CHAPTER 9 (1/2)

3.4K 340 13
                                    

NEW DESTINY - CHAPTER 9 (1/2) 

.... 

Joseon, 1365

Seorang pria paruh baya dengan kumis tebalnya tengah menyesap pelan teh panasnya. Sesekali tangan kanannya terulur naik ke pelipisnya, lalu mengurutnya pelan saat merasakan denyutan-denyutan di kepalanya.

"Astaga! Bagaimana aku bisa membuktikan kalau gadis yang ada di kediaman Putri Mahkota sekarang ini bukanlah Putri Mahkota yang sebenarnya?" gerutu pria tersebut.

Menteri Park Haejun, lagi-lagi Ia menyesap tehnya pelan lalu mengurut pelipisnya lagi.

"Ibu Suri pun tidak bisa diandalkan. Dia sudah terlalu tua untuk bisa memikirkan ide-ide cemerlang yang bisa mengeluarkan gadis itu dari istana. Jika gadis itu tidak juga keluar dari istana, Uri Jiyeon tidak akan bisa menjadi Putri Mahkota. Jiyeon harus menjadi ratu–"

"Ahbeoji..."

Park Haejun memalingkan pandangannya ke pintu saat mendengar suara seorang gadis yang memanggilnya. Kedua sudut bibirnya terangkat mengukir seutas senyum saat melihat putri semata wayangnya kini berjalan menghampirinya.

"Aigoo.. uri Jiyeon, ada apa? Kenapa malam-malam begini kau menemui Ahbeoji, hem?" tanya Haejun.

Terlihat sekali raut keraguan di wajah Jiyeon saat ingin mengatakan sesuatu pada ayahnya. Namun dengan tekad yang bulat, akhirnya Jiyeon membuka suaranya, mengatakan sebuah keinginannya pada ayahnya.

"Ahbeoji, bisa kau hentikan semua ini? Aku tidak ingin menjadi putri mahkota. Aku tidak ingin menjadi istri dari putra mahkota. Aku tidak ingin menjadi ratu, Ahbeoji," kata Jiyeon pada ayahnya yang tentu saja membuat pria itu terbelalak tak percaya.

"Jiyeon-ah, ini semua untukmu. Kau akan memiliki kekuasaan yang besar kalau kau berhasil menjadi ibu negara ini. Belum lagi anak dan cucumu akan menjadi pemimpin negeri ini selanjutnya jika kau mau menikah dengan putra mahkota," balas Haejun.

Jiyeon tertunduk. Sejujurnya Ia tidak berani membantah ayahnya. Tapi Ia benar-benar tidak menginginkan hal ini.

"Apa karena kau terlalu lelah menunggu? Apa karena kau ingin cepat menikah?" tanya Haejun.

"Aku... ya, aku ingin menikah. Tapi bukan dengan Putra Mahkota," jawab Jiyeon. Haejun menatap putrinya penuh tanya. Jika bukan dengan putra mahkota, lalu dengan siapa putrinya itu ingin menikah?

"Siapa? Katakan pada Ahbeoji!"

Jiyeon menggigit bibir bawahnya. "Apa Ahbeoji akan memarahiku jika aku memberitahumu?"

"Tentu saja tidak. Aku tidak mungkin memarahi putri kesayanganku. Katakan pada ayah. Ayah akan membantu mewujudkan keinginanmu jika seseorang itu sesuai dengan yang ayah inginkan."

"Tapi.. aku tidak yakin dia sesuai. Dia... pengawal pribadi Putra Mahkota, Ahbeoji. Kim Myungsoo."

Haejun terdiam. Keningnya berkerut, mencoba mengingat-ingat yang mana pemuda bernama Kim Myungsoo itu. Kedua sudut bibirnya terangkat saat mengingat pemuda bernama Kim Myungsoo. Bukan, bukan sebagai pengawal Putra Mahkota. Tapi sebagai putra satu-satunya dari keluarga Kim, cucu dari mantan perdana menteri kerajaan yang menjabat pada masa pemerintahan raja terdahulu dan juga merupakan klan yang berpengaruh besar dalam negeri ini. Ah, dan jangan lupakan kenyataan kalau pemuda itu adalah sahabat Putra Mahkota.

"Kim Myungsoo...," gumam Haejun.

Jiyeon melirik ayahnya. Ia takut ayahnya tak menyukai pilihannya. Namun seketika raut wajahnya berubah saat mendengar perkataan ayahnya. Bahkan bibirnya pun tak luput untuk menyunggingkan seulas senyum bahagia.

✅ New Destiny |Myungsoo x SuzyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang