Part 1

18.1K 266 1
                                    

ENJOY, GUYS



Kini, Christy sedang berada dirumah kakak sepupunya, Tian. Gadis itu, tengah berlibur dan mengunjungi rumah sepupunya itu bersama keluarganya. Rutinitas tiap minggu yang hampir tak pernah ia lewatkan.

"Wihh.. Laptop baru, nih?" seru Christy saat gadis itu memasuki kamar Tian dan mendapati kakak sepupunya itu sedang bermain dengan laptopnya.

Tian berbalik, dan mendapati Christy sedang duduk santai ditepi ranjang miliknya. Gadis itu, sedang menatap kearahnya.

"Christy? Bisa ga sih, kalo mau masuk kamar orang, ketuk pintu dulu?" tutur Tian menegur dengan lembut.

"Hehe. Abisnya, pintu kamarnya kebuka. Jadi, langsung masuk deh. Maaf ya, kak." Christy cengengesan.

Tian mengangguk paham. Kemudian, kembali berbalik dan memainkan laptopnya.

Sejenak, Christy terdiam menatap punggung Tian. Perlahan, pandangan matanya menyapu setiap sudut kamar tersebut. Sangat bersih dan rapih seperti biasa.

Sangat jarang menemukan lelaki yang rapih dan bersih seperti Tian. Istrinya nanti, pasti akan sangat merasa beruntung mendapatkan suami yang pintar, rajin, dan apik seperti Tian.

Saat mata gadis itu terus menelusuri setiap sudut ruangan, matanya terhenti pada lemari nakas yang terletak disudut kamar. Kemudian, Christy beranjak dan berjalan menghampiri lemari nakas itu.

Christy memang anak yang penasaran. Perlahan, ia membuka salah satu laci pada lemari tersebut. Ia mendapatkan dua buah laptop backpack yang bertumpuk. Lalu, membuka laci yang kedua, alias yang terakhir. Ya, lemari nakas itu hanya memiliki dua laci.

Saat dilihat apa isinya, lagi-lagi sebuah Laptop backpack. Sebenarnya, bukan hanya sekedar tiga buah Laptop backpack, melainkan beserta laptop-laptop yang ada didalam backpack ketiganya.

Untuk apa kak Tian menyimpan laptop-laptop ini? fikir Christy sesaat.

"Kak Tian?" panggil Christy yang kemudian mendapat gumaman dari Tian. Lelaki itu, sangat fokus mengerjakan tugas kampusnya.

"Yang dilaci ini, semua laptopnya kak Tian?" tanya Christy lagi.

Karena penasaran, Tian pun membalikan tubuhnya kearah Christy.

"Oh.. Itu.. Iya. Kenapa?"

"Kok masih disimpen? Udah rusak, kan?" Christy sok tau.

"Kata siapa rusak?"

"Terus, kenapa kak Tian beli laptop baru?"

"Ohh.. Ya, gapapa. Cuma, bosen aja sama laptop-laptop itu."

Emang dasar ya orang kaya. Ini tuh, udah gak ada tempat buat nyimpen duitnya, apa gimana? Isi benak Christy sesaat.

"Itu artinya, tiga laptop ini masih jalan?" tanya Christy lagi. Dan mendapat anggukan dari Tian.

"Sayang banget, kak. Kalo ga dipake." lanjut Christy lagi.

"Ya sebenernya, udah lama banget sih, ga kepake. Soalnya, dulu kakak lebih sering pake yang ini." jelas Tian yang kemudian menunjuk ke arah laptop lama, disamping laptop barunya.

"Oh, gitu.." Christy hanya manggut-manggut paham.

"Kalo kamu mau satu juga, gapapa. Ambil aja." seru Tian menawarkan.

"Beneran, kak?" tanya Christy memastikan.

"Iya." jawab Tian yakin.

"Tapi, mau dipake buat apa? Kan, aku juga punya laptop." Christy baru teringat, bahwa ia sendiri pun sudah memiliki laptop.

The Only Mine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang