ENJOY, GUYS..
LANJUT
Arman membawa Zee keparkiran kampus. Meminta langsung penjelasan yang sebenarnya kepada Zee. Zee tak menolaknya. Gadis itu, langsung menceritakan semua kebenarannya kepada Arman. Ia juga memperlihatkan percakapannya dengan Aldo diroomchat ponselnya.
Kini, Arman sudah tau apa kebenaran dari masalah Zee saat ini. Gadis dihadapannya terlihat bingung dan kesal.
"Brengsek emang, tuh orang!!" umpat Zee kesal.
Kemudian, gadis itu ikut duduk disamping Arman. "Man? Sekarang, gue harus gimana? Kalo, ada dosen yang tau, tamat riwayat gue." lanjut Zee mengadu. Gadis itu sangat kebingungan saat ini.
"Lo tenang aja. Ini bukan salah lo, kok. Kita pasti dapat jalan keluarnya." tutur Arman seraya mengusap lembut pundak Zee.
"Ckk.. Tuh orang kalo ketemu, abis lo!!" pekik Zee penuh dendam dan amarah.
•••
Zee dan Arman terus melangkah menuju kelas. Namun, belum sampai dipintu kelas, seorang Mahasiswa memanggilnya.
"Zee?" panggil orang itu yang langsung menghampiri Zee dan Arman.
"Lo disuruh ke ruangan pak Anton, sekarang." seru Mahasiswa itu lagi.
Zee menoleh menatap Arman. Apa yang ditakutkannya terjadi saat ini.
"Oke. Thanks, ya." bukan Zee yang membalas, tapi Arman.
Mahasiswa tadi pun kembali berlalu meninggalkan Zee dan Arman.
Arman menatap Zee yang terlihat khawatir, takut dan bingung.
"Gapapa. Gue temenin." ungkap Arman mencoba menenangkan kawannya itu.
Zee tersenyum hambar membalas perlataan Arman tersebut. Keduanya pun memutuskan untuk pergi ke ruangan dosen bernama Anton.
•••
"Kamu tau, alasan saya manggil kamu kesini?" tanya seorang pria saat Zee dan Arman sudah berada dihadapannya.
Dia Anton. Salah satu dosen yang sangat menjunjung tinggi kesopanan, perilaku dan kedisiplinan.
Zee tidak menjawab. Gadis itu, menundukan pandangannya. Tak berani menatap sang dosen.
Arman menatap Zee yang masih tak bersuara. Seketika, tangan kanan Arman menggenggam tangan Zee. Mencoba menenangkan gadis disampingnya itu.
"Azizi Asadel? Bisa tolong jelaskan foto ini?" pinta sang dosen, yang kemudian mengulurkan sebuah ponsel yang menyala dan memperlihatkan foto Zee yang tengah dicium oleh Aldo diatas mejanya.
Zee menatap sekilas ponsel tersebut. Ada rasa dendam ketika melihat wajah lelaki brengsek itu. Disisi lain, Zee bingung harus menjelaskannya mulai dari mana.
Arman mempererat genggamannya. "Zee? Jelasin aja semuanya. Gapapa." bisik Arman menguatkan Zee.
Zee menatap sekilas mata Arman. Gadis itu menarik nafasnya dalam. Mengumpulkan semua keberaniannya untuk bisa berbicara dan menjelaskan semuanya kepada sang dosen.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Only Mine [END]
Fanfic21++ (DEWASA) !!! WARNING !!! Dilarang keras bagi remaja dibawah umur!! Kawasan 21+ HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN! Bagi yang HOMOPHOBIA dilarang keras membaca cerita ini. Semua yang ada didalam cerita ini, hanya kehaluan author saja. Jangan dibaw...