Bagian 21:Kita ini apa?

55 12 0
                                    

Bersyukurnya Harel tak kehilangan kesadaran,Harel masih bisa bangun pagi dengan wajah ceria walau dengan mata sembab,Harel masih sanggup untuk melakukan aktifitas kampus nya.

Mungkin juga karena obat yang dikonsumsi Harel sudah mulai bereaksi,lelaki kecil itu tak lagi diam dengan tatapan kosong.

Saat ini Harel bahkan sedang duduk menikmati sereal yang dibuatkan Aji dengan Jevian yang berada di sebelahnya.

"Yakin mau masuk kelas?"

Harel mendengus malas,ini sudah pertanyaan ke 25x yang dilontarkan Jevian.

"Sekali lagi tanya gitu aku lakban mulut abang"

Yang di ancam seperti itu menunjukkan raut pura-pura takut, menyebalkan! Harel ingin sekali menendang Jevian ke Palung Mariana,namun tidak nanti Harel tidak mempunyai Abang sehebat Jevian lagi.

"Lo ga ada kelas hari ini Jev?"

"Ga ada,makanya gue minta jagain anak kecil ini Ji"

"Aman,nanti kalo perlu gue jagain di sebelahnya banget"

Sendok melayang tepat di puncak kepala Aji juga Jevian

"Ga usah lebay"

Kaki kecilnya segera melangkah mengambil tas yang disimpan di sofa,berjalan keluar tanpa memedulikan kedua orang yang masih mengusap kepalanya.

"Bayi tunggu"

Serius! Kapan aji akan berhenti memanggil nya bayi sih

.

.

.

.

Sepertinya ini balasan atas ke jahilan Aji pada Harel saat dalam perjalanan menuju kampus tadi,karena saat ini Harel mengabaikan eksistensinya dan berlari menuju Yosha yang kebetulan baru saja sampai.

"Kak Yosha"

"Oh Harel"

Kenapa juga mereka harus memiliki jadwal kelas yang sama,itu semakin menambah intensitas Yosha dan Harel untuk bertemu. Oh,jangan lupakan bahwa Aji masih sedikit kesal karena Yosha sempat menemani Harel saat lelaki kecil itu jauh dari jangkaunnya.

"Pagi kecil"

Yang dipanggil seperti itu mengerucutkan bibirnya,bosan mendengar segala panggilan yang membayi-kan nya.

"Ga usah deket-deket lo yosh"

Posesif sekali,padahal Yosha juga sudah terpaut 3 langkah dari hadapan Harel

"Posesif"

"Daripada nyari kesempatan buat rebut cowo temennya sendiri"

Tidak sakit hati sungguh,Yosha bahkan tidak marah sama sekali atas ucapan Aji padanya itu. Hanya saja,Yosha ingin menendang tulang kering Aji sampai lelaki itu kesakitan. Masalahnya,ini sudah ke 198736x nya Aji berkata seperti itu. Dramatis! Padahal Aji sudah dijelaskan berkali-kali,namun pada dasarnya lelaki Erlangga itu memang hobi sekali membuat darah tinggi.

"Males gue ngomong sama lo"

Yosha berlalu,namun sebelumnya ia sempat berpamitan pada Harel dan menunjukkan senyum yang dibalas juga oleh Harel

"Ga usah senyum-senyum,cowo gue alergi cowo wibu"

"Ngaca monyet lu Aji"

Memang dasarnya Aji hanya bercanda jadi lelaki itu hanya merespon dengan tawa keras yang mengundang beberapa pasang mata.

"Yaudah aku ke kelas ya"

"Eh,tunggu bayi"

"Nanti langsung hubungin aku kalo kelasnya udah selesai,aku jemput ya"

So,This Is The Love? [Hoonsuk]Where stories live. Discover now