Hai.Hai..
Assalamu'alaikumGimana kabar kalian?
Semoga kabar baik ya..Selamat membaca..
.
.Langit berubah warna menjadi jingga menandakan matahari akan segera terbenam. Cewek yang memakai pakaian voli dan hijab sport itu duduk di pinggir lapangan guna untuk melepaskan sepatunya dan menggantinya dengan memakai sendal. Di belakang baju cewek itu terdapat nama dan nomor. "AYRA 6."
Selain hobi menulis cerita, bermain voli juga hobi Ayra.
"Mau pulang bareng?" Cowok yang bertanya kepada Ayra duduk disebelahnya. Bisa kalian tebak siapa dia?
Ayra tersenyum, kemudian cewek itu menggelengkan kepalanya. "Makasih Nu, tapi gue sebentar lagi di jemput sama sepupu."
Ya, cowok yang duduk disebelah Ayra adalah Danu. Jarak rumah mereka memang tidak jauh dan satu arah, oleh karena itu Danu menawarkan tumpangan kepada Ayra. Tapi cewek itu malah menolaknya.
"Oh gitu ya."
"Gue juga ngga pulang ke rumah Mama, gue pulang ke rumah kakek." Lanjut Ayra lagi.
Danu mengerutkan keningnya. "Kenapa ngga pulang ke rumah Mama lo Ay?"
"Ngga apa-apa, gue memang sering tidur di rumah kakek. Apalagi ini Tante gue datang, jadi gue suruh nemenin tidur. Sepupu gue juga minta belajar bareng gue untuk Olimpiade." Jawab Ayra seadanya.
Danu mengangguk-anggukkan kepalanya. "Ikut Olimpiade apa sepupu lo?"
"Matematika. Keren loh Nu bersaing sama sepupu sendiri." Ayra terkekeh, memang kalau dibandingkan, lebih pintar Yova Bastian Prananda_ sepupunya dibanding ia.
"Bersaing satu provinsi, bukan sama sepupu lo aja."
Ayra berdiri dari duduknya, cewek itu menenteng sepasang sepatunya. "Sama aja. Gue balik dulu ya, udah di jemput." Sebelum benar-benar meninggalkan lapangan, Ayra melambaikan tangan ke arah Danu.
"Oke, hati-hati!!" Danu balas melambaikan tangannya.
***
Selesai makan malam, cowok yang biasa dipanggil "Bastian" itu langsung bergegas ke ruang keluarga untuk belajar mempersiapkan diri mengikuti seleksi Olimpiade tingkat Kabupaten.
Bastian dan Ayra beda sekolah, mereka juga tinggal di Kabupaten yang berbeda. Ujian di sekolah mereka juga dilakukan di hari dan tanggal yang berbeda.
"Heh, udah belajar aja. Ngga ngajak-ngajak lagi." Ayra ikut mendudukkan tubuhnya di sofa yang berhadapan dengan Bastian.
"Kakak yang abis makan menghilang entah kemana." Sahut Bastian tanpa mengalihkan pandangannya dari buku tebal yang sedang ia coba pahami isinya.
"Cari makanan dulu tadi, biar ga bosan belajar nya." Apalagi yang dibeli Ayra kalau bukan gorengan. Untungnya di dekat rumah kakeknya ada penjual gorengan.
Baru saja Ayra duduk, Bastian sudah menyodorkan selembar kertas berisi kisi-kisi Olimpiade Matematika tingkat Kabupaten yang ia dapat dari Guru sekolah nya.
"Ini soal nomor satu gimana kak penyelesaiannya?"
Ayra mengambil kertas tersebut, dilihatnya soal nomor 1 yang ada kertas, ternyata itu materi pelajaran kelas 10, dan sekarang mereka kelas 11. Bagaimana mungkin Bastian tidak tau cara menjawab soal tersebut?
"Ini udah di pelajari waktu kelas sepuluh, masa lo ngga ngerti juga Dek."
Bastian menyengir tanpa beban. Sebenarnya selama kelas 10 sebelum pindah sekolah, Bastian jarang mengikuti pelajaran Matematika karna kurang minat dengan pelajaran tersebut. Dan tidak mungkin ia memberikan alasan seperti itu kepada Ayra, yang ada ia akan dimarahi habis-habisan oleh kakak sepupunya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENIUS CIRCLE [TAMAT)
Ficção AdolescenteHALLO..HALLO.. HAI!!! FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!! . Bagaimana rasanya terjebak di sekolah dengan berbagai peraturan aneh yang selalu berubah-ubah di setiap tahun ajaran baru? Itu yang dirasakan oleh semua siswa SMA Bakti Bangsa. Selain terjebak di...