ETHAN RAy
Begitulah kami meninggalkan tiga orang itu di dalam pos, berharap si penjaga makam tidak syok kalau melihat ada tiga Calon Mayat yang sudah bertengger di posnya. Kami keluar dari pos itu dan berpapasan dengan Sierra dan Sam yang sudah berada di depan kami.
"Ethan," Sierra memandangiku cukup lama. "Bibir kamu kenapa berdarah?"
Diam-diam aku cukup senang karena akhirnya cewek ini menanggapiku lagi setelah cukup lama aku tersiksa karena tak berbicara dengannya.
Aku mengusap darah yang keluar dari bibirku dengan ganas. "Ada penyerang di dalam pos itu tadi, tapi kami sudah habisi. Sekarang, kita harus ke sektor E."
"Untuk apa?" tanya Sam bingung, lalu menunjuk ke sebelah kanan kami. "Sektor E cuma 10 langkah dari sini."
Dan kami semua memandagi Sam bingung. Kupikir kami harus berlari-lari lagi mencarinya.
"Oke," kata Javier lalu memimpin jalan 10 langkah kami.
Di dekat pos itu, ada sebuah plang bertuliskan E besar-besar, menandakan itu awal sektor E. Di sektor ini, tak jauh dari tempat kami berdiri, terdapat sebuah pos lagi yang berukuran jauh lebih kecil dari sebelumnya, dengan pagar yang dicat hitam dan sulur-sulur tanaman anggur yang merambat melingkari pagar itu. Bagian atap pos itu juga dipenuhi oleh tanaman-tanaman yang membuatnya tampak seperti pos rimba. Di belakang pagar itu, ada sebuah tangga kecil yang mengarah ke pintu pos itu, sempit, tinggi, dan nampaknya bakalan susah dilewati.
Lalu sekarang ini yang kami pikirkan: Goa di dalam sebuah pos? Tidak bercanda, kan?
"Oke," kudengar Sierra bergumam sambil memandangi tempat itu. "Jadi, tulisan di atas itu adalah Arima, tapi menggunakan bahasa Yunani."
Cewek itu mendadak tersedak dengan kalimatnya sendiri, membuat kami semua langsung panik.
"Aduh, santai, nggak papa, aku oke kok, "kata Sierra menenangkan kami semua ."Aku, cuma mendadak keinget sesuatu."
"Keinget apa?" tanya Sam penasaran. "Jangan bilang ini ada hubungannya sama pelajaran."
"Sayangnya iya, Sam," kata Sierra serius. "Arima. Arima Arima Arima. Arima itu sebuah gua yang terdapat di mitologi Yunani. Gua itu dihuni oleh sosok yang menyeramkan, monster wanita. Aku lupa siapa namanya, tapi kalau tidak salah, itu, siapa sih namanya, hmm... Echidna."
"Tunggu, aku nggak kaget sih," kata Sam cuek. "Tapi jangan bilang kamu mau mengatakan kalau, ini semua ada kaitannya dengan yang dibicarakan detektif Bex? Kalian bertiga, kamu, detektif gila, dan Callen, apa kalian ikut kelas sejarah atau apa?"
Oh, tidak, rasanya beliau benar.
"Iya, Sam. Aku baru mau bilang. Mereka menggunakan mitologi Yunani untuk menyerang kita, entah apa dasarnya. Yang jelas, aku ingat kalau Arima adalah sebuah gua yang dihuni oleh Echidnya, mother of monsters. Dari Echidna ini lahir banyak monster yang seram-seram. Sebut saja, Sphinx, Ladon, Hydra, Ceberus, Nemea..."
"Tunggu, girl, kita nggak ngerti apa yang kamu bicarakan," kata Javier menenangkan Sierra. "Tapi, sekarang kita tidak perlu memikirkan itu. Waktu sudah menunjukkan pukul empat lebih. Kalau memang ini adalah sarang dari Echidna, kita harus segera ke sana. Apa pun yang akan kita temukan nanti, itu urusan nanti."
"Jav, lo kenapa jadi panik begitu?" tanya Bri bingung.
"Bukan panik," dia lalu menunjuk ke arah pintu masuk lokasi pemakaman, melihat beberapa orang sedang melayat. Oke, bukan hanya beberapa orang sih, tapi ada banyak orang dengan kawalan polisi lagi," ... kalau polisi lihat kita di sini, kita bisa diamankan atau apalah. Jadi, daripada kita kena masalah lagi, kita mending cepetan masuk ke dalam."
KAMU SEDANG MEMBACA
TFV Tetralogy [4] - Journal Of Truth (2015)
Mystère / ThrillerBuku 4☑ The Forest Voyage - Journal of Truth [Completed] "Kalian lelah mengikuti permainan kami, bukan? Bagaimana kalau kali ini kita bermain bersama?" Tidak ada yang lebih menyebalkan daripada terpisah di dua tempat berbeda untuk menyelesaikan...