ENJOY, GUYS..
Seperti hari biasanya, kini Arman tengah berjalan menyusuri koridor setiap kelas. Ia tau, bahwa kekasihnya sebentar lagi akan keluar dari kelasnya. Maka dari itu, Arman memutuskan untuk menunggu didepan kelas sang kekasih.
Ini sudah menjadi rutinitas setiap harinya bagi Arman. Lelaki itu akan menjemput, lalu mengantarkan kekasihnya pulang-pergi ke kampus.
Tak lama, seorang dosen keluar dari kelas tersebut. Disusul oleh mahasiswa-mahasiswi dibelakangnya. Pandangan mata Arman mulai mencari sosok gadisnya itu.
"Hai." sapa Arman yang berhasil menghadang langkah Indira.
Gadis dihadapannya hanya menatap sekilas. Lalu, berlalu begitu saja. Dengan cepat, Arman meraih tangan gadisnya itu.
"Hei? Kok aku ditinggal?" tanya Arman kala itu.
Indira masih tak menyahuti perkataan Arman. Gadis itu, membuang pandangannya kesembarang arah.
Sebelah alis Arman terangkat. Bingung dengan respon yang Indira berikan saat ini. Lelaki itu menatap wajah Indira lekat. Ia menyadari sesuatu.
"Kamu abis nangis?" tanya Arman kemudian. Ia menyadari kedua mata Indira sedikit sembab dan memerah.
"Nggak." jawab Indira singkat, tanpa menatap kearah Arman sedikit pun.
"Terus, mata kamu kenapa merah?" tanya Arman yang mulai khawatir.
"Bukan urusan kamu. Udahlah. Aku cape. Aku mau pulang." balas Indira yang kemudian berlalu begitu saja. Meninggalkan Arman yang kebingungan.
Arman segera berlari menyusul langkah Indira yang sudah jauh. Keduanya pun pergi menuju mobil Arman.
Disepanjang perjalanan pulang, Indira tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Membuat Arman bingung dan sedikit gelisah. Ada apa dengan gadisnya ini.
Indira kenapa sih? Gak biasanya dia diemin gue kayak gini. batin Arman bermonolog.
"Indira?" panggil Arman lembut ditengah fokusnya mengemudi. Sesekali ia menoleh kearah Indira.
Namun, Indira tak menyahuti panggilan Arman tersebut. Gadis itu masih terdiam membuang pandangannya keluar jendela.
Arman semakin dibuat bingung dan gelisah. Kenapa kekasihnya ini tiba-tiba tidak mempedulikannya. Tidak mengajaknya berbicara. Bahkan, gadis itu tidak menole kearahnya sedikit pun.
Arman menurunkan tangan kirinya dan langsung meraih tangan Indira. Menggenggam tangan gadisnya dengan lembut.
"Sayang? Hei? Kamu kenapa?" tanya Arman lembut. Matanya menoleh ke arah Indira sesaat. Lalu, kembali fokus pada jalanan didepannya.
"Gapapa." jawab Indira singkat. Gadis itu benar-benar tak mengalihkan pandangannya sedikit pun.
Arman menghela nafasnya panjang. Ia tau, jika perempuan sudah menjawab dengan kata 'gapapa', maka itu berarti sebaliknya. Sesuatu pasti telah terjadi kepada gadisnya ini. Bahkan, Arman tidak merasakan balasan genggaman dari tangan Indira.
Setelah sampai didepan rumah Indira, gadis itu langsung saja keluar dari mobil. Tak menghiraukan panggilan kekasihnya.
Arman berlari mengejar Indira yang hendak masuk kedalam rumahnya.
"Dira? Tunggu!" seru Arman yang berhasil meraih tangan Indira dan menghentikan langkah gadis itu.
"Kenapa lagi?" tanya Indira malas.
"Kamu belum jawab pertanyaan aku. Kamu kenapa? Dari tadi kamu nyuekin aku. Gak biasanya kamu kayak gini." ungkap Arman terus terang. Ia sangat ingin mendapatkan jawaban dari Indira.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Only Mine [END]
Fanfiction21++ (DEWASA) !!! WARNING !!! Dilarang keras bagi remaja dibawah umur!! Kawasan 21+ HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN! Bagi yang HOMOPHOBIA dilarang keras membaca cerita ini. Semua yang ada didalam cerita ini, hanya kehaluan author saja. Jangan dibaw...