Part 22 🔞 |21++|

6.2K 83 2
                                    

Sorry, ya. Dibuat ngegantung sama cerita sebelumnya.


































Ya udah, yuk.









































Lanjut bacanya.

































ENJOY, GUYS..



































"Aku sayang kamu, Reva Fidela." ungkap Marsha yang kemudian menyerang bibir Adel dan melumatnya lembut.

Adel membulatkan bola matanya. Gadis itu terkejut dengan perlakuan Marsha saat ini. Ia masih terdiam tidak membalas ciuman Marsha sedikit pun. Ia tak menyangka bahwa Marsha akan mengatakan hal itu.

Beberapa saat kemudian, Marsha melepaskan ciumannya. Gadis itu, berhenti karena menyadari Adel yang tak kunjung membalas ciumannya. Wajahnya ia benamkan diceruk leher Adel. Tubuhnya masih menggeliat tak beraturan.

Tak dapat dipungkiri. Sebenarnya, Adel sendiri pun tak bisa menolak Marsha. Sudah sedari dulu ia menyimpan perasaan lebih terhadap temannya yang satu ini.

Perlahan, Adel membawa wajah Marsha kedepan wajahnya. Ditatapnya wajah merah Marsha yang membuatnya ikut panas.

"Aku juga sayang kamu, Marsha."

Ada jeda dengan kalimat selanjutnya.

"Izinin aku." ungkap Adel yang langsung mendapat anggukan dan senyuman dari Marsha.

Kemudian, Adel langsung mencium dan melumat bibir Marsha lembut. Marsha menerima ciuman itu dengan baik. Jemari Adel mengusap lembut pipinya. Tangan Adel yang satunya, mulai merayap memasuki baju Marsha.

"Emmhh.."

Desah Marsha tertahan, saat tangan Adel meremas lembut salah satu payudara miliknya yang masih terhalang oleh bra. Marsha menegangkan tubuhnya. Gadis itu sedikit menggeliat.

"Tenang, Sha." bisik Adel dengan lembut menatap Marsha.

Adel kembali menyerang bibir Marsha. Melumatnya dengan lembut.

Agar memudahkan aksinya, Adel kembali mengeluarkan tangannya. Lalu, satu persatu kancing kemeja Marsha ia buka, tanpa sedikitpun melepas pangutan mereka.

Marsha tidak menolak atau pun memberontak dengan apa yang Adel lakukan saat ini.

Adel berhasil melucuti kemeja dan bra yang Marsha kenakan. Kini, tubuh telanjang gadis itu terpampang sangat jelas.

Adel mulai menciumi leher Marsha dengan amat lembut. Tidak berniat meninggalkan tanda disana. Itu menggelitiki gadis dihadapannya.

Perlahan, Adel menuntun Marsha untuk berbaring disofa. Tangannya dengan sigap memindahkan bantalan sofa untuk kepala Marsha.

Dengan kedua tangannya, Adel menahan tubuhnya agar tidak menindih gadis yang berada dibawahnya. Wajah terangsang Marsha, semakin membuat hormonnya naik.

Adel kembali menyambar bibir Marsha dan melumatnya. Kali ini, lidahnya ikut bermain. Lidahnya, disambut baik oleh lidah Marsha.

Marsha melingkarkan kedua tangannya dileher Adel. Menekan kepala gadis itu, agar memperdalam ciumannya.

The Only Mine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang