Hallo
Assalamu'alaikum
Selamat membaca....
."Nayanika itu membuatku jatuh hati. Terimakasih sudah menjadi sumber harsa di bentala ini.
_Ayra Anjani.
."Bersaing secara sehat Mas, bukannya lo juga harus sadar diri? Ayra udah punya pacar kalau lo lupa." Ucap Danu, cowok itu sudah tidak memperdulikan kalau yang berdiri berhadapan dengannya saat ini adalah abang kandung nya sendiri.
"Gue udah kasih tawaran, dan lo setuju untuk jauhin Ayra. Terus kenapa sekarang lo permasalahin?" Pradika berdiri dari duduknya dan menghampiri Danu yang berdiri tak jauh darinya.
Danu berdecak. Kalau saja tidak mengingat orang tuanya yang berada di rumah, mungkin cowok itu sudah bicara dengan nada tinggi. "Nggak gitu juga, Mas. Kalau gue nggak deketin Ayra lagi, seharusnya lo juga enggak."
Pradika terkekeh. "Pemikiran macam apa itu?" Tangan kiri cowok itu digunakan untuk mendorong bahu Danu sehingga Danu yang tak siap pun menjadi mundur satu langkah.
"Belajar yang bener, ngga perlu cinta-cintaan. Nilai lo turun semua, kalau gue nggak megang sistem sekolah, mungkin nama lo udah dicoret dari daftar siswa terbaik. Dan lo tau akibatnya? Lo bisa di usir dari rumah." Ucap Pradika pelan namun penuh penekanan.
Lagi-lagi Danu berdecak. Cowok itu penepis tangan Pradika yang masih bertengger di bahunya. "Kalau niat nolong, seharusnya lo nggak ngungkit Mas."
"Nggak ada yang ngungkit. Gue cuma bicara fakta. So, sekarang lo bisa keluar dari kamar gue."
Ada sorot mata kecewa yang Danu tunjukkan. Ternyata itu alasan Pradika menyuruhnya untuk menjauhi Ayra. Pantas saja. Langkah Danu semakin mundur kebelakang hingga cowok itu berhasil keluar dari kamar Pradika, sebelum kembali menutup pintu kamar itu, Danu kembali berucap...
"Kalau mau nyakitin adik sendiri nggak gini juga caranya." Setelahnya, Danu benar-benar menutup rapat pintu kamar Pradika.
Pradika, cowok itu menghela nafas. Ada perasaan iba yang tiba-tiba muncul dalam dirinya. Tapi mau bagaimana lagi? Ini semua ia lakukan demi Danu. Ia yakin, kalau Danu masih ingin mengejar Ayra, bisa dipastikan nilai adiknya itu semakin turun. Pradika tidak bisa membantu Danu selamanya.
Sorry, Nu. Ini semua demi lo. Kalau nilai lo turun terus, bisa-bisa lo di usir dari rumah, fasilitas disita. Gue nggak mau itu semua terjadi. Batin Pradika. Cowok itu kembali ke meja kerjanya.
***
Langit mulai berubah warna menjadi jingga, tapi baik Ayra maupun Akara masih betah berlama-lama di taman. Mereka duduk di atas rerumputan sembari melihat langit yang mulai berubah warna itu. Pandangan Ayra tak sengaja melihat Akara yang duduk bersebelahan dengannya.
"Jangan dilihatin terus Ay, saya tau, saya ganteng."
Ayra terkekeh dibuatnya, ia tak lagi menatap Akara dan kembali menatap ke arah langit. "Percaya diri banget, Bang."
"Kalau saya nggak ganteng, kamu mana mau sama saya."
Ternyata pemikiran Akara sejauh itu. Padahal Ayra tidak pernah memilih rupa cowok, tapi dirinya tak sengaja bertemu dengan Akara yang menjadi idaman para wanita. Katanya selain tampan, Akara juga pria matang. Sebelum menerima perjodohan, Ayra juga sempat berfikir berulang kali. Bagaimana mungkin Akara mau dengan Ayra yang masih sekolah. Setelah lulus pun sudah pasti mereka belum bisa menikah karna usia Ayra yang belum cukup untuk menikah. Padahal di luar sana banyak wanita matang yang siap menikah dengan Akara, tapi cowok itu malah memilih Ayra.
Soal panggilan untuk Akara, Akara tidak terlalu memaksakan itu. Mungkin Ayra belum terbiasa untuk mengubah penggilan untuk Akara sendiri.
"Abang kenapa mau sama aku?" Pertanyaan itu sering kali Ayra lontarkan saat bersama dengan Akara.
Akara tersenyum, ia merangkul pundak Ayra sayang. "Mau berapa kali kamu tanya, jawabannya tetap sama, Ay. Saya cinta sama kamu. Kalau kamu tanya kenapa saya bisa cinta sama kamu, saya juga tidak tau."
"Bukanya cinta tidak butuh alasan." Ucap Akara dan Ayra bersamaan. Ayra memutar bola matanya malas. Itu jawaban yang selalu Akara berikan.
"Oh iya, Bang. Mau tanya boleh?"
"Boleh, tapi nggak saya jawab."
"Abang ihhh..." Ayra mencubit pinggang Akara membuat cowok itu mengaduh kesakitan.
"Awsh... Sakit sayang." Akara mengusap-usap pinggangnya. "Yaudah, kamu mau tanya apa?"
"Kalau lulus sekolah nanti aku daftar kuliah, terus nikahnya pas udah lulus kuliah, Abang mau nggak nunggu selama ini?"
Akara mengangguk-anggukkan kepalanya. Dulu awal-awal perjodohan mereka, Akara memang sempat berjanji untuk menikahi Ayra saat cewek itu sudah siap. Selama apa pun itu. Akara juga tidak mau mematahkan mimpi dan cita-cita Ayra. "Saya siap nunggu kamu, Ay. Tapi, apa kamu nggak kasihan liat saya yang usianya...."
"Ssttt." Ayra menempelkan jari telunjuknya tepat di depan bibir Akara membuat cowok itu berhenti berbicara. "Iya, aku ngerti Bang. Tadi cuma bercanda."
Akara berdecak, mungkin ini salah satu kelebihan punya pacar yang masih sekolah. Suka bercanda. "Selain suka bunga, kamu ternyata suka bercanda juga ya?"
"Suka Abang juga." Kekeh Ayra setelahnya.
"Suka, tapi cinta nggak?" Tanya Akara.
Ayra mengetuk-ngetuk jari telunjuknya di dagu seperti orang yang tengah berfikir. "Suka sama cinta itu beda ya, Bang?" Tanya balik Ayra.
"Jelas beda, sayang." Ucap Akara sembari mengusap puncak kepala Ayra.
"Bedanya dimana?"
"Cinta itu melibatkan perasaan keterikatan bahkan perhatian. Kalau suka bisa ditandai dengan perasaan kedekatan, kekaguman. Jadi, kalau kagum dengan seseorang, itu berarti kita suka, bukan cinta." Jelas Akara, sedangkan Ayra hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Kalau obsesi itu apa Bang?"
"Mencintai secara berlebihan, sayang."
"Bahkan dalam Hadits Riwayat At-Tirmidzi dikatakan, cintailah orang yang kamu cintai sewajarnya, boleh jadi pada suatu hari kelak ia akan menjadi orang yang engkau benci. Dan bencilah orang yang kamu benci sewajarnya, boleh jadi pada suatu hari kelak ia akan menjadi orang yang engkau cintai." Lanjut Akara.
Ayra tersenyum melihat orang yang duduk disebelahnya. Ada banyak perubahan dalam diri Akara. Mulai dari cowok itu yang sudah jarang merokok, jarang keluar malam untuk bersenang-senang, dan tentu sudah jarang pergi ke klub malam.
Nayanika itu membuatku jatuh hati. Terimakasih sudah menjadi sumber harsa di bentala ini. Batin Ayra.
.
.Hallo pren
Gimana kabar kalian?
Semoga kabar baik yaYuk kasih vote dan komen kalian
Sampai bertemu di part berikutnya
Assalamu'alaikum.19 April 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
GENIUS CIRCLE [TAMAT)
Teen FictionHALLO..HALLO.. HAI!!! FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!! . Bagaimana rasanya terjebak di sekolah dengan berbagai peraturan aneh yang selalu berubah-ubah di setiap tahun ajaran baru? Itu yang dirasakan oleh semua siswa SMA Bakti Bangsa. Selain terjebak di...