CHAPTER 24-1: LEAD TO THE FIRST PLACE

1.7K 193 20
                                    

ETHAN RAY

Queen Elizabeth Park, Midlothian Avenue, Shaugnessy

January 6th, 03.05 P.M 



Butuh perjuangan yang cukup keras untuk bisa segera keluar dari rumah sakit yang sepertinya tidak tega sekali melihat kita keluar dari sana, sehingga untuk bisa keluar menginjakkan kaki di taman saja, aku dan Sam sampai harus pura-pura ngidam makan kue lapis, itupun mereka membelikan dua porsi di kantin rumah sakit, yang rasanya luar biasa hambar ( sepertinya mereka sengaja menyabotase semua bumbu-bumbuan di dapurnya agar masakan yang keluar dari sana tak berasa sedikitpun). 

Akhirnya, setelah pertolongan dari pak polisi Brey yang langsung sigap memberi bantuan dengan berpura-pura menjadi wali panti asuhan kami (ide macam apa coba itu?), dan dengan sedikit magic, kami akhirnya terdampar di Queen Elizabeth Park, salah satu taman yang paling dekat dengan kediaman kami di Cypress Crescent. Detektif Bex, Om Calvin, dan si pak Brey langsung cao karena ada urusan dengan kasus mereka, yang sebenarnya cukup menarik. Jadi, kami diturunkan di sini oleh si Brey sebelum dia sempat menyusul detektif Bex dan Om Calvin ke lokasi diculiknya pak Grey, kembaran si pak Brey yang wajahnya pasti mirip.

Saat aku sedang mengagumi keindahan taman Queen Elizabeth yang membentang luas dan menyimpan banyak sekali jenis tanaman yang kalau dijadikan satu menjadi suatu pemandangan yang menenangkan, HP Sierra berbunyi, membuat kami semua langsung sigap dan berdiri di samping-sampingnya.

"Rapunzel!" katanya senang, yang membuatku sedikit senang karena seharusnya dia tidak sebahagia itu."Oke. Puas rasanya bisa meyakinkan kalian bahwa chip di dalam tubuh kalian itu nyata, anak-anak. Akhirnya, kalian bisa merasakannya juga. Tapi itu bukan inti dari pesanku untuk kalian. Kudengar, perjalanan kalian cukup sulit dalam menghadapi misi kedua. Tapi karena kalian berhasil menghadapi misi kedua, mari kita lanjutkan permainan ke misi terakhir. Batu itu memiliki sesuatu di dalamnya. Bawa batu itu dan temukan markas Arima. Kalian akan menemukannya di satu-satunya tempat di mana kalian tidak akan mendapat masalah. Kusarankan untuk bergerak cepat, Anak-anak, karena kali ini, aku akan habis-habisan dengan permainannya. Pada akhirnya, sampai jumpa denganku. Kecup sayang, Rapunzel."

"Satu." Bri langsung berkomentar. "Gue nggak paham sama si Rapunzel ini. Dia yang mengontrol kita padahal dia mengajak kita bermain, kalian paham kan? Kita ini kayak dimanfaatkan untuk sesuatu. Bikin gue bete aja. Dua, tempat tanpa masalah. Kita nggak bisa hidup tanpa masalah, kan? Mustahil. Tiga, Rapunzel ini lokasi eksaknya di mana sih? Kanada apa Surabaya?"

Aku mengangguk. "Kita bisa memikirkannya lagi, Bri. Dia memang suka main sembunyi-sembunyi begitu, tapi aku yakin kita akan menemukannya."

"Tentang batu itu, di mana letaknya?" tanya Sam.

"Aku menyimpannya, Sam," kata aadiknya sambil mengeluarkan sebuah batu berwarna biru yang berkilauan terkena cahaya matahari. "Tanzanite, namanya itu, kan?"

"Oke, tidak penting namanya apa, toh juga sama-sama batu akik," jawab Sam cuek. "Lalu kita bisa menemukan apa di dalam sana?"

Sierra tampak membolak-balik batu itu penuh ingin tahu. "Entahlah, tampak seperti batu biasa. Lagipula, warnanya tidak terlalu terang dan transparan, kita tidak bisa menembusnya dengan mata untuk melihat apa yang mungkin ada di dalam batu ini."

"Itu tidak penting sekarang," sahut Javier. "Yang penting adalah mencari markas Arima itu. Ethan, pernah dengan soal nama itu?"

Anak ini.

Javier.

Iya, dia temanku. Tapi sejak dia mendekati Sierra, cewek itu mendadak dekat dengannya, yang otomatis membuatku sedikit kesal. Belum lagi saat di akuarium, tindakanku yang kuakui rada berlebihan semaki membuat cewek itu bete tidak jelas dan memutuskan untuk menjauhiku dan dekat dengan Javier. Sejak tadi, mereka berdua berjalan di depan terus, membuatku harus sabar-sabar menanggapi ocehan Bri yang luar biasa tidak masuk akal, dan Sam yang memasang tampang kaku dan datar sejak keluar dari rumah sakit.

TFV Tetralogy [4] - Journal Of Truth (2015)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang