Part 16 🔞 |21++|

8.9K 106 3
                                    

BUKAN AREA BOCIL DIBAWAH UMUR.
ADEGAN DEWASA. HARAP DI SKIP BUAT LO YANG MASIH BOCIL.








































BUAT BOCIL, JANGAN COBA-COBA BUAT BACA.

































KHUSUS DEWASA

























SKIP
















































LANJUT










































ENJOY, GUYS..













































Mobil Rush hitam itu, kini sudah terparkir diparkiran basemen sebuah gedung apartemen bertingkat. Sepasang muda-mudi turun dari mobil tersebut. Mereka adalah Chika dan Aran.

Selepas makan siang tadi, keduanya memutuskan untuk pergi ke kamar apartemen Aran. Tempat Aran tinggal.

Keduanya berjalan memasuki lift untuk sampai ke lantai tujuan mereka. Sepanjang kaki mereka melangkah, Aran tak melepas genggamannya sama sekali. Lelaki itu, sudah tak sabar untuk segera sampai dikamar apartemennya.

Aran mempersilahkan Chika untuk masuk terlebih dulu, setelah ia membuka pintu kamar apartemennya. Chika mengikuti arahan Aran. Gadis itu sendiri, masih memperhatikan Aran yang sudah menutup pintu itu.

Sampai tiba-tiba, Aran langsung menghampiri Chika dan langsung mencium bibir gadisnya itu. Tas yang Chika genggam, ia letakkan sembarangan dilantai. Lalu, kedua tangannya terangkat dan melingkar dileher Aran. Dan mulai membalas ciuman yang Aran berikan.

Tangan Aran, ia simpan dibokong Chika. Sambil sesekali meremasnya. Dan membuat Chika sesekali melenguh karena perbuatannya itu.

Keduanya saling melumat satu sama lain. Lidah mereka ikut bermain. Memperdalam ciuman. Menikmati setiap lumatan dan hisapan dari keduanya.

Perlahan, mereka menghentikan ciuman tanpa melepas pelukan keduanya. Dua insan itu saling menatap satu sama lain.

"Aku suka bibir kamu." ungkap Aran kala itu.

"Bibir kamu juga." balas Chika kemudian.

Aran tersenyum. Untuk beberapa saat, mereka mempertahankan posisi saat ini. Saling menatap penuh cinta dan gairah.

"Ran? Kamu tau gak?" tanya Chika masih dengan senyumnya.

"Apa?" Aran ingin tau.

"Sebenernya, tadi tuh aku ga beneran laper." tutur Chika mengungkapkan.

"Terus?" Aran bingung.

Chika tersenyum. Kemudian, perlahan melepas pelukan Aran dan melangkah pelan membelakangi lelaki itu.

Seketika, Chika kembali menoleh. "Aku cuma mau ngerjain kamu doang." jujur Chika tertawa.

"Oh.. Jadi, kamu ngerjain aku nih, ceritanya." balas Aran geleng-geleng kepala.

The Only Mine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang