Jakarta, Indonesia
13.10Di sebuah stadion di Jakarta, tepatnya di JIS (Jakarta Internasional Stadion), sedang terjadi pertandingan nasional bola volly yang ditonton lumayan banyak penonton.
Harimau - Garuda
23 - 20Itulah papan skor sementara pertandingan ini. Tim Harimau memenangkan set pertama dan sekarang set kedua. Tim lawan sedang bersiap servis dan mulai memukul bola.
Bugh, Haikal Fahrezi menerima bola itu."Nice receive," ucap rekan setternya, Rizal. "Arya!" seru Rizal memberikan pada wing spiker, Arya. Arya pun memukul bola itu dan gotcha! masuk ke daerah lawan. Tapi saat bola akan menyentuh lantai, libero lawan mereceivenya dan memberikan pada setter, dan dipukul oleh spiker. Bugh, poin untuk tim Harimau. Anggota tim garuda melihat dengan putus asa.
"Kalem kalem, kita rebut poinnya!" seru Haikal dan malah ditatap aneh rekan timnya.
"Kalem endasmu! lawan udah set point dan kita masih 20, kalau dapat satu poin aja lawan masih tetap set point," Ucap wing spiker — Raka, dengan kesal. Dan anggota lain membenarkan.
"Tapi kalo kita berusaha pasti kita bisa mengejar kok, ayo kita lebih semangat lagi," ujar Haikal menyemangati mereka.
"Hah gatau lah, aku capek. Lawan udah set point, kita juga bakal digaji jadi gapapa kalah," ucap middle blocker — Andri.
Pertandingan kembali dimulai setelah tim garuda meminta time out. Kini tim harimau akan servis, bola dipukul dan diterima baik oleh Haikal. Haikal mengoper bolanya pada Rizal dan...
Bugh, bola jatuh ke lantai. Bukan ke area lawan melainkan area tim garuda. Haikal melihatnya dengan mata terbelalak, ia lihat bagaimana Rizal hanya mengabaikan bola operan darinya dan membiarkan bola terjatuh ke lapangannya sendiri. Dan tim harimau menang karenanya.Saat ini kedua tim saling berjabat tangan sebelum menutup pertandingan, Haikal hanya diam saat berjabat tangan karena masih linglung dengan kejadian tadi. Sampai...
Grep, ada orang selanjutnya berjabat tangan dengannya."Kamu kuat, tapi tim mu tidak mendukungmu untuk menjadi kuat," ucap libero lawan — Gibran. Haikal tersentak dan melihat lawannya, ia memikirkan ucapan Gibran.
Setelah bersalaman, Haikal kembali ke timnya dan mendengarkan ucapan pelatihnya. Pelatihnya juga sepertinya memang sudah putus asa untuk menang, tapi dia tidak membenarkan perlakuan Rizal yang mangabaikan operan Haikal. Setelah itu pelatih pergi menuju pintu keluar, menyisakan tim garuda. Haikal menuju Rizal dan...
"Kenapa lo cuekin operan gw hah!" seru Haikal marah sambil memegang kerah jersey Rizal, ketika ia marah ia memakai bahasa non formal.
"Simpel aja, kan kita udah mau kalah, dan gw cepetin kekalahan kita biar gak buang tenaga banyak," jawab Rizal santai membuat Haikal tambah marah.
"Poin bisa kita cetak kalo kita bekerja sama, dan apa-apaan kalian malah putus asa untuk menang. Kita berenam tau!" seru Haikal lagi. Ia marah, ia marah karena operannya diabaikan rekan setimnya. Bukan hanya Rizal saja, semua rekan timnya hanya membiarkan bola itu jatuh padahal mereka melihat bolanya.
"Cih udahlah, ngomong sama Penjaga Gila kayak lo gak ada gunanya. Kita juga bakal kalah ujung-ujungnya," ucap Rizal lalu berjalan pergi diikuti yang lainnya.
"Aku menjaga barisan belakang agar kalian bisa menyerang, aku menjaga barisan belakang karena aku mempercayai kalian bisa bertarung di udara, lantas ini balasan kalian padaku?" tanya Haikal membuat semua anggota berhenti dan menatap Haikal yang saat ini menatap mereka tajam.
"Sepertinya aku tidak cocok bermain bersama kalian, karena Penjaga Gila sepertiku, tidak butuh burung yang putus asa untuk terbang karena pohon yang terlalu tinggi," lanjut Haikal berjalan melewati timnya. Semua rekan timnya pun tertegun mendengarnya.
•••
Keesokan harinya, Haikal menuju base camp tim garuda karena ingin mengundurkan diri dari tim garuda. Manager tim garuda sempat menolak pengajuan Haikal, namun Haikal bersikukuh mengundurkan diri yang membuat Manager terpaksa menerima pengajuan tersebut. Setelah pengajuannya diterima, Haikal pun keluar dari ruangan Manager menuju pintu keluar, karena ia sudah bukan lagi anggota tim garuda.
Namun saat akan menuju pintu keluar, ia berpapasan dengan tim garuda yang baru masuk ke dalam gedung. Haikal hanya cuek saja dan lanjut berjalan, namun perkataan seseorang menghentikannya.
"Jadi lo beneran keluar dari tim ini?" tanya Rizal. Haikal hanya berdehem.
"Lo yakin keputusan yang lo pilih tepat?" tanya Raka dengan alis terangkat.
"Gue rasa tepat, karena gue gak cocok bermain dengan kalian,"
"Lo jangan nyesel di kemudian hari, karena kesempatan gak dateng dua kali," kata kapten tim — Angga.
"Gue gak bakal nyesel," sahut Haikal lalu berjalan ke pintu keluar.
"Sekarang, aku harus bermain volly dimana?" batin Haikal bertanya-tanya.
T
B
C
KAMU SEDANG MEMBACA
Gagak Tanpa Sayap (Haikyuu x Male oc)
Roman pour AdolescentsHaikal Fahrezi namanya, seorang libero yang terkenal dengan julukan Penjaga Gila dari negara asalnya. Namun, terjadi sesuatu tidak mengenakkan membuat dirinya pindah ke Jepang untuk melanjutkan belajarnya. Di Jepang ia bergabung dengan sebuah klub v...