31. Larutan Kimia

54 3 0
                                    

Hai pren
Mendadak lagi suka pelajaran Kimia, padahal anak IPS, wkwkwk

Selamat membaca

.
.

"Larutan Kimia kalau ketemu larutan kimia lain akan berubah sifatnya.
Tapi ini bukan tentang Kimia."

.
.

Pagi-pagi sekali Bakti Bangsa sudah ramai dengan kedatangan para siswa kelas dua belas yang mulai membawa pakaian mereka ke asrama, juga banyak yang siswa baru yang mendaftar, ada dua penjaga sekolah yang sedang mengecat gedung asrama putri.

Ayra, Syakila dan Nurmala sudah berada didalam satu kamar asrama. Mereka mulai memasukkan beberapa pakaian kedalam lemari. Ayra jadi membayangkan sendiri, bagaimana sepi nya asrama, gedung-gedung sekolah kalau malam hari karna hanya tersisa siswa kelas dua belas saja. Selesai memasukkan beberapa pakaiannya, Ayra memutuskan untuk berjalan keluar dari kamar. Ternyata disebelah kamarnya ada Pak Surjono yang tengah mengecat tembok.

"Pak... Pak Jono." Panggil Ayra seraya melambaikan tangan ke arah Pak Surjono.

Merasa ada yang memanggil namanya, Pak Surjono lantas mencari arah sumber suara. Ternyata Ayra yang memanggilnya. "Eh, kenapa Ay?" Tanyanya.

Ayra melangkahkan kakinya mendekati Pak Surjono. Saat sudah berada disana, Ayra baru menyadari, ternyata Pak Surjono mengecat tepat berada di depan kamar asrama Zira.

"Ngecat sendiri aja kah pak?" Tanya Ayra saat menyadari bahwa Pak Surjono mengecat sendirian di lorong asrama putri.

Pak Surjono tampak menggelengkan kepalanya. "Engga, Ay. Saya di bantuin Danu, itu dia ngecat bagian dalam kamar." Pak Surjono menunjuk ruangan yang di cat nya. Untuk memastikan, Ayra melihat kedalam kamar tersebut. Disana ia mendapati Zira dan Nila yang sibuk menyusun baju di lemari, Danu yang mengecat dinding dan tunggu... Ada satu wanita yang terlihat asing dimata Ayra.

"Itu ada siswi baru kah pak? Saya baru liat soalnya."

Pak Surjono kini menganggukkan kepalanya. Ia pun baru tau kalau ada siswa baru karna Danu lah yang memberi taunya. "Iya Ay, saya juga baru tau, tadi Danu yang bilang."

Ayra terdiam, mendadak mood nya berubah. Mereka sudah berteman sangat akrab selama kurang lebih 2 tahun, dan sekarang cowok itu tiba-tiba berubah dan mulai menjauh darinya. Sekarang Ayra tau apa penyebabnya. Terlalu lama diam sampai-sampai ia tak menyadari kehadiran Danu dan siswi baru tadi dihadapannya.

"Ay, ngelamun apa gimana?" Tegur Pak Surjono.

Ayra mengerjapkan matanya beberapa kali. "Eh." Orang yang dihadapinya kini bukan lagi pak Surjono melainkan Danu dan siswi baru itu.

"Ngga baik ngelamun pagi-pagi begini, Ay." Sambung Syakila yang berjalan ke arah Ayra dengan bersedekap dada diikuti Nurmala di belakangnya.

Ayra menggelengkan kepalanya, cewek itu lantas tersenyum tipis dan mengulurkan tangannya. "Kenalin, gue Ayra Anjani, biasa dipanggil Ayra, dari A+ class."

Siswi tadi membalas jabatan tangan Ayra tak lupa ia juga tersenyum. "Gue, Windy Aranatasha Zhia, panggil aja Windy. Dan gue juga masuk ke A+ class lewat jalur prestasi. Berarti kita satu kelas."

"Ekhm." Syakila berdeham membuat Ayra baik Windy melepaskan jabatan tangan mereka. "Gue Syahira Syakila Zahfa, biasa dipanggil Syakila, dan ini temen gue." Syakila menunjuk Nurmala yang berdiri dibelakangnya.

"Hai." Nurmala melambaikan tangannya. "Gue Nurmala Agista Halwa."

"Sekamar sama Zira, Nila?" Tanya Ayra memastikan.

GENIUS CIRCLE [TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang