19. Teori Mimpi

31 2 2
                                    

Hai
Assalamu'alaikum

Selamat membaca..

.
.

"Setiap permainan yang dimulai, pasti memiliki akhir. Kalau belum siap melihat akhir dari permainan yang dibuat, maka jangan memulai."
_The Genius

.
.

"Ola, jadi selama ini pacar gue itu sepupu gue sendiri?" Nurmala sudah merengek seperti anak kecil saat mengetahui fakta bahwa cowok yang selama 2 bulan ini menjadi pacarnya adalah sepupunya sendiri, dan Nurmala baru mengetahui hal itu saat pulang sekolah tadi. "Gue harus gimana Ola? Gue udah cinta, udah sayang, masa harus putus? Lo sih, telat ngasih tau gue."

Tunggu, kenapa jadi Viola yang dimarahi? Seharusnya Nurmala tau dari awal bahwa pacarnya itu sangat mirip dengan sepupunya sendiri, nama nya saja sama.

"Aneh lo kak, masa udah pacaran dua bulan, hampir setiap hari video call, masih juga ngga paham kalau tuh cowok mirip sama sepupu sendiri." Sindir Viola.

Nurmala yang tadinya rebahan di sofa, kini merubah posisinya menjadi duduk, ia serius menatap ke arah Viola. "Lo tau dari mana kalau pacar gue itu sepupu kita?"

Viola menghela napas. Posisinya pas sekali Viola sedang menonton televisi dengan memegang bantal sofa, kemudian ia melemparkannya ke arah Nurmala. "Pacar lo sendiri kemaren ngomong sama gue waktu kumpul di rumah nenek."

Disini pacar Nurmala juga salah. Sudah tau sepupunya sendiri, kenapa malah dijadikan pacar?

Nurmala baru ingat kalau semalam sedang ada acara kumpul keluarga dan ia tidak datang dengan alasan ingin istirahat karna terlalu banyak begadang selama ujian sekolah. "Oh iya, gue baru ingat. Kemaren ada acara kumpul keluarga ya."

"Makanya, jangan tidur terus." Cibir Viola.

Nurmala beranjak dari duduknya dan menghampiri Viola yang masih asik menonton televisi itu. "Terus gue harus gimana Ola? Gue udah sayang banget sama itu cowok." Nurmala mengguncang-nguncang tibuh Viola yang bisa dibilang kecil itu.

"Putuskan lah. Mana boleh pacaran sama saudara sendiri." Sahut Viola enteng. Memang apa yang dikatakan oleh Viola tidak salah juga.

Mendengar saran dari Viola membuat Nurmala membelalakkan matanya. Apa dipikirnya mudah melupakan seseorang yang pernah dicintai? "Mana bisa begitu. Kalah gue gamon gimana? Mau tanggung jawab lo?"

"Tanggung sendiri aja, jangan ngajak-ngajak." Setelahnya, Viola berlalu meninggalkan Nurmala yang masih duduk di depan televisi.

***

"Sumpah Nuu, gue mimpi lo pacaran sama Ayra." Malam ini Syakila menghabiskan waktunya dengan melakukan panggilan video dengan Ayra, Tedy, dan Danu. Cewek itu mengusap wajahnya kasar saat mengingat-ingat mimpinya tadi sore.

"Wait, coba ceritain gimana mimpi lo?" Tedy yang berucap.

Syakila tampak menghela napas. "Oke, kayaknya kita lagi di kelas, terus si Ayra sama si Danu duduk di bangku belakang gue. Dan bisa lo tebak mereka ngapain Ted?" Tedy mengangkat bahunya tanda ia tidak tau.

"Mereka bikin video terus cium-cium tangan. Astaghfirullah." Syakila menggeleng-gelengkan kepalanya kemudian menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Baik Ayra, Tedy, dan Danu, ketiganya tertawa. Mimpi macam apa itu? Memikirkan apa Syakila sampai bisa bermimpi seperti itu?

"Makanya Kil, mau tidur itu baca doa dulu." Sambung Ayra.

GENIUS CIRCLE [TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang