Bagian 27:Kehidupan menjadi dewasa

61 14 1
                                    

Angin malam memang selalu membuat pikiran siapa saja menjadi lebih tenang. Sama halnya dengan Aji,lelaki itu sedang berdiri di gedung studio tempatnya bekerja,di sela jari-jarinya pun terdapat batang cigarette yang sudah tersisa setengah.

Pikirannya kalut, menjalani kehidupan menjadi orang dewasa memang selalu melelahkan. Juga Aji, sudah terlalu lelah bekerja menjadi asisten fotografer yang harus selalu menurut pada atasan.

Jam tidurnya berantakan,bahkan saat sedang menikmati makan siang pun tak jarang namanya di serukan hingga harus melewatkan makan siang.

Di tengah hembusan asap juga hela nafas lelah itu ponsel Aji berdering,nama Bayi Ayel tertera disana yang dengan sekejap menampilkan garis senyum pada wajah lelah Aji.

"Hallo bayiii"

Manusia memang seperti itu,pintar membuat topeng tak kasat mata,bahkan Aji sekalipun,padahal saat ini terlihat jelas Aji sedang sangat tidak bersemangat namun ia masih menyapa ceria lelaki di seberang sana.

"Kakak masih di studio?"

Yang ditanyai mengangguk pelan,wajahnya menunduk dengan kaki yang bermain acak di tanah yang di pijakinya

"Iya,15 menit lagi juga pulang. Kamu udah makan malem bayi?"

"Udah,kakak gimana?"

"Udah juga kok sayang,kamu udah selesai filming? Kalau belum biar kakak jemput, kita pulang bareng"

"Ga perlu"

Aji bisa melihat sepatu seseorang yang sedang berdiri di depannya,karena itu Aji perlahan mendongak,menatap terkejut pada Harel yang menatapnya dengan mata sedikit berkaca-kaca.

"Kakak ngerokok lagi"

.

.

.

Setelah selesai menenangkan Harel yang hampir menangis,kini kedua lelaki itu sedang berjalan-jalan untuk menikmati suasana malam,beruntung jalanan sedang sepi hingga membuat keduanya bisa lebih tenang untuk sekedar mengobrol ringan.

"Aku cuma lagi pusing sedikit Ayel,makanya—"

"Kalau pusing nya sedikit Kakak ga akan ngerokok,tapi cuma duduk di rooftop sambil minum teh"

Belum sempat selesaikan ucapan,Harel sudah menyela.

"Kakak coba pulang dulu,turun pelan-pelan dari posisi kakak sekarang,ga ada salahnya buat berbalik sebentar,ada aku,ada Bunda dan Ayah,jadi kalau dunia kakak lagi ga baik-baik aja kakak bisa ke kita,aku juga bisa di andalkan kok"

Harel berucap pelan,kakinya berjalan sambil menendang udara.

"Bayi udah besar ya"

Harel berdecak,ia menghentikan langkahnya yang dengan otomatis membuat Aji juga ikut berhenti,netra itu saling bersitatap di tengah temaramnya lampu jalan.

"Aku udah lulus kuliah,udah kerja dan udah mau 23 tahun"

"Tapi kamu masih keliatan kecil kayak anak SMA"

"Nyebelin banget,ga usah komentarin badan aku"

Harel menghentak kaki kesal,berjalan dengan terburu meninggalkan Aji membuat lelaki Erlangga itu berlari kecil untuk  mengimbangi langkahnya,hingga tubuhnya di tarik untuk masuk ke dalam pelukan,Harel jelas terkejut,tangannya menempel di dada bidang Aji,juga detak jantung yang selalu melampaui detak seharusnya jika bersama Aji.

"Kamu kecil,kamu lucu,kamu gemes,kamu manusia paling indah yang aku temuin dan kamu juga memang selalu bisa di andalkan sayang. Maaf karena udah bikin khawatir ya"

So,This Is The Love? [Hoonsuk]Where stories live. Discover now