07. BUBAR?

62 5 2
                                    

Halloooooooooo
Assalamu'alaikum

Kembali lagi di cerita GENIUS CIRCLE yang alurnya membingungkan ini, bahkan saya juga bingung mikirin alurnya.
Kalian bantu vote dan komen ya..

Selamat membaca...

.
.

"Terkadang kita butuh tempat untuk bercerita."
_Danu Kukuh Pramana

.
.

"DANU!!" Suara Pradika terdengar nyaring di rumahnya. Untungnya siang-siang begini orang tua mereka sedang tidak ada di rumah, jika tidak, sudah dipastikan mereka akan langsung di usir dari rumah karna membuat keributan di siang yang panas ini.

Cowok yang merasa namanya di panggil pun tanpa menyahut langsung keluar dari kamarnya menemui orang yang memanggilnya.

"Kenapa Mas?" Dengan langkah yang sedikit malas, Danu duduk di sofa menghampiri Pradika.

"Masih bisa ya kamu tanya begitu? Buat keributan apa kamu di kelas?"

Merasa tidak membuat keributan di kelas, Danu hanya diam. Pradika dapat pengaduan dari siapa? "Gue buat masalah apa? Perasaan ngga ada buat masalah deh."

"Apa maksud mu membuat pengakuan suka dengan Ayra? Mikir ngga kamu, kalau Ayra itu sudah punya pacar!"

Danu berdecak. Ternyata hanya itu masalahnya. "Biasa aja kali, Mas. Cinta kan fitrah manusia. Bukanya Tuhan menciptakan manusia untuk saling mencintai?"

"Jangan bilang kamu mau membuat Ayra putus dengan pacarnya?" Tebak Pradika, mata cowok itu menyipit menatap Danu.

"Meskipun gue suka sama Ayra, bukan berarti gue mau dia putus sama Akara, Mas. Kalau dia bahagia sama Akara, gue gapapa."

"Jadi sad boy, nih ceritanya." Sindir Pradika.

Danu memutar bola matanya malas. Kalau Pradika hanya menanyakan tentang perasaan suka saja, mungkin Danu tidak akan keluar kamar. "Kalau teriak-teriak cuma nanya begituan aja mending gue rebahan dikamar." Danu bergumam.

"Santai dulu, Nuu." Ucap Pradika saat Danu beranjak dari duduknya.

"Kenapa lagi, Mas?" Danu kembali menghempaskan tubuhnya ke sofa.

"Kunci motor, kunci mobil, kasih ke saya."

Ucapan Pradika barusan membuat Danu melotot seketika. Apa-apaan Pradika menyita kendaraan miliknya. "Apaan sih, Mas! Mana bisa begitu. Gue aduin ke Nenek lo, Mas."

Pradika tersenyum miring. "Silahkan, saya ngga masalah. Lagian, motor, mobil yang kamu pakai itu punya saya. Oh iya... Sekalian, sama handphone mu juga. Karna itu pemberian dari saya."

"Engga-engga... Barang yang udah di kasih mana boleh di minta lagi." Jawab Danu cepat.

"Saya ngga minta. Cuma nyita fasilitas mu sementara. Untuk pelajaran aja, karna kamu udah coba-coba mau pacaran." Ucap Pradika santai.

"Tapi kan, gue ngga pacaran, Mas."

"Tetap saya sita. Sini, kasih ke saya. Cepat!"

"Terus gue berangkat sekolah gimana? Kalau mau keluar sama temen? Belajar pakai apa kalau ngga pakai handphone."

Pradika berdecak. Anak zaman sekarang memang seperti itu, belajar dengan mengandalkan handphone. "Belajar bisa pakai buku dari sekolah. Berangkat dan pulang sekolah biar bareng saya. Dan tidak ada cerita keluar bareng temen."

GENIUS CIRCLE [TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang