Malam ini kediaman keluarga Reynolds dipenuhi dengan suara musik yang sedikit keras juga beberapa orang yang sibuk mengambil bahan makanan untuk acara barbeque.
Namun Harel terlihat gelisah sambil menggigiti kuku jarinya,kakinya tidak mau diam dengan terus mondar-mandir seolah sedang menunggu seseorang.
"Adek duduk,pusing abang liatnya"
Bukannya menurut Harel justru layangkan tatapan tajam pada Jevian yang menatapnya jengah. Sebelum pertengkaran tidak berguna dari kedua bersaudara itu terjadi,Aji menghampiri,tangannya menarik pergelangan tangan Harel lembut untuk menghentikan kegiatan mengigiti kuku yang Harel lakukan. Tangan besarnya mengusap lembut jari-jari Harel.
"Engga baik sayang,jangan di gigitin la-"
"HARELLLL"
Teriakan nyaring yang mampu membuat beberapa orang disana berjengit kaget,bahkan Chandra yang sebelumnya fokus untuk menyiapkan panggangan hampir membanting panggangan itu.
"MARSHELL"
Orang-orang disana hanya bisa menghela nafas dengan raut seolah sudah terbiasa dengan kebisingan yang akan terjadi selanjutnya.
"Aku kangen,kamu jahat banget masa engga pernah kabarin aku"
Marshell terkekeh,tangannya membalas pelukan yang Harel lakukan.
"Kamu juga sibuk Harel,mana bisa sih model terkenal diganggu waktunya"
Harel melepas pelukan mereka sambil berdecak
"Mana bisa juga sih seniman dengan lukisan terlarisnya ada waktu buat ngabarin"
Marshell terkekeh,ditengah obrolan keduanya yang terus saling melempar candaan,Harel bisa melihat dua orang yang berjalan kearahnya dengan senyum yang terpatri.
"Paman,bibi"
Leanna merentangkan tangannya seolah menyuruh Harel untuk masuk kedalam pelukan hangat yang tidak Harel rasakan semenjak ia menginjak semester 2.
"Kangen"
Suaranya bergetar,Harel menangis dipelukan Leanna membuat orang-orang disana gemas,kecuali Jinnie dan Chandra yang menatap mereka iri.
Leanna sedikit melonggarkan pelukan,tangannya mengelus Surai Harel lembut yang mendongak dengan wajah basahnya.
"Udah mau 23 tahun loh masa masih cengeng aja"
"Biarin,soalnya aku beneran kangen"
Harel kembali menelusupkan wajahnya pada pelukan Leanna yang dibalas kekehan gemas olehnya. Hal itu terjadi cukup lama,bahkan sampai Sam sudah bergabung dengan Chandra dengan obrolan bapak-bapaknya.
Aji menghampiri keduanya yang bahkan masih dengan keadaan posisi berdiri,ia mengelus punggung Harel dari belakang.
"Biarin bibi duduk dulu Ayel,sini kamu sama aku dulu"
Menggeleng, Harel menolak untuk melepas pelukan itu.
"Nanti kamu malah tidur ih,itu matanya udah keliatan ngantuk gitu. Lagian engga kasian sama bibi?,kakinya pegel"
Mendengar itu Harel beralih memeluk Aji yang ternyata memang sudah benar-benar terlihat mengantuk,padahal jam baru menunjukkan pukul 9 malam dan belum ada daging yang sudah matang,mungkin karena Harel memang lelah.
"Makan dulu,tadi siang katanya kamu skip makan"
"Bawa sini Harelnya Ji"
Mendengar perintah Chandra Aji segera menggendong Harel dengan pelan yang dengan otomatis kaki kecilnya segera melingkar di pinggang Aji.
YOU ARE READING
So,This Is The Love? [Hoonsuk]
FanfictionPercayalah pada sesuatu dan tidak hidup dengan kebohongan-Gandhi- Satu kutipan itu seolah mengingatkan Aji bahwa ia harus percaya pada sesuatu.Hatinya, yang mengatakan bahwa ia tertarik pada lelaki kecil dengan nama Harel Reynolds. Maka mungkin,kegi...