Eps 52: Mendiang Permaisuri Isabella

133 11 0
                                    

🥀 Happy reading 🥀

.......

"ugh!" Alysia merintih, membuka matanya yang terasa berat. "Pusing sekali rasanya..."

"Semuanya terlihat buram. Dimana ini?" Tanya Alysia saat mendapati dirinya berada di tempat asing.

Alysia memegangi kepalanya. "Perban?" Kepalanya yang terluka terbalut oleh perban luka. Seseorang telah menolong dan mengobati dirinya.

Beberapa luka di sekujur tubuhnya juga  telah di olesi oleh salep. "Aku juga merasa lebih baik .Tentu saja ini masih terasa sangat sakit. Tapi tidak sesakit tadi."

Alysia mengerjapkan mata-mata beberapa kali. Kini penglihatannya kembali normal, mampu melihat dengan jelas.

Alysia memandangi tempatnya. Sebuah kasur kayu tanpa alas. "Sepertinya ini di dalam gubuk tua. Tapi, dimana?"

"Ugh!" Alysia merintih. Ia tidak bisa banyak bergerak.  Kini Alysia benar-benar merasakan tulang rusuknya yang patah. "Sial!" Gerutu Alysia.

Alysia terdiam. Sesuatu terdengar semakin mendekat. "Suara decitan roda?"

Seseorang masuk dan menyapa Alysia. Alysia tertegun saat melihat seorang wanita dengan wajah yang buruk rupa. Sembari tersenyum, ia menanyakan kondisi Alysia.

"Bagaimana? Apakah sudah merasa lebih baik?" Tanyanya dengan suara yang ramah.

Alysia terdiam, tidak dapat berpikir. Ia merasa syok dan tentu saja bingung. Meskipun wajahnya di penuhi oleh luka, tapi Alysia masih dapat mengenali siapa orang itu.

"Apakah anda adalah permaisuri Isabella?" Tanya Alysia.

Mendengar pertanyaan Alysia, wanita buruk rupa itu tertunduk. "Sepertinya anda juga tidak percaya. Orang yang buruk rupa ini dulunya adalah seorang permaisuri."

Wanita itu tersenyum getir. Lalu memandang Alysia. "Jadi itu benar anda?" Tanya Alysia sekali lagi.

"Ya, benar. Saya adalah permaisuri Isabella. Tapi sekarang orang itu sudah mati." Jawabnya dengan dingin.

"Saya tidak bisa mengerti. Bagaimana mungkin? Bukankah Baginda meninggal saat melahirkan pangeran?"

"Itulah yang orang lain pikirkan."

"Jika begitu, berarti selama ini kematian anda di palsukan. Tapi kenapa?"

Permaisuri Isabella mendekat memandang Alysia dengan perasaan sendu. "Apakah itu penting? Lagipula semua baik-baik saja tanpa diriku. Lagipula sebentar lagi aku akan mati."

Alysia tertegun. "Apa maksud anda?"

Permaisuri Isabella menghela nafas panjang. "Saat ini aku sedang mengidap penyakit kelamin. Penyakit itu telah menyebar di seluruh tubuhku dan membuat ku menjadi buruk rupa. Sekarang aku hanya perlu menunggu waktu hingga ajal menjemput ku."

Alysia terkejut mendengarnya. "Saya masih tidak dapat mengerti. "Kematian anda selama ini di palsukan. Tapi apa alasannya? Lalu bagaimana mungkin anda bisa mengidap penyakit kelamin?"

"Lalu bagaimana bisa anda tinggal di tempat seperti ini?"

Tinggal seorang diri di sebuah gubuk reyot. Hidup dengan penuh penderitaan bersama dengan penyakit yang menggerogoti tubuhnya. 

Ada begitu banyak pertanyaan di dalam benak Alysia.

Alysia memejamkan mata sejenak lalu menarik nafas panjang. "Jujur saja saya benar-benar tidak dapat mengerti apapun. Semua ini terjadi dengan tiba-tiba."

"Tidak masuk akal. Bagaimana mungkin? selama ini semua orang mengira anda sudah tiada. Kematian permaisuri Isabella telah di palsukan. Benar-benar kebohongan publik yang luar biasa!"

Permaisuri Isabella tersenyum. "Kamu ingin tahu alasannya bahkan jika nyawamu menjadi taruhannya?"

Alysia mengangguk. "Meskipun saya tidak mendengarnya sekalipun. Saya akan tetap mati pada akhirnya."

Permaisuri Isabella tersenyum tipis. "Awalnya aku tidak ingat apapun. Setelah melahirkan pangeran aku kehilangan ingatan ku. Siapa namaku, Keluargaku, dimana aku tinggal sebelumnya dan apa yang terjadi padaku. Aku tidak dapat mengingat apapun. Dan sialnya saat itu terjadi, aku sudah lumpuh."

"Seolah pria membawaku kemari lalu meninggalkanku seorang diri disini. Tanpa ada satu orang pun yang menemani."

"Hingga suatu saat aku mulai mengingat sesuatu. Bahwa pria yang telah membuang ku kemari adalah ayahku sendiri. Duke Alberto Wilston telah membuang ku selayaknya sampah yang mengganggu."

🥀 Bersambung 🥀

Jangan lupa untuk vote dan komen kalo kamu suka kisah"Lavelyn or Alysia " ya 🤗

Lavelyn or Alysia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang