatan yang kuat agar tidak tersesat.

Akhirnya setelah penuh perjuangan, Alysia berhasil sampai di perpustakaan.

Dibutuhkan waktu yang sangat lama untuk sampai di perpustakaan ini. Walaupun Alysia yakin sekali, sekarang sudah sangat terlambat.

"Aku harap pangeran tidak marah padaku."

Namun, sesuatu yang menggangu terdengar dengan jelas.

Alysia menoleh ke samping. Terlihat beberapa pelayan wanita yang sedang mengelap kaca jendela tengah bergosip.

"Sekarang aku sangat yakin sekali terhadap kebenaran rumor itu"

"Aku juga sependapat dengan mu. Coba pikir, mana ada seorang ayah tega menelantarkan anaknya sendiri, kecuali jika anak itu pembawa sial."

"Benar juga. Lagipula, mendiang Ratu juga meninggal dunia saat melahirkan pangeran. Belum lagi pangeran lahir di saat kekaisaran Harvestmoon mengalami kekacauan. Bisa jadi, kelahirannya adalah malapetaka bagi kita semua."

Lavelyn or Alysia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang