Malam harinya, Haikal mengemas barang-barangnya untuk ia bawa nanti ke Jepang. Tunggu, Jepang? ya, Haikal bertujuan untuk kembali ke Jepang. Ayah dan Ibunya memilih menetap di Jepang karena pekerjaan mereka, jadi selama di Indonesia ia tinggal sendiri dengan uang saku orangtuanya serta gaji yang ia terima dari bermain volly.
Setelah mengemas barang-barangnya yang cukup banyak, ia pun merebahkan dirinya di atas kasur. Berharap keputusan yang ia ambil benar dan berharap besok berjalan dengan baik.
•••Saat ini Haikal sudah berada di bandara Soekarno-Hatta, ia sudah memasuki pesawat dan menunggu pesawat landing.
Setelah beberapa lama menunggu, akhirnya pesawat lepas landas dan terbang menuju Jepang.
•••
Warning!
Aku : bahasa jepang
Aku : bahasa indonesiaTokyo, Jepang
14.30 JST"Aku datang, Jepang," ucap Haikal sambil menginjakkan kakinya di Bandar Udara Internasional Tokyo. Setelah duduk terus selama 7 jam lebih membuat punggung Haikal encok.
"Mana Mama dan Ayah ya," ucap Haikal celingak-celinguk mencari orang tuanya.
"Haikal!" seru seseorang di belakang Haikal, sang empu pun menengok dan melihat Ayah dan Ibunya berjalan ke arahnya.
"Mama, Ayah," seru Haikal memeluk keduanya, yang dibalas pelukan erat.
"Ayo kita cepat-cepat ke mobil, biar nyampe rumah gak kemaleman," ucap Ayah — Arhan Raditya. Keduanya pun hanya mengangguk.
Setelah semua barang-barang dimasukkan ke bagasi mobil, Arhan menancap gas keluar dari bandara menuju rumah mereka yang berada di Miyagi.
•••
Miyagi, Jepang
18.05 JSTSetelah menempuh perjalanan selama 3 setengah jam, akhirnya Arhan dan keluarga sampai ke rumah. Meskipun seharusnya perjalanan ditempuh selama 5 jam, tapi berkat Arhan yang lumayan ngebut membuat perjalanan lebih cepat sampai.
Haikal beristirahat di kamarnya karena perjalanan yang cukup panjang ia lalui hari ini.
•••
Pagi yang cerah, hari ini hari minggu dan saat ini keluarga Haikal sedang sarapan bersama. Di pertengahan acara sarapan, Mama—Akane Hanaru membuka suara."Haikal, mulai besok kamu sekolah ya? Mama sudah daftarkan kamu di sekolah dekat sini," ucap Akane pada Haikal.
"Oke, besok aku akan sekolah. Apa nama sekolahku?" tanya Haikal sambil sibuk makan.
"Sma Karasuno,"
"Ada klub volly nya gak?"
"Ada, dan kalau tidak salah hari ini mereka sedang tanding di gor Sendai," jawab Arhan. Hal itu membuat Haikal memberhentikan acara makannya. Haikal seketika berdiri karena makanannya sudah habis.
"Aku ingin menontonnya," ucap Haikal sambil memakai jaket kesayangannya, karena Arhan tidak bisa menolak permintaan anaknya memilih mengantarkan anaknya karena ia masih baru di Miyagi.
•••
Haikal sedikit terlambat karena di jalan tadi macet, ketika ia sampai gor, ia melihat papan skor yang ternyata sudah di pertengahan set ketiga.
Aoba Johsai - Karasuno
15 - 14Ia hanya mengamati pertandingan dengan wajah datar, dan menilai. "Awalnya aku terkejut dengan pukulan bocah orange itu, tapi pukulannya masih penuh celah dan bisa meleset karena dia menutup mata," komen Haikal, ia saat ini berada di tribun penonton Karasuno.
Ia kembali mengamati dimana Hinata berlari dengan penuh ambisi namun akhirnya dipukul oleh si rambut samurai.
"Tapi, ia kuat juga kalau jadi umpan. Dan lagi lelaki samurai itu tenaganya kuat sekali," ucap Haikal.
"Woah, si botak itu juga tenaganya lumayan,"
Kembali ke lapangan dimana serangan Hinata diabaikan blocker dan diterima baik oleh libero lawan. Dan Oikawa melakukan feint (tipuan).
"Hmm, setternya lumayan," Haikal melirik Oikawa.
Karasuno menurunkan pinch serve saat Hinata di bagian servis. "Kelihatan sekali ia baru dimainkan sekarang," Haikal melihat ekspresi bocah berambut hijau lumut.
"Mungkin, jump float?" tebak Haikal dan di saat itu juga bola diservis dan mengenai net dan malah jatuh ke lapangan Karasuno.
"Dia kurang rileks dan bolanya kurang tinggi sedikit."
Haikal selalu berkomentar pada dirinya sendiri sampai pertandingan selesai dan dimenangkan Aoba Johsai. Ia lalu berjalan ke arah pintu keluar untuk pergi.
"Karasuno ya, menarik juga," lirih Haikal tersenyum tipis.
T
B
C
KAMU SEDANG MEMBACA
Gagak Tanpa Sayap (Haikyuu x Male oc)
أدب المراهقينHaikal Fahrezi namanya, seorang libero yang terkenal dengan julukan Penjaga Gila dari negara asalnya. Namun, terjadi sesuatu tidak mengenakkan membuat dirinya pindah ke Jepang untuk melanjutkan belajarnya. Di Jepang ia bergabung dengan sebuah klub v...