BEXTON ADRIANNO
1531 Beach Avenue, Vancouver
January 6th, 08.30 A.M
Sekali lagi akan kuperjelas kalau Grey dan Brey bukanlah bocah-bocah terpandai di angkatan mereka. Kendati demikian, mereka salah satu tim yang paling bisa kuandalkan. Dengan kerjasama dan ikatan persaudaraan mereka, tampaknya Brey sejak tadi mengkoordinir beberapa petugas yang sibuk berkumpul di Beach Avenue untuk mengumpulkan surat-surat dari lima rumah bernomor 50 pada kami sementara Grey berusaha untuk memulihkan keadaan destruktif yang tampaknya meninggalkan sedikit trauma pada beberapa anak buah William.
Mobil kami berjejer membentuk garis panjang yang membuat beberapa pengendara mobil langsung ngacir karena mengira kami sedang mengadakan razia dadakan, yang sebenarnya jarang terjadi di negara-negara seperti ini. Accord hitam itu? Grey sedang dalam pengejaran bersama dua rekannya, sementara aku, Calvin, dan Brey, stand by di pinggir jalan tanpa mempedulikan peraturan lalu lintas yang berlaku. Bukan Bexton namanya kalau tidak melanggar peraturan.
"Pak Bos," kata si Brey yang terpisah dari kembarannya. "Bagaimana dengan semua petunjuk itu?"
Aku memperhatikan semua foto-foto yang kami letakkan di atap mobil kami. Satu per satu.
Hampir semua yang kami dapatkan tidak jauh berbeda dari sebelumnya, potongan foto yang makin lama makin tidak jelas karena semuanya begitu acak. Ada potongan gambar yang menunjukkan aliran air, batang pohon, bebatuan, belum lagi ada daun-daun berwarna kemerahan. Maksudku, ayolah, memang kita disuguhi puzzle atau apa?
Selain itu, semua petunjuk mengenai jadwal penyerangan sudah tidak berguna lagi. Walaupun begitu, hampir semua polisi di kota ini sedang memperkuat pengamanan dengan berjaga-jaga di hampir seluruh pelosok Shaugnessy, tepatnya.
"Kalau boleh aku berkomentar, Bex," kata Calvin sambil memakan donatnya. "Penculikan masih terus akan berlangsung."
"Orang tuli pun tahu, Vin."
"Jadi itu tidak membantu?" tanyanya.
"Tidak, terima kasih atas masukannya."
"Oke, kamu sedang emosi," katanya cuek, lalu memandang ke arah laut. "Semuanya makin rumit. Setelah kamu bilang kalau kejadian ini kemungkinan besar berkaitan dengan kejadian yang menimpa anak-anak itu, rasanya aku seperti mau mati saja."
"Jangan ngomong begitu, perkataan adalah doa," kataku cuek.
"Bukan. Tapi aku serius, Bexton," dia lalu menoleh padaku sementara aku menyuruh Brey menyimpan semua bukti yang ada. "Ini semua memang mungkin berhubungan. Sejak awal kita kemari, kita sudah disuguhi oleh serentetan kejadian tidak enak. Anak-anak itu pun tidak bisa hidup damai. Belum lagi, aku mencoba menghubungi Ivan dan Jody yang tampaknya malah perang dingin dengan Howard. Urusan mereka tidak bisa ditinggal."
"Jadi mereka tidak tahu soal apa yang menimpa anak-anak mereka?"
"Tidak. Belum," kata Calvin. "Dan perkara masalah penculikan ini, setelah kamu bilang kalau ini berhubungan, aku jadi ingin mengaitkan semuanya."
Aku melirik Calvin meminta penjelasan.
"Tapi kalau berhubungan pun, di jurnal mereka tidak tertulis apa pun di sana soal penculikan ini."
"Kamu berpatokan pada jurnal itu?" tanyaku tidak percaya.
"No. Karena semuanya tidak berhubungan sama sekali. Menurutmu, Rapunzel ingin menemui mereka, kan?"
"Ke mana arah pembicaraan kita, Vin?" kataku tiba-tiba. "Kenapa jadi panik begitu?"
Dan memang iya. Temanku itu mendadak panik karena donat yang dia makan sudah dia remas dan dia buang lalu diinjak, sementara jarinya mulai terulur ke kantongku, dan satu-satunya benda yang ada di dalam sana adalah rokok. Apa mungkin temanku ini mau mencoba merokok?
KAMU SEDANG MEMBACA
TFV Tetralogy [4] - Journal Of Truth (2015)
Misterio / SuspensoBuku 4☑ The Forest Voyage - Journal of Truth [Completed] "Kalian lelah mengikuti permainan kami, bukan? Bagaimana kalau kali ini kita bermain bersama?" Tidak ada yang lebih menyebalkan daripada terpisah di dua tempat berbeda untuk menyelesaikan...