Hai..
Assalamu'alaikumSelamat membaca...
.
."Setelah hari senin itu hari apa sih? Selesai ya?"
_GENIUS CIRCLE.
.Hari ini hari senin, ujian sekolah sudah selesai sejak hari sabtu kemarin. Itu berarti selama lima hari ke depan mereka tidak akan belajar sembari menunggu pembagian rapot di hari sabtu. Bukan, bukan hanya pembagian rapot saja, pengumuman 10 siswa terbaik pun akan dilakukan di hari sabtu.
Cuaca mendung pagi hari ini sangat bersahabat dengan suasana hati tujuh sekawan yang sedang berkumpul di Perpustakaan sekolah. Mereka duduk membentuk lingkaran tapi tidak ada satu pun yang memulai pembicaraan. Sebelumnya Danu sudah menceritakan tentang rencana Pradika mengenai aksi demo sebelum pembagian rapot, dan itu disetujui oleh teman-temannya.
"Ini cara terakhir yang kita lakukan sebelum pembagian rapot. Kalau caranya berhasil, apa kita bakal asing?" Nurmala bersuara, sedang teman-temannya masih bergulat dengan pikiran masing-masing.
Sebelum mereka naik ke kelas dua belas, mereka harus menentukan setelah lulus apa yang harus mereka lakukan. Kuliah kah atau bekerja. Agar di kelas dua belas nanti mereka bisa fokus untuk kedepannya.
"Kenapa lo bisa berfikir begitu?" Tanya Danu.
"Bukanya ini juga salah satu sistem sekolah? Di kelas dua belas, kita udah berbasis asrama, di larang berkumpul." Yang Nurmala bicarakan adalah fakta. "Perlu diingat, usaha kita adalah mengubah peraturan sekolah bukan sistem sekolah."
"Bukanya kita di perbolehkan berkumpul tapi untuk belajar ya?" Tedy yang bertanya. Ia bicara sesuai apa yang ia tau.
Ayra menganggukkan kepalanya. "Iya, tapi harus minta surat izin belajar dulu, minta tanda tangan persetujuan, tunjukin materi yang dipelajari."
"Aman itu, bisa di atur nanti. Yang penting, kita ngga akan bubar sebelum masanya." Ucap Danu. Walaupun kelihatannya cowok sebagai ketua kelas itu sulit untuk di percaya.
"Asal jangan kayak Natrium Klorida, asing." Nila berucap. Anaknya memang kebanyakan galau karna sering di putuskan pacarnya.
"Asin!!" Ucap yang lain membenarkan. Nila hanya menyengir.
"Mumpung jamkos, kita bahas soal ujian kemaren aja gimana? Hitung-hitung cari kesalahan." Syakila yang berucap. Selama ditetapkannya peraturan baru sekolah, Syakila jadi semakin giat belajar. Tidak mau mengecewakan orang tuanya lagi katanya.
Tedy mengangguk setuju. Mendekati kelas dua belas, cowok yang bercita-cita menjadi abdi negara itu semakin rajin belajar. "Boleh juga."
"Kimia aja gimana? Nilai kita pas-pasan banget itu." Danu ikut menjawab. "Ayra juga masih ada nyimpan soal ujian Kimia, yang kemaren di kasih Pradika, Ay." Sebagai jawaban, Ayra hanya menganggukkan kepala.
Nila heboh sendiri, ia jadi curiga dengan kedekatan antara guru dan murid itu. "Wahh! Lo hubungan apa sama pak Pradika, Ay? Lo pacaran? Bang Kara mau lo kemanain? Ayra, astaga." Memang yang paling heboh di antara teman-temannya adalah Nila.
Zira yang memang duduk tepat disebelah Nila lantas memukul pelan bahu temannya itu. "Mulut! Kencang banget suara lo." Tegurnya. "Dimana-mana sekretaris kelas juga akrab sama wali kelas."
"Nila, lo tau toa masjid dekat rumah lo itu?" Tanya Nurmala, ia memang pernah ke rumah Nila untuk sekedar menyelesaikan tugas kelompok.
Nila menganggukkan kepalanya. Bagaimana mungkin ia tidak tau. "Tau lah."
KAMU SEDANG MEMBACA
GENIUS CIRCLE [TAMAT)
Teen FictionHALLO..HALLO.. HAI!!! FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!! . Bagaimana rasanya terjebak di sekolah dengan berbagai peraturan aneh yang selalu berubah-ubah di setiap tahun ajaran baru? Itu yang dirasakan oleh semua siswa SMA Bakti Bangsa. Selain terjebak di...