Sorry, guys. Dibeberapa part-part sebelumnya, memang moment Zee dan Christy cuma sedikit. Soalnya, gue nulis cerita tergantung mood. Jadi, gak tentu bakal siapa yang gue tulis. Tapi, tenang aja. Semuanya akan saling terkait satu sama lain. Antara pemain satu sama lain, pasti ada hubungannya. Jadi, stay terus ya sama cerita gue😉
Zee berjalan masuk kedalam kamar rawat Christy, dengan sekantung kresek putih berukuran sedang ditangannya. Gadis itu, mendapati Christy tengah menonton kartun pada TV yang menempel didinding kamar tersebut, tepat berhadapan dengan ranjang.
"Hai, Chris." sapa Zee yang kemudian menyimpan kantung kresek itu diatas meja.
"Hai." sapa Christy tersenyum tipis.
Mata Christy menatap Zee yang kini telah mendudukan bokongnya pada sofa panjang dekat jendela. Gadis itu terdiam mengamati Zee.
Zee menghela nafas panjang. Ia bersandar, lalu memejamkan matanya. Mengistirahatkan tubuhnya yang sudah lelah. Kegiatan dan aktivitas dikampusnya hari ini, cukup menguras tenaganya.
Christy yang ingin bertanya, mengurungkan niatnya ketika melihat Zee yang sudah benar-benar merapatkan matanya.
Diruangan sepi ini, Christy dapat mendengar dengkuran halus dari Zee. Begitu cepat sahabatnya itu terlelap.
Namun, posisi tidur Zee terlihat sangat tidak nyaman. Christy pun menurunkan kakinya, lalu beranjak dari ranjang. Ia berjalan menghampiri Zee seraya menyeret tiang infus disampingnya.
Christy duduk disudut kiri sofa disamping Zee. Ia meletakan tiang infus itu, tepat disamping kakinya.
Gadis itu, mengusap pelan pundak Zee. "Zee? Hei." seru Christy begitu lembut. Ia mencoba membangunkan sahabatnya.
Zee tersentak oleh pergerakan itu. Ia menyipitkan matanya, mencoba menerima kembali cahaya yang masuk kedalam netranya.
"Christy? Kamu ngapain disini?" tanya Zee dengan suaranya yang sedikit serak. Ia menyadari keberadaan Christy disamping kirinya.
"Baru selesai ngampusnya?" tanya Christy basa-basi.
"Iya. Cape banget. Hari ini banyak presentasinya." adu Zee mengeluarkan keluh kesahnya kepada Christy. Gadis itu masih menyandarkan tubuhnya disofa.
"Zee? Tidur, sini." titah Christy saat melihat Zee yang hendak terlelap kembali. Gadis itu menepuk-nepukan pahanya.
Zee mengerti. Karena, tidak sanggup menahan kantuknya lagi. Ia pun menuruti permintaan Christy tersebut. Kini, kepalanya sudah berada diatas pangkuan Christy.
Christy mengusap lembut kepala Zee yang membelakanginya. Tak lama, tiba-tiba Zee memutar balikan tubuhnya, lalu mengganti posisinya agar wajahnya menghadap ke perut Christy. Gadis itu masih menutup matanya.
Tangan kanan Christy, kembali membelai kepala Zee. Sampai tiba-tiba, Zee meraih tangannya dan menyimpannya dileher Zee. Ternyata, sahabatnya ini belum tidur.
"Zee?" bisik Christy memastikan.
"Jangan pindahin tangan kamu. Aku pengen kayak gini dulu." gumam Zee dengan mata tertutupnya.
Christy tersenyum. Ia gemas melihat apa yang dilakukan sahabatnya saat ini.
Zee tertidur seraya memeluk tangan Christy yang berada dilehernya.
Christy membelai lembut pipi Zee dengan ibu jarinya yang berada disana. Ia tersenyum kagum melihat keindahan wajah Zee saat tertidur.
Walaupun sahabatnya ini tengah terlelap, tapi wajahnya masih terlihat sangat cantik. Christy mengamati dan memandangi setiap detail wajah Zee.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Only Mine [END]
Fanfiction21++ (DEWASA) !!! WARNING !!! Dilarang keras bagi remaja dibawah umur!! Kawasan 21+ HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN! Bagi yang HOMOPHOBIA dilarang keras membaca cerita ini. Semua yang ada didalam cerita ini, hanya kehaluan author saja. Jangan dibaw...