Jinnie pernah melakukan kesalahan. Kesalahan yang bahkan akan sulit untuk di maafkan. Saat itu Jinnie hanya tidak tahu atas apa yang akan dilakukannya,memilih untuk menjadi seorang ibu yang banyak menghabiskan waktu dirumah atau menjadi penerus butik keluarga Sanders.
Sampai akhirnya,Jinnie memilih untuk melepas putranya,melepas anak-anak hebat yang dengan susah payah ia bawa ke dunia.
Jinnie berpikir bahwa ia harus mempunyai latar belakang hebat agar tak membuat anak- anaknya di permalukan,Jinnie dengan susah payah mendapatkan posisi direktur di perusahaan keluarganya,karena mau bagaimana pun,Papa Sanders adalah orang yang selektif,ia lebih memilih seseorang yang mampu memimpin perusahaan tanpa memandang siapa orang itu.
Maka Jinnie lupa bahwa di rumah pun ada dua putra yang harus ia jaga. Hingga berlanjut pada pelantikan Jinnie sebagai penerus butik,Jinnie semakin mengabaikan eksistensi kedua putranya.
Setiap hari ia harus mendapatkan ribuan pesan masuk dari klien juga komunitas dari sekolah anak-anaknya. Hal itu membuat Jinnie lelah,namun ia justru melampiaskan pada Jevian juga Harel,ia memarahi keduanya saat mendapatkan pesan melalui salah satu ibu yang membanggakan putranya,hal itu membuat jinnie memulai perbandingan.
Jinnie semakin menambah jam belajar,Jinnie semakin memaksa Harel juga Jevian untuk mengikuti les non akademik. Hingga sampai pada waktu Harel yang tak sanggup Jinnie marah besar,ia mulai melontarkan kata-kata kasar,saat itu bukan hanya anak dari komunitas ibu yang menjadi perbandingan,melainkan Jevian yang hanya menatap nanar pada adiknya.
Kemarahan itu berlangsung lama,sampai membuat Chandra pulang dan membola terkejut mendapati putra bungsunya meraung dengan memegang kaki Jinnie.
"Jinnie apa yang kamu lakukan?"
Suara keras yang mampu membuat Harel terkejut hingga menutup telinganya. Setelah penjelasan panjang dengan nada marah,Papi bukan memaklumi Harel,Papi bukan memeluk tubuh Harel,Papi bukan menyuruh Harel untuk kembali ke kamar dan istirahat,Papi justru ikut memarahi Harel.
Mengatakan bahwa ia tidak berguna,mengatakan bahwa keluarga Reynolds tidak membutuhkan putra sepertinya,mengatakan bahwa Harel bukan anak yang pantas dibanggakan.
Kembali pada waktu saat ini,Chandra sudah berada di apartemen Jevian,memeluk tubuh Jinnie yang terduduk di lantai dengan erat juga netranya menatap penuh penjelasan pada Jevian.
"Jev,kenapa kamu ga pernah bilang kalau Harel disini"
"Karena Papi ga akan nepatin janji Papi,karena kalian,ga akan pernah menganggap kehadiran Harel lagi"
"Je-"
"Harel sakit,sepanjang hidupnya Harel terus di ikat sama masa lalunya,saat-saat dimana papi dan mami nyakitin hati kecilnya. Harel,jadi ga bisa tahan suara keras,Harel jadi ga bisa denger tamparan,Harel bahkan ga bisa bernafas dengan baik,Harel harus konsumsi banyak obat-obatan-
"-Mungkin,kalau kalian cuma ga bisa luangin waktu buat kita,anak-anak papi dan mami,kita masih bisa ngerti. Mungkin kalau Harel ga mendapatkan teriakan juga pukulan Harel ga akan pernah seterpuruk ini. Mungkin,kalau mami dan papi bisa tahan Harel buat ga pergi sama bibi Leanna,kalian cukup buat kasih waktu,tapi sekarang mau kalian habisin waktu 24 jam dirumah pun ga akan bisa,karena Harel bahkan ga sanggup buat liat muka mami dan papi"
Mendengar segala perkataan Jevian membuat Jinnie semakin menangis dengan keras,tangannya mencengkram jas yang dikenakan Chandra,terus menggumamkan kata maaf.
"Kata papi,semakin dewasa aku bakal ngerti kalau kesalahan ga akan cukup dengan kata maaf,semakin dewasa kita harus bisa tanggung jawab atas segala kesalahan kita. Mami dan Papi,ga akan lupa sama hal itukan? Mami dan papi bakal tanggung jawab atas kesalahan kalian kan? Entah Harel yang mampu kembali atau Harel yang justru milih buat pergi"
YOU ARE READING
So,This Is The Love? [Hoonsuk]
FanfictionPercayalah pada sesuatu dan tidak hidup dengan kebohongan-Gandhi- Satu kutipan itu seolah mengingatkan Aji bahwa ia harus percaya pada sesuatu.Hatinya, yang mengatakan bahwa ia tertarik pada lelaki kecil dengan nama Harel Reynolds. Maka mungkin,kegi...